"Karamel.." Sajak mendongak. Padahal bukan namanya yang dipanggil namun dia reflek mendongakkan wajah ketika nama Kara disebut oleh bosnya. "Iya, Pak?" Gadis itu sigap bangun dari duduknya. "Bisa minta tolong sebentar? Silahkan masuk ruangan saya." Menatap curiga pada Hanan yang sudah berbalik badan, Sajak sempat beradu tatap dengan Kara yang kemudian masuk ke dalam ruangan. "Ngapain sih? Memangnya di ruangan ini, yang bisa bantu dia cuma Kara doang?" gerutu Sajak. Dia merasa kesal. Bahkan saking kesalnya, dia mengetik di atas keyboard dengan tanpa perasaan. "Jak, lihat chat di HP!" Rio yang mejanya bersebrangan dengan dirinya, berteriak. Sajak berdecak, menunduk untuk menatap layar ponselnya sesuai dengan permintaan Rio. Mendengus, dia langsung kembali menatap ke arah temannya i

