Merantau

292 Kata
Bandara Soekarno-hatta, tempat pertama yang aku datangi di pulau Jawa. Pertama sekali pergi jauh dari orang tua. Dulunya aku tidak pernah bisa jauh dari orang tua namun, kali ini aku harus berani keluar dari zona nyaman ku. Aku harus berani melangkah dan bekerja keras agar aku dapat membantu orang tua ku. Kali ini aku bertekat bahwa kebahagiaan orang tua ku adalah hal yang paling utama yang harus ku lakukan. Anak kos, ternyata kata itu bisa tersebut juga untukku. Pertama kali menjadi anak kos dan tinggal sendiri di perantauan. Tanpa keluarga namun aku bersama dengan teman-teman ku ketika kuliah dulu. Awalnya aku tidak berani tinggal sendiri, karena dulunya ketika kuliah saya tinggal berasrama. Tapi ini lebih baik dibandingkan tinggal bersama saudara atau bahkan bersama teman. Karena banyak yang akan kita jaga, namun ketika kita tinggal sendiri kita akan bebas mengekspresikan diri kita. Apapun yang kita lakukan, selama tidak merugikan orang lain maka akan bebas kita lakukan. Pagi yang indah, pagi yang diawali dengan bekerja dan diakhiri dengan tidur. Hal tersebut merupakan rutinitas ku hampir tiap hari kecuali di akhir minggu atau di hari libur. Tidak ada yang spesial karna memang beginilah kehidupan ku. Mencoba keluar dari zona nyaman, aku bergegas pergi sekedar untuk menghirup udara luar. Pandemi membuat aku harus bekerja dari rumah. Namun, aku tidak boleh mengeluh karna diluar sana masih banyak orang yang tidak seberuntung aku. Mencoba pergi ke tempat hiburan hanya untuk sekedar memanjakan orak. Pasar Malam, itu adalah tujuan ku malam ini. Pasar malam di kota besar ini ternyata sangat berbeda dengan pasar malam yang ada di kota kelahiran ku. Disini terlalu banyak orang dan kebanyakan mereka adalah pasangan kekasih atau bahkan dengan keluarga atau teman. Mungkin yang hadir di tempat ini hanya aku yang datang sendirian tanpa siapapun.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN