Di meja makan Hana melihat orang tuanya makan sambil suap-suapan, please Hana juga mau tapi sama siapa?
"Please deh, jangan mengumbar ke uwu-uwuan kalian, nanti di laknat sama malaikat, mengumbar ke uwu-uwuan di depan jomblo"
"Makanya cari pacar Hana, sini mas di bibir kamu ada nasi" ledek Wina, bundanya memang tak punya akhlak.
Hana memutar bola matanya dengan malas, "Hana mau cari sugar Daddy ajalah, biar di manjain sama duitnya juga"
"Kamu mau jadi pelakor?" Tuduh Wina dan menunjuk-menujuk garpu di muka Hana. "Istighfar kamu Hana, anak satu ini emang harus di Rukiyah" sambung Wina.
"Di kira Hana kesurupan kali, di Rukiyah segala" beo Hana tak terima.
"Lagian kamu sembarangan aja kalo ngomong, nyari sugar Daddy Daddy segala? Mendingan cari perjaka aja, udah jelas dia singel"
"Yah,, enak aja kalo sama Sugar Daddy berpengalaman"lontar Hana menurun-naikan alisnya
"Berpengalaman? Istighfar kamu Hana, apanya berpengalaman?" Geram Wina,anak satu ini memang membuat dirinya naik darah.
"Yah... Yah... Berpengalaman soal apa aja" jawab Hana gugup. Benerkan yang gue omong.
"Lagian mana ada Sugar Daddy mau sama kamu" sahut ayahnya.
"Kenapa emangnya, Hana cantik yah, Hana juga jago goyang" protes Hana.
Wina melotot dan Bagas pun kesel ludahnya sendiri. Apa yang di lontarkan Hana.
"Eh.. maksud Hana goyang t****k, yah goyang t****k. t****k kan lagi ngetren-trennnya yah, Bun di dunia Maya" Hana meringis pelan, gue sebenernya didikan siapa sih, asal ceplos Mulu.
"Awas kamu goyang- goyang yang lain, bunda ceburin kamu ke neraka j*****m" peringatan Wina. Mode serius ini batin Hana.
"Iyah bund, tapi kalo skip- skip bentar nga papa"
Wina berdecak" yah kagak boleh, sebelum nikah"
"Udah-udah ayah udah selesai makanya ni" Bagas merelai pertengkaran anak sama bundanya.
"Nga, sopan di meja makan ribut-ribut" lanjut Bagas tegas.
***
Hana menuruni tangga,di apartemen mewah nya ini, mempunyai tangga, apartemen ia berlantai dua .
Hana melihat ayahnya yang sibuk baca koran.
"Ayah,,, bunda mana?" Tanya hana, ia duduk di samping pak kusir yang sedang bekerja, mengendarai kuda supaya baik jalannya. Heuy garing.
Hana duduk di samping ayahnya.
Bagas menghalikan perhatiannya, ia lalu menengok ke arah dapur "lagi bikin kopi" ujarnya.
"Ayah..." Panggil Hana
"Hm.. kenapa?" Bagas menengok ke anaknya, menaikan alisnya, bertanda bingung. Kagak biasanya ini bocah manggil doang.
"Nga jadi deh" ujar Hana dan mengeleng kepalanya.
"Kenapa kamu" ucap Wina tiba-tiba di belakang Hana.
"Biasa aja kali, kaya ngeliat setan aja" Wina menghampiri suaminya dan menaruh kopi yang di minta oleh suaminya ini.
"Lagian bunda tiba-tiba nimbrung aja, Hana kan orangnya kagetan"
"Lebay" cibir Wina. Wina mengandeng tangan suaminya dan meletakan kepalanya di bahu suaminya.
Ini nih kenapa Hana nga mau serumah lagi sama orang tuanya, kemana-mana mesra Mulu, kan Hana sebagai manusia jomblo jadi iri, mau juga manja-manja sama buaya jantan.
"Tuhan tolong semoga jodohku jaehyun, jika bukan jaehyun, Cha Eun Wo pun kagak papa, saya ikhlas ridoh lahir dan batin" doa Hana dramatis.
"Yang nga ikhlas itu Tuhannya, yang ada sih jaehyun sama Cha Eun Wo, kena sial Mulu jodohnya Luh" ejek Wina
"Bunda emang nga mau punya mantu kaya jaehyun sama Cha Eun Wo?" Tanya Hana
"Yah maulah, mau banget lagi biar bisa selingkuh" jawab Wina girang.
"Sayang, kamu udah punya buntut, masih gantengan mas kemana-mana" ketus Bagas.
"Yahialah mas.. kalo mas nga ganteng mana mau, bunda mau sama ayah"ujar Wina memeluk Bagas dari samping. Wina melihat Hana beradu sengit " sonoh kemana kek, kemana, kamu di rumah aja kaya keset dapur" ujar Wina dengan sengit kepada Hana.
Hana berdecak "Hana mau minta duit, sama ayah"
"Hey,,, sama bunda kan tadi udah di kasih" ucap Wina
"Kan sama ayah belom, bund" cengir Hana
"Jangan kasih mas, dia tadi udah aku kasih satu juta" ucap Wina mengopori suami nya, supaya suaminya tidak memberi uang lagi kepada Hana.
"Ihh... Bohong ayah, bunda cuma ngasih lima ratus ribu," Hana mengercut bibirnya, ia tak terima yang di katakan bundanya, bundanya ini playing victim.
Wina sibuk mencium pipi suaminya, dengan ini ia akan berhasil melabui suaminya, si Hana harus di bales gara-gara dia mas Bagas tadi marah.
"Maaf sayang, uang ayah nga ada cash" tutur Bagas menyesal, ia memang benar tidak mempunyai uang chas
"Tau ah,, Hana pergi aja dari sini" Hana berdri menghentak kakinya seperti anak kecil.
"Iyah sekalian, pergi ke planet mars" teriak Wina dan terkekeh pelan. Melihat anaknya yang kesal
"Kamu itu, sama anak gitu banget" ucap Bagas mengacak rambut istrinya dan mengecup pelan pucuk kepala
"Habis lucu, liat Hana kesel mas, kaya kamu kalo lagi kesel" jawab Wina
Bagas berdiri "ayok" ajak Bagas mengulur tangannya kepada Wina, Wina pun membalas.
"Kemana?" Tanya Wina penasaran.
"Buat adik untuk Hana" goda Bagas dan mengangkat Wina, Wina pekik ia kaget yang di lakukan Bagas.
"Mas turunin, nanti badan kamu encok baru tahu rasa" celetuk Wina dan mengalungkan tangannya di leher Bagas.
"Nanti kamu yang di atas yah" Bagas mengedipkan matanya, dan berjalan menuju kamar yang di tempati olehnya dan istri nya.
"Nga mau, ini masih sore"
"Mas nga peduli" kekeh Bagas dan menutup pintu kamarnya dengan kakinya.
Ia lalu membanting istrinya di kasur yang empuk, dan menindihnya menaruh kepalanya di leher Wina, berkata" cinta istri banyak-banyak" langsung mencium bibir Wina yang menggoda sedari tadi.
Dan terjadi pergulatan panas antar Bagas dan Wina di sore hari.