part 2

1044 Kata
dalam perjalanan pulang hana terus menangis sesegukan sambil memeluk zifa, insan yang begitu lugu dan polos itu hanya memandangi ibunya seolah tau apa yang sedang terjadi setelah beberapa saat dia sampai di depan rumahnya, rumah pemberian sang ibu mertua dengan ruko kecil di depannya untuk berjualan pulsa sebagai kegiatan hana setelah mengurus rumah, "hana, kamu dari mana nak pagi2 begini?" "hanaa" ucap ibu mertuanya lagi karna melihat sang menantu turun dr taxi dengan pandangan kosong, "ah ibu, hana kaget, habis keluar sebentar bu beli s**u untuk zifa di supermarket" ucap hana berbohong karna tidak mau menyakiti hati ibu mertuanya "lantas mana belanjaanmu nak? kenapa kau tak membawa apapun, kenapa mata mu sembab? apa ada masalah dengan dimas nak? cerita sama ibu sayang" "buu mas dimas selingkuh" setelah mengatakan itu tangis hana pecah, gemuruh dalam hatinya akhirnya terluapkan "biarkan hana pergi bu, hana lelah, biarkan hana pergi dengan anak2" ucapnya di sela2 tangis "di fikirkan lagi sayang kasian anak2" kali ini ibu mertuanya pun menangis "maafkan anakku hana, aku tidak becus mendidiknya " saat sedang berpelukan dengan ibu mertuanya tiba2 ada suara seseorang yang sangat hana kenal "biarkan bu, biarkan wanita pengangguran itu pergi, jangan menahannya ,wanita pembawa s**l Bawa serta anak2mu itu, dimas pantas mendapatkan perempuan yang lebih baik dari kamu! " ucap pak kasim, bapak mertua hana "bapak! apa yang kau katakan kenapa kamu sekasar itu kepada hana dan zifa, mereka tidak bersalah, " teriak ibu mertua tak kalah keras "apa yang kau harapkan dari wanita pengangguran ini bu? apaaa!!!! dia hanya bisa menghabiskan uang anak kita, dia hanya menyembah uangg" teriak pak kasim lagi, hana tak menanggapi dia segera masuk ke rumah membereskan baju2 dan barang2 zahra dan zifa, setelah membereskan dia memesan taxi online dan mulai memasukan 1 koper pakaian, dan 1 tas peralatan sekolah zahra, "sudah cukup untuk sekarang aku harus tegas aku harus keluar dari sini,selamat tinggal mas, sudah cukup kesabaranku untuk kali ini biarkan aku pergi memulai kisah baru dengan anak2 kita, dengan kenangan ini," ucap hana dalam hati lalu berlalu pergi meninggalkan orang2 yang sedang berdebat pergi menjemput zahra di sekolahnya kemudian pulang ke rumah ibunya *** "ibuu.." panggil hana ketika mendapati ibunya sedang menyapu halaman, "hanaa, zahraa, zifaa kalian kemarii, mana dimas? kami kenapa hana, kenapa matamu sembab sekali? "jawab ibu hana khawatirr "waaa keponakan pakdhe dataanggg" "pakdeeee" zahra berlari kearah pakdenya, hana tak menjawab apapun, dia hanya diam membisu membiarkan air matanya lolos lagi "ayo masuk dulu nak, beristirahat lah kalian pasti lelah biar tas dan koper ibu bawakan" ucap bu ratmi, ibu hana *** pov hana Sampai Adzan ashar aku belum keluar kamar lagi setelah sampai di rumah ibu, melihat zifa tertidur rasanya sakit sekali, aku bahkan tidak kepikiran zahra sudahandi atau belum, sudah makan atau belum, akankah semua perjuanganku berakhir seperti ini, bagaimana jika zahra bertanya kepada ayahnya, bagaimana jika ibu dan kaka2ku tau apa kalo adik perempuan kesayangannya hanya d jadikan bahan hujatan selama bertahun tahun , bahkan sekarang di hianati, "bagai mana aku menjelaskan kepada mereka" ucapku saat semua hal rasanya berputar di kepalaku saat ini, *** tok tok tok! "hanaa, makan dulu sudah sore nak, biarkan ibu menggendong zifa" "iyaa bu sebentarr" ucap hana membalas ucapan ibu yg membuyarkan lamunannya "zifa masih tidur bu, aku akan mandi duluu, apa ibu memasak sesuatu yang lezat hari ini" ucapku "tentu saja, semur ayam dan balado kentang" balas ibunya sambil masuk ke dalam kamar menemani cucunya "mamaaa, zahra sudah mandi, sudah makan bersama mbah, maa kok ayah belum datang? ayah sibuk ya mah" rengek zahra yang menghentikan langkahku yg hendak masuk ke dalam kamar mandi. aku menarik nafas panjang dan lalu berbalik menatap hana di belakangku "umm iya sayang ayah sibuk, kita libur panjang duluu yaa, bukankah zahra juga sudah akan mulai libur senin besok" ucapku dengan nada seceria mungkin "ooo" jawab zahra lalu berlalu keluar rumah mungkin ketempat buliknya, karna di sana ada anak kecil seumurannya aku melanjutkan niatku masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan diri lalu makan, setelah selesai aku menyalakan handphone yang sejak td pagi sampai di rumah ibu aku matikan, puluhan pesan dari ibu mertua yang menyuruh aku dan anak anak kembali, juga ada beberapa inbox di aplikasi biru, yang mengirimi foto2 tidak senonohnya dengan suamiku, "apa kau tak malu tidur dengan suami orang dasar pelakor" beberapa saat ada balasan "suamimu yang tergila2 dengan tubuhku, bahkan dengan terang2an mengata2i kamu bau dapur dan tidak bisa memuaskannya" "silahkan pungut bekasku breng*ek" setelah itu ku blokir agar dia tak menggangguku lagi "aku putuskan untuk melepaskanmu mas! jangan pernah menuntut hak bertemu anak2 lagi" aku bertekad lalu mulai menulis novel lagi, untuk menghibur diri ku biarkan anak2 bersama mbahnya saat ini, *** "han" Lamunanku buyar kala mendengar kakaku memanggil Aku hanya tersenyum "iya kak," "kenapa melamun?" "ah tidak kak, apa kakak mau d buatkan kopi?" Dia hanya menatapku "apa ada masalah han rumah tangga u bersama dimas? Apa dia menyakitimu?" "apa kamu baik baik saja?" "aku baik baik saja kak" jawabku sambil tersenyum "menetaplah di sini han, rumah ini adalah tempat pulang paling aman untuk mu, dalam pelukan kakak, dan ibu" ku lihat netranya mulai berkaca kaca "hana baik baik saja kak" ucapku lagi "kakak akan keluar kota selama beberapa waktu, jika ada apa apa jangan sungkan untuk menghubungi kakak ya?" Aku hanya mengangguk kemudian dia berlalu pergi meninggalkan ku mungkin akan packing untuk kepergiannya ke luar kota nanti Bagaimana aku menjelaskan kepada mereka, Aku Beranjak ke teras samping rumah setelah membuat segelas teh manis "hanaa" "astagfirullah en, ngagetin aja sih" Dia hanya menyengir kuda "kamu kapan datang han, mana anak2 dan suamimu?" "anak anak sedang bersama mbahnya en, aku hanya datang bersama anak anak" "apa kamu ada masalah dengan dimas, benarkan apa yang aku katakan padamu waktu itu!!!" Aku hanya menunduk, beberapa bulan lalu memang eni sahabat kecilku melihat mas dimas jalan dengan wanita lain di mall, tapi aku malah tak mempercayainya "han!! Apa kamu melihatnya sendiri? Aku akan menghajar dimas besok di kantor karna dia sudah berani menyakiti kamu dan anak ank!!!" "jangan en, aku akan berpisah saja dengan mas dimas, rencanaku ingin menetap di sini dan anak2 akan ku pindah kesini sekolahnya doakan aku ya en semoga bisa melewati semua ini" "tentu saja han, jangan sungkan meminta bantuan.. Memang sudah saat nya km melepaskan dari hubungan toxic seperti ini"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN