Alex telah berhasil menemukan Mia, dengan bantuan tangan kanannya van alex berhasil menemukan alamt mia saat ini. Alex mengawasi rumah sederhana itu dari kejauhan untuk mencari celah yang tepat. Ketika ada kesempatan alex memutuskan untuk menggunakan tipu muslihatnya, dengan menutupiwajahnya dengan topi dan masker alex menyamar menjadi pria dewasa yang berpura-pura terjatuh di hadapan Mia.
"Maafkan saya, saya benar-benar tidak sengaja, nona" ucap Alex dengan suara teredam, memperlihatkan wajah prianya dibalik masker yang ia gunakan seolah-olah penuh rasa bersalah.
Mia yang polos, segera berbalik untuk membantu. "Tidak apa-apa, apakah kamu baik-baik saja tuan?"
Alex mengangguk dengan pandangan penuh arti tanpa mia sadari. "Ya, terima kasih atas pertolongannya nona."
Tak ada yang tau dari pertemuan itu selain Mia. Alpha dan David masih sibuk dengan misi mereka sendiri. Mereka berkumpul di ruang tamu, membahas cara untuk menyembuhkan trauma mia.
"Kita perlu mencari solusi, Alpha," kata David dengan serius. "kita tidak bisa membiarkan bayang-bayang Alex mendekati Mia sedikit saja."
Alpha mengangguk setuju. "Aku telah mencari beberapa informasi tentang perlindungan korban, namun sepertinya tidak cukup. Mungkin pindah kota adalah satu-satunya cara untuk melindungi kakakku Mia sepenuhnya."
David menatap peta dengan pikiran bergejolak. "Kita harus membuat rencana yang matang, dan segera."
Sementara itu, Alex menyimpan senyum jahatnya di balik tirai kepolosan. Dia terus mengamati Mia dengan obsesif, mencatat setiap gerakannya, memasukkan ke dalam rencananya yang gelap.
Beberapa hari berlalu, kecemasan terus memenuhi rumah Mia, tidak lebih tepatnya memenuhi pikiran dan perasaan mia. Mereka tahu bahwa mereka harus bertindak cepat sebelum situasi semakin buruk. Alpha menemui Mia dengan berita yang menurutnya bisa menjadi jalan keluar.
"Kak, aku dan kak David telah mencari cara untuk melindungi kakak. Kami pikir, pindah kota adalah langkah terbaik saat ini," ujar Alpha dengan penuh kekhawatiran.
Mia menatap adiknya dengan campuran antara perasaan lega dan sedih. "Aku tahu ini sangat sulit, Alpha, tapi aku rasa itu memang langkah terbaik. Tapi…."
“Tapi kenapa kak? Apa ada sesuatu yang lain yang kakak cemaskan?”
“Bukan begitu alpha, tapi kota ini menyimpan berbagai kenangan ku dengan orang tua kita. Mungkin kamu tidak mengingatnya karena kamu masih sangat kecil saat itu tapi bagi kakak kenangan dikota ini sangat berharga.”
“Tapi kak… kota ini juga yang sekarang membuat kakak menjadi trauma bukan?”
Mia tampak berpikir apa yang dikatakan alpha memang benar, kota A memenag menyimpan banyak kenangan antara mia dan orang tuanya tapi kota A juga yang telah membuat mia menjadi seseorang yang traumatis.
Meski awalnya mia merasa berat namun pada akhirnya mia mengikuti keinginan adiknya. Mereka mulai mempersiapkan segala sesuatunya untuk perpindahan. Alpha dan David bekerja keras untuk memastikan bahwa Mia bisa memulai kehidupan baru yang aman.
Di sisi lain, Alex mulai merasakan ketidakpastian. Bayangan wajah sesosok gadis yang ia temui di kafe itu telah membuatnya hilang arah. Obsesinya semakin memuncak, dan dia tahu bahwa dia harus bertindak cepat.
Malam sebelum keberangkatan, Mia duduk di tepi tempat tidurnya, menatap jendela dengan ekspresi yang dijelaskan wajahnya memang cantik namun terlihat gusar karena kecemasan yang tidak bisa ia ungkapkan kepada dunia. Alpha duduk di sebelahnya, memberikan kekuatan dengan kehadirannya. Keputusan untuk pindah kota diambil, dan mereka tahu bahwa ini adalah langkah yang harus diambil untuk melindungi Mia dari kegelapan masa lalunya.
"Kita akan melalui ini bersama, kak," ujar Alpha dengan penuh keyakinan menyakinkan kakaknya.
Mia tersenyum lemah. "Terima kasih, Alpha. Kamu adalah segalanya bagiku, aku mohon jangan pernah meninggalkan aku sendiri."
Saat pagi tiba, mereka berangkat menuju tempat baru yang belum pernah mereka singgahi sebelumnya. Meskipun penuh ketidakpastian, mereka tahu bahwa ini adalah langkah yang tepat.
Di belakang mereka, Alex menyaksikan kepergian Mia dengan mata yang memancarkan kemarahan. Obsesinya tidak akan berakhir begitu saja. Dan dengan itu, perburuan gelap dan berbahaya pun dimulai.
Mia, Alpha, dan David tiba di kota baru dengan hati yang penuh harap. Mereka berusaha memulai kehidupan baru, berharap bahwa kegelapan yang sempat hinggap dihidup mereka tidak akan mengikuti. Namun, di balik bayangan, Alex terus memantau setiap langkah mereka. Dia takkan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang diinginkannya. Kecanggihan dan kegilaannya membuatnya sulit untuk dihindari.
Mi merasa ada yang tidak beres di taman “Alpha, David, saya merasa ada yang tidak beres. aku merasa seperti ada yang mengawasi kita.”
Alpha mengernyitkan dahi “Kak, kita memang harus berhati-hati. Apakah kamu yakin?”
“Ya, ada sesuatu yang tidak beres. Aku seperti melihat bayangan yang tidak asing.” Jawab mia.
Beberapa hari berlalu, kehidupan mereka menjadi semakin tegang. Alex semakin dekat, dan mereka tahu bahwa mereka harus bertindak cepat untuk melindungi Mia.
“Kak, aku dan kak david telah berbicara dengan seorang ahli keamanan. Mereka akan membantu kita memasang sistem keamanan yang kuat di rumah ini.”
“Terima kasih, Alpha. Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk tetap aman, setelah semua ini berakhir kita harus balas budi kepada david.”
“Iya tentu saja kak”
Dibalik jendela kaca mobil mewah yang gelap alex menyeringai “Kalian tidak akan pernah tau dan menyangka kalau aku sudah di sini. Teruslah merasa aman, Mia.”
Alex yang memantau dari kejauhan hanya tersenyum melihat penjaga yang menjaga rumah tersebut “ Kalian tidak akan bisa lari dari aku selamanya, Mia. Aku akan mendapatkanmu.”
“Aku harap ini semua cepat berakhir tuhan, aku tidak ingin terlalu lama menyimpang kenangan buruk ini tuhan.” Gumam mia, dia berdiri di balkon kamarnya.
“Kalian mungkin bisa melarikan diri sekarang, tapi aku tidak akan pernah berhenti mencari kesempatan. Urusan kita belum selesai mia” sementara Alex memperhatikan mia yang tengah berdiri dibalkon yang diyakini alex adalah balkon kamar mia. Alex tetap mengintai di balik bayangan, siap untuk melancarkan serangannya berikutnya.
Alex, yang masih memburu jejak Mia, tiba-tiba dikejutkan dengan dering gawainya yang menggelegar. Dengan geram, dia mengambil teleponnya.
"Alex, ada masalah mendadak dengan pengiriman. Aku butuh bantuanmu segera." Alex mendengarkan dengan tidak sabar. Dia tahu bahwa urusan bisnisnya harus diutamakan. "Baik, aku akan kembali segera." Tanpa banyak kata, Alex segera memutuskan telepon dan memulai persiapan untuk kembali ke kota A.
Sementara itu, Mia berada di rumah baru mereka di kota B. Rumah itu dibeli oleh David untuk memberikan mereka tempat yang aman. Mia merasa terjebak dalam situasi yang semakin rumit. Meskipun mereka telah pindah, bayangan Alex masih menghantuinya.
“ Alpha, aku harap kita akan aman di sini.”
“Kak, David telah melakukan yang terbaik untuk kita. Kita harus percaya padanya.” Ucap Alpha mencoba memberi semangat kepada kakaknya. Mia mengangguk setuju, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Sementara itu, David berusaha sekuat tenaga untuk melindungi mereka.
“Kalian tenanglah aku tidak akan membiarkan apa pun terjadi pada kalian. Kita akan melewati ini bersama…. Kita adalah keluarga bukan?!”
Saat itulah, Mia teringat tentang kisah ayahnya Ethan Alexander Natalia dan Sebastian Oliver Thompson, sebastian adalah seorang pebisnis hebat yang juga adalah teman baik ayahnya. David adalah keturunan dari keluarga itu, dan dia telah mengambil alih tanggung jawab untuk melindungi Mia dan Alpha.
“Terima kasih, David aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan tanpamu.”
David tersenyum hangat. "Kita adalah keluarga, Mia aku akan selalu ada untukmu dan juga alpha kalian adalah adik-adikku bukan?!."