Bab 2 Memulai Hidup Baru

1496 Kata
Di perusahaan Connor Group, seorang pria terlihat baru saja selesai memimpin sebuah rapat koordinasi dengan beberapa kepala divisi Humas dan staf yang terkait. Langkah tegap nan arogan terpancar jelas dari aura tegas seorang pemimpin berwajah tampan itu. "Apa jadwalku hari ini Sonia?" "Anda ada janji temu dengan seorang klien dari perusahaan Pelangi Angkasa Group tuan. Setelahnya jadwal anda kosong. Lalu malamnya anda ada pertemuan makan malam bersama nona Geusan di restoran Star Erotik pukul 7:30 malam." Terang sang sekretaris secara rinci. Drex, pria itu bergumam kala mengingat nama perusahaan yang akan menjalin kerja sama dengan perusahaannya itu. "Pelangi? kenapa namanya harus pelangi?" Gumam Drex terdengar jelas oleh Sonia. "Ya tuan?" Tanya Sonia kepo. "Tidak! Aku hanya heran, kenapa ada perusahaan terkenal yang memiliki nama terkesan sangat sederhana." Jawab Drex masih melanjutkan langkah lebar menuju ruangannya. Sonia harus berjalan setengah berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan sang atasan. Drex tak suka orang lamban, dan pria itu tak suka ada orang berjalan di belakangnya. Itu terlihat seperti anjing peliharaan yang mengkori tuannya di mata Drex. "Menurut kabar yang ku dengar, Pelangi itu adalah nama cucu perempuan keluarga Angkasa tuan. Itu kenapa nama perusahaan itu berubah nama sejak kelahiran sang cucu tercinta. Dulu nama perusahaan itu hanya Angkasa Group. Sebelum akhirnya menjadi Pelangi Angkasa Group." Jelas Sonia bercerita. Menjadi seorang sekretaris, harus memiliki pengetahuan luas yang sewaktu-waktu di perlukan. Seperti saat ini misalnya. Sonia dengan bangga menjelaskan kepada sang atasan tentang apa yang telah dia ketahui. Drex merenung sepanjang lorong menuju ruangannya, membuat Sonia sedikit heran. ? ? Di sebuah terminal, seorang gadis dengan tas jinjing di tangannya tengah menunggu keberangkatan bus yang akan dia tumpangi menuju kota S. Beberapa kali helaan nafas terdengar begitu syarat beban, menandakan jika perjalanan itu bukanlah sesuatu yang dia rencanakan. "Mau kemana nak?" Tanya seorang wanita tua di kursi samping Pelangi. Gadis itu tersentak sampai tas lusuhnya terjatuh dari genggaman tangan mungilnya. "Ke kota S nyonya," sahut Pelangi tersenyum ramah. "Kenapa malah berdiri, bukankah kursinya masih panjang dan kosong? Ayo duduk! Sejak tadi kau sudah berdiri sambil melamun. Apa kau tak punya tempat tujuan di kota yang akan kau tuju nak? Kau terlihat kebingungan dan gelisah." Lanjut wanita tua itu tersenyum sembari menelisik bawaan Pelangi. Sikap perhatiannya membuat hati Pelangi tersentuh. Gadis itu kemudian duduk di samping wanita tersebut. "Katakan apa yang membuatmu terlihat begitu resah? Mungkin wanita tua ini bisa membantumu." Kekeh wanita itu ke arah Pelangi. Dan itu menular pada gadis muda itu. Terlihat Pelangi berhasil menerbitkan senyum meski tak selebar wanita tua di sampingnya. "Aku memang tak punya tujuan pasti nyonya. Ini bahkan pertama kalinya aku keluar kota. Aku hanya ingin mencoba peruntungan di kota tujuanku kali ini, semoga aku bisa menjemput kebahagiaan yang aku cari." Jawab Pelangi menatap lurus ke arah sebuah bus yang siap berangkat ke kota tujuannya. Manik berkaca-kaca Pelangi tertangkap jelas oleh si wanita tua itu. Ada rasa iba menelusup ke dalam benaknya. "Kota tujuanku juga sama denganmu nak, mungkin saja kita akan menumpang bus yang sama." Ujar wanita itu lagi menatap Pelangi yang masih memandang kosong, ke arah bus yang mulai bergerak maju. Ada dua bus yang akan berangkat ke kota S, karena jumlah penumpang yang cukup banyak hari itu. Namun di beri jeda selisih satu jam setelah keberangkatan bus pertama. Barulah bus kedua menyusul. Pelangi menoleh ke arah wanita tua itu dengan binar bening di kedua matanya. Seperti menemukan harapan kala mendengar kalimat wanita itu. "Sungguh? Apa anda akan berkunjung ke rumah salah satu kerabat anda nyonya?" Tanya Pelangi terdengar ceria. Entah mengapa dia begitu senang akan memiliki teman seperjalanan, meski tak tau apakah mereka menumpang bus yang sama atau tidak. Wanita itu menggeleng pelan. "Rumahku di sana, aku kemari karena merindukan cucu nakalku. Sekarang aku bahkan pulang sebelum sempat berpamitan padanya. Cucuku sangat sibuk dengan pekerjaannya, di usianya yang sudah menginjak 32 tahun, anak nakal itu belum berniat sama sekali untuk menikah. Padahal kakaknya baru saja menikah sebulan yang lalu. Dasar anak itu sangat pemilih urusan wanita." Omel wanita tua itu dengan nada kesal. Pelangi tersenyum samar mendengar kilasan curhatan teman barunya tersebut. "Mungkin cucu anda sudah memiliki wanita yang dia cintai nyonya. Hanya saja belum siap untuk berkomitmen dalam ikatan yang lebih serius." Balas Pelangi bijak. Wanita itu mengangguk-angguk paham. "Kau benar. Hanya saja sebagai seorang pemimpin perusahaan besar, harusnya dia sudah menikah dan memiliki seorang keturunan. Hidup ini tak ada yang dapat menebak akan seperti apa. Kehendak Tuhan tak bisa kita selaraskan dengan apa yang kita inginkan." Tukas wanita itu menerawang. "Ah ya, jika kau belum memiliki tujuan. Bagaimana jika kau ikut denganku saja. Aku kesepian di rumah kecilku yang sederhana. Suamiku sudah berpulang 8 tahun yang lalu. Itu kenapa aku jadi sering pulang pergi ke kota ini, untuk menengok anak cucuku. Mereka terlalu sibuk sampai tak ada waktu untuk sekedar melihat keadaan wanita renta ini. Masih hidup atau sudah menjadi mayat." Cerita wani tersebut dengan nada sedih. Pelangi menggenggam jemari keriput wanita itu dengan lembut. "Aku hanya takut merepotankan anda nyonya. Ah ya, namaku Pelangi. Hanya pelangi. Kedua orang tuaku sangat menyukai pelangi, sehingga memberikanku nama yang indah ini." Cerita Pelangi mengenang masa bahagianya bersama kedua orang tuanya. "Nama yang sangat indah memang. Jadi? Maukah kau tinggal bersama wanita tua ini nak?" Ulang wanita itu menatap Pelangi penuh harap. Pelangi sejenak berpikir sebelum akhirnya mengangguk setuju. Senyum wanita itu melebar penuh rasa girang. "Namaku oma Saudah Harmoko. Harmoko adalah nama marga mendiang suamiku. Jadi panggil aku oma saja, jangan nyonya. Aku jadi terlihat seperti nyonya-nyonya konglomerat." Ucapnya terkekeh kecil. Pelangi mengangguk setuju. Lalu keduanya mulai terlibat obrolan ringan. Hingga akhirnya bus yang mereka tumpangi bersiap untuk berangkat. Rupanya mereka menumpang bus yang sama hanya saja berbeda tempat duduk. Namun Pelangi meminta pertukaran nomor kursi, untung saja penumpang tersebut setuju. Perjalanan panjang bus tersebut, akan menjadi babak baru kehidupan seorang gadis bernama Pelangi. Hanya Pelangi, tanpa embel-embel nama lain tersemat di belakang nama indah itu. ? ? "Apalagi yang kau inginkan dariku Teresa? Aku lelah, tolong pahamilah. Pernikahan ini bukanlah sesuatu yang aku inginkan, jadi berhenti bersikap seolah kau istri yang aku kehendaki. Aku muak dengan sikap manismu di hadapan keluarga kita." Seru seorang pria pada wanita yang bergelar istrinya tersebut. "Apa salahku Jeff? Aku hanya berusaha untuk..." "Berhentilah berusaha Teresa! Hentikan! Aku mohon. Sudah cukup kau menjeratku dalam pernikahan semu ini, jangan menuntutku lebih. Aku tak bisa! Tak akan pernah bisa. Hubungan kita tak akan pernah berhasil Teresa, tidakkah kau menyadarinya? Aku mencintai wanita lain. Aku bahkan sudah menyentuhnya, mengambil masa depannya. Dan kini aku terjebak pernikahan denganmu. Rasanya seperti berjalan di atas beling setiap harinya." Tukas Jeff dengan nada putus asa. Tangis Teresa semakin keras. Wanita itu tergugu di lantai dingin kamarnya dengan perasaan yang sangat hancur. Suami yang sangat dia cintai telah meniduri wanita lain. Sedangkan Jeff tak pernah menyentuhnya sama sekali sejak pernikahan mereka terjadi. "Aku...aku sangat mencintaimu Jeff. Cobalah untuk membuka hatimu untukku perlahan. Aku mohon. Aku tak bisa melepaskanmu bahkan jika wanita itu telah mengandung anakmu. Tak akan aku biarkan ada penghalang di antara kita, bahkan seorang anak sekalipun. Ingat itu Jeff. Akan aku kirim wanita itu ke neraka jika berani mengusik rumah tangga yang ku mulai dengan susah payah bersamamu. Camkan itu baik-baik!" Ujar Teresa penuh peringatan. Jeff tersenyum sinis. Dia tau akan begini jadinya. Pernikahan hasil perjodohan dan tipu muslihat ini tak akan berhasil, karena hatinya sudah tak lagi bisa untuk di bagi. "Terserah padamu, Teresa! Yang jelas kau tau, pernikahan ini adalah hasil konspirasimu dengan keluargaku. Aku tak pernah mengharapkannya, tidak juga dengan kehadiranmu. Dulu kau ku anggap seorang adik perempuan yang manis. Itu kenapa aku bersikap baik terhadapmu. Tapi kini semua sudah berbeda. Kau adalah wanita yang merampok kebebasanku dalam menentukan kebahagiaan yang aku inginkan." Jeff meninggalkan Teresa yang masih terduduk dalam tangis pedihnya. Pria itu tak peduli, dia juga tak berniat sama sekali untuk membujuk sang istri. Teresa telah mengarang cerita dusta untuk bisa menikah dengannya. Dia terjebak oleh konspirasi sang ibu yang berpura-pura terkena serangan jantung, agar dirinya mau menikahi Teresa Connor. Drrttt drrttt drrttt Drex melirik ponselnya lalu menarik nafas panjang. Sang kakak pasti akan mengadukan sikap Jeff lagi padanya. Sungguh Drex lelah dengan hubungan rumit sang kakak yang tak pernah ada kedamaian sejak hari pertama pernikahan. "Ada apa kak? Aku sedang dalam perjalanan menyusul oma ke terminal." Terdengar isak tangis sang kakak di seberang sana. Drex menghembuskan nafas lelah. "Jika kau ingin mengadukan tentang Jeff padaku, sekarang aku tak bisa melakukan apapun kak. Aku sedang sibuk dengan banyak urusan pekerjaan yang lebih penting. Belajarlah menyelesaikan masalahmu sendiri. Jika Jeff masih belum bisa menerima pernikahan kalian. Tinggalkan saja pria bodoh itu." Tukas Drex membuat isak Teresa semakin kencang. "Kau tau aku tak bisa hidup tanpa Jeff, Drex. Wanita itu, dia, mereka telah tidur bersama Drex.... Jeff baru saja mengakuinya sendiri padaku... bagaimana jika wanita itu sampai mengandung anak Jeff? Aku tak akan bisa menerimanya..tidak Drex! aku tidak rela!" Lirih Teresa mengeluarkan semua keluh resah hatinya. Sementara Drex menghentikan mobilnya secara mendadak. Kalimat sang kakak berhasil membuatnya syok berat. Tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN