Long Distance Relatiionship

1245 Kata
Selesai kerja, Nessa dan Giov pulang ke "rumah baru" mereka. Sebelumnya mampir di supermarket untuk belanja keperluan mereka sehari hari. Selama perjalanan Giov lebih banyak diam. Nessa merasa sangat bersalah karena sikapnya tadi yang seperti tidak "mengakui" Giov sebagai orang terpenting dalam hidup Nessa. Sampai di rumah mereka membereskan barang yang dibeli. "Sayang, kamu mandi duluan sana.. sementara aku masak buat makan malam kita" kata Nessa sambil memeluk Giov dari belakang. Tubuh Giov terasa menegang sesaat, meragu dalam diam, tapi kemudian rasa sayang mengalahkan egonya. Giov berbalik, dan balas memeluk Nessa dengan erat, menyesap harum di rambut perempuan yang dicintanya tersebut. "Hmmm, mandi bareng yuk. No. Tidak ada penolakan kali ini!" ucap Giov tegas ketika dilihatnya Nessa mau protes. Nessa hanya bisa pasrah dengan wajah memerah karena jengah. Giov mendorong Nessa masuk ke kamar mandi dan menutup pintu. Kemudian Giov mengisi bathtub dengan air hangat, dan kembali menghadap Nessa yang diam saja melihat aktivitas Giov. Giov membuka kemeja dan celana jeansnya, hingga tersisa underwear. Hmmm, Nessa sangat mengagumi tubuh Giov yang sekarang, sudah terbentuk sempurna, sangat indah. 7 tahun lalu belum seperti sekarang. Mata sipitnya menatap Nessa, menginginkan Nessa. Giov membuka pakaian yang dikenakan Nessa, menikmati tubuh polos Nessa dengan matanya, dengan sentuhan lembutnya. Nessa memejamkan matanya menikmati perlakuan Giov. Perlahan Giov mendaratkan ciuman di bibir lembut Nessa dan terus saling mendamba keduanya lagi lagi tenggelam dalam cinta yang tak berujung. Setelah keduanya sama sama mereguk kepuasan, keduanya lalu mandi bersama. Setelah berpakaian, keduanya masuk dapur dan memasak bersama. Nessa baru tahu kalau Giov ternyata sangat pintar memasak. Tak lama, mereka sudah selesai memasak. Bau harum masakan menambah rasa lapar keduanya. "Hmm, delicioso...., let's eat" ajak Giov. Perfect dinner untuk keduanya. Makanan yang sesuai selera, dimakan dengan cinta, bersama orang tercinta...! Keduanya menghabiskan malam itu berdua saja. Rumah itu jadi saksi kehangatan cinta mereka. Mereka bercinta berkali kali, berpindah pindah hampir di setiap sudut rumah, sampai Nessa merasa tak kuat lagi dan tertidur dalam pelukan Giov. *** Nessa terbangun pagi itu dengan perasaan bahagia. "Pertempuran"nya dengan Giov semalam terbawa sampai di mimpi, di mana mereka melakukannya lagi dan lagi. Nessa tersenyum malu mengingat kegilaan mereka. Dia menggeliat malas dan merasa semua badannya sakit dan lemas. Mungkin karena permintaan Giov yang menyuruhnya melakukan pose yang aneh-aneh dan sukar menurut Nessa. Tapi sukaa kan? batin Nessa pada diri sendiri sambil tertawa. Suara tawanya lolos keluar mengeluarkan bunyi merdu di telinga Giov yang masih tidur di sampingnya. Giov pun terusik, tapi tanpa membuka matanya dia malah mengeratkan pelukannya. "Wake up honey..... katanya mau anterin aku ke kampung. pengen ketemu Ziano gak?" kata Nessa mengingatkan. Giov membuka matanya dan menatap Nessa. "Sekali aja pliss.... Nanti kita tak bisa melakukannya lagi sayang... Ntar malam aku keburu pulang..." Giov menuntut kembali dipuaskan pagi itu. Di ciumnya Nessa dengan intens dan kemudian Nessa ikutan membalas ciuman Giov tak kalah panas. Again, mereka mengukir memori indah yang mereka buat supaya mereka selalu saling merindukan saat nanti terpisah oleh jarak alias LDR *** Siang itu Giov menghentikan mobilnya di depan lorong, Nessa turun dengan cepat dan mobil langsung melaju kembali. Sesuai permintaan Nessa, 1 jam lagi Nessa akan membawa Ziano. Giov akan menunggu mereka di jalan besar. Bergegas Nessa berjalan masuk lorong menuju rumahnya sambil memikirkan alasan yang tepat supaya bisa membawa Ziano ikut bersamanya. "Mamaaaa....." teriak Ziano saat melihat mamanya masuk. Ziano langsung menjemput mamanya dengan ciuman rindu. "Mama kok sekarang sering banget ninggalin Ziano sih? Ziano kangen mama.... Bosan main sama opa mulu... Ziano ga punya teman, Mama mending kasih Ziano adik biar Ziano bisa main bareng adik.. ya maa?" ucap Ziano polos. Nessa terkejut dengan perkataan Ziano yang menyudutkannya. Entah dia mendapat ide dari mana tentang meminta diberi adik untuknya. "Ya udah, nak... Kalau begitu Ziano ikut mama ke kota aja. Entar mama temenin Ziano main di mall. Mau gak?" bujuk Nessa. "Yesss mau mauuu! Sekarang ya, maa?" dengan mata berbinar Ziano menatap ibunya. "Iyaa sekarang sayaang.... cepetan sana minta ijin oma opa" ujar Nessa sambil masuk ke kamar Ziano mengambil baju dan perlengkapan buat anaknya itu. Setelah itu Nessa bergegas mencari orang tuanya yang rupanya sedang di halaman belakang. Di situ ada peternakan ayam yang walaupun tidak banyak, bisa menjadi pekerjaan sampingan, pengisi waktu luang buat orang tuanya. "Hallo ma, paa.... Nessa datang mau menjemput Ziano yaa.. Mau Nessa bawa bareng Nessa di kota. Kasian dia sering saya tinggal." Nessa berkata hati hati ke orang tuanya. "Loh... nanti kerjaan kamu bagaimana?" Kalian tinggal di mana? Kamu datang bareng Piere? Kok suami kamu itu gak kelihatan?" tanpa jeda ibunya memberikan pertanyaan beruntun membuat Nessa bingung menjawab mulai dari mana. "Gak papa kok maa, Nessa bisa membawa Ziano ikut ke toko. Piere gak datang. Nessa lagi marah sama dia. Ga usah bicarain dia deh maa... Malas dengernya. Nessa bisa cari duit sendiri. Nessa pamit dulu yaa..." Nessa lalu memanggil Ziano untuk pamit ke oma opanya. Lalu Nessa menenteng tas Ziano dan pergi membawa Ziano sebelum pertanyaan orang tuanya lebih banyak lagi. Berjalan keluar lorong Nessa menelpon Giov. "Di mana. Aku dan Ziano sudah mau nyampe di jalan besar nih..." "Okee..." dengan exicted Giov menunggu Nessa dan puteranya. Akhirnya dia bisa melihat Ziano secara langsung. Akhirnya waktu ini tiba juga.. Saat Nessa menggandeng Ziano untuk nyebrang jalan menuju mobil Giov, di kejauhan Nessa sempat melihat mobil Piere parkir di warung. Warung itu terkenal karena menjual alkohol yang berkadar tinggi, alkohol khas daerah ini. Nessa menjadi pucat, segera membuka pintu belakang mobil Giov dan mendorong Ziano masuk dan langsung menutup pintu belakang. Nessa kemudian buru buru naik di depan dan langsung menyuruh Giov "Cepat jalan. Ayo....." melihat sikap gugup Nessa, Giov pun langsung tancap gas. "Ada apa sih?" Nessa berulang kali melihat ke belakang, memastikan tidak ada yang membuntuti mereka. Setelah 10 menit tidak ada tanda tanda mencurigakan, barulah Nessa bernapas lega. Sebenarnya Giov ingin sekali menyapa Ziano, tapi tertunda karena sikap Nessa tadi. "Hmmm, maaf. Tadi sempat panik karena aku melihat mobil Piere. Kirain dia ga akan berani lagi untuk datang. Dasar ga tau malu tuh orang!" umpat Nessa kesal. "Sudahlah sayang.... Lebih baik kamu kenalin aku sama bocah gantengmu itu. Halo boy.... apa kabar? Kok diam aja, nak?" sapa Giov lembut sambil menatap Ziano lewat kaca spion mobil. Seolah baru sadar, Nessa berbalik menatap Ziano dan berkata "Nak, say hello dulu. Ini namanya Om Giov" "Hello Oom Giov, aku Ziano anak mama. Kalo om itu siapanya mama sih? kok panggil mama sayang? Om sayang ya sama mama?" tembak Ziano telak. "Hehe iya sayang... Om juga panggil Ziano dengan sebutan sayang. Karena om sayaaang banget sama mama Nessa dan Ziano" jawab Giov lembut. "Gitu yah... Kalau om sayang sama Ziano, kenapa om ngga jadi papanya Ziano aja? Eh jangan papa. Papi aja. Soalnya Ziano ga mau papa Piere jahat, sampe bakar pipi Ziano pake rokok!" jelas Ziano kecil tentang perasaannya, dan sukses membuat kedua orang tuanya bengong. Tidak menyangka kalimat itu keluar dari mulut bocah kecil Ziano. Perasaan bahagia memenuhi hati Giov. Anaknya, darah dagingnya memanggilnya papi... Terima kasih Tuhan. Mata Giov mendadak basah, dia lalu dengan cepat menyekanya. "Oke deh Ziano sayang. Mulai sekarang Ziano panggil aku papi yaa... deal?" Giov kembali melihat ke arah kaca, di sana Ziano mengangguk senang. Sesuatu yang baru kali ini terjadi untuk seorang Ziano. Biasanya dia tidak pernah mau bicara dengan orang asing atau yang baru dikenalnya. Nessa termangu. Mungkin ini yang namanya ikatan batin, hubungan darah itu tak bisa di dustai. Ketiganya kemudian terlibat percakapan seru selama perjalanan. We are the real family. Happy family
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN