Part 2 | Daniel

999 Kata
"Angel, aku suka sama gaun rancangan kamu, dan aku mau, kamu yang merancang gaunku, aku percayakan semua ke kamu, dan untuk masalah harga tenang aja ini bukan gratis, aku akan memberikan harga yang tinggi," ujar Vanessa dengan senyuman yang mengembang, justru itu sangat memuakkan untuk Angel. Ia benci setiap senyuman yang terbit di wajah gadis itu, sedangkan Angel hanya untuk tersenyum saja ia tidak mampu, terlalu banyak luka yang orang-orang torehkan kepada dirinya. Angel tetap menggeleng. "Sekali aku bilang enggak ya enggak. Sekarang kamu minta aku untuk rancang gaun pernikahanmu setelah apa yang kamu lakukan." Ia menoleh ke arah Azka. "Aku kehilangan sahabatku." Angel langsung keluar dari rumah itu dengan perasaan kesal, ia mengambil sepedanya yang ada di garasi, lalu ia mengayuh pedal itu keliling kompleks dengan hati yang teramat sakit, tetapi Angel tidak bisa menangis, air matanya serasa sudah kering, sehingga sesakit apa pun dirinya ia sudah tidak mengeluarkan air mata, mungkin Angel sudah lelah karena saat kecil ia sudah banyak menangis. Sepeda Angel terhenti di sebuah taman yang ada di kompleks itu, lalu ia duduk di bangku panjang  dan memperhatikan banyak anak kecil yang bermain di sana, ia jadi teringat masa kecilnya dengan Azka, dulu mereka sering menghabiskan waktu sore untuk bermain di taman ini, entah untuk balap sepeda, main kejar-kejaran, atau main apa pun itu. Kalau bisa, Angel ingin memutar kembali waktu, ia ingin kembali pada masa saat semuanya masih indah, saat kenyataan pahit belum menghampiri kehidupan Angel, tetapi itu hanya sebuah pengandaian yang tidak akan pernah bisa terjadi lagi. Seseorang tiba-tiba duduk di sebelah Angel, lalu merangkul gadis itu seperti yang biasa ia lakukan saat mereka masih kecil. Angel menoleh dan melepaskan rangkulan laki-laki itu. "Untuk apa kamu ke sini, hm? Sana kamu sama pacar kamu, untuk apa peduli sama aku yang hanya jadi masa lalu kamu?" "Ngel, you are my bestfriend, dan selamanya akan begitu, aku enggak akan pernah tinggalin kamu, aku sama Vanessa memang akan menikah tapi rasa sayang aku ke kamu enggak akan pernah berubah, kamu enggak pernah kehilangan aku karena aku enggak pernah pergi dari kamu, jadi stop bilang kalau kamu bakalan kehilangan seorang sahabat.  Memang begitu, aku akan tetap menjadi seorang sahabat di mata Azka, sementara aku memiliki rasa lebih dari itu. Benar kata orang persahabatan laki-laki dan perempuan tidak akan pernah murni, aku mencintai Azka, tapi Azka mencintai Vanessa. Poor you Angel. Kamu telah kalah telak dari Vanessa. "Oh ya? Aku enggak akan pernah lupa setelah kamu jadian sama Vanessa, setiap kali aku chat kamu, kamu pasti bilang lagi main sama Vanessa, dan kamu lebiu banyak menghabiskan waktu dengan perempuan itu, daripada aku, jadi wajar aja kalau aku bilang, aku telah kehilangan sahabatku. "Kadang-kadang itu, Ngel, kebetulan aja pas kamu chat aku, aku emang lagi sama Vanessa. Bukan karena aku udah enggak mau sahabatan sama kamu lagi. You are my bestfriend." Angel tidak menanggapi ucapan Azka, ia lebih memilih menatap banyak anak kecil yang berlarian, main kejar-kejaran seperti yang dilakukan oleh Angel bersama Azka dulu. Karena tidak mendapatkan respons, akhirnya Azka kembalu berucap, "Aku mau memperbaiki hubungan kita kembali. Gini aja, besok sepulang kantor kita habisin waktu bareng sampai kamu puas, kamu mau ke mana pun aku temani, kalau perlu sampai pagi pun bakal aku jabanin, asal itu bisa membuat kamu bahagia. Dan aku minta maaf kalau ternyata selama ini aku banyak nyakitin kamu." Angel menoleh ke arah Azka yang tengah menatapnya, laki-laki itu menyelipkan anak rambut di belakang telinga Angel, bagaimana caranya Angel bisa move on kalau perlakuan Azka saja bisa selembut ini. "Give me a hug," ujar Angel. Azka langsung memeluk Angel dengan erat, Angel pun memekuk Azka dengan tak kalah erat. "Jangan pernah merasa sedih lagi, aku akan selalu ada untukmu. Azka sayang Angel." "Angel juga." Tanpa disadari ada seorang perempuan yang menyaksiksan aksi Angel dan Azka. Ia tahu mereka bersahabat, tetapi hatinya sakit melihat calon suaminya berpelukan dengan perempuan lain. Mengapa mereka tidak bisa memikirkan perasaan Vanessa, ada perempuan lain yang akan sakit hati jika melihat kebersamaan mereka. Tak tanggung-tanggung, Vanessa ingin menemui mereka, tetapi langsung dihalangi oleh seorang wanita yang baru datang, dan wanita itu ternyata Sandra, ibunya Vanessa. "Mama cari ke mana-mana, ternyata kamu di sini. Udah biarin aja mereka pelukan, mereka itu kan sahabatan, itu enggak akan mengubah status mereka, dan status kamu sebagai calon istri Azka, mama yakin Azka tipe yang setia apalagi kalian sebentar lagi akan menikah." Vanessa mengembuskan napas pelan. "Perempuan mana yang tidak sakit hati kalau melihat calon suaminya pelukan sama perempuan lain walau mereka hanya sahabatan. Enggak ada, Ma, enggak ada, pasti mereka tidak akan baik-baik saja, Mama pun begitu, kan?" Sandra tersenyum tipis. "Mama pernah merasakan kesakitan yang teramat dalam, Van. Apa yang kamu rasakan sekarang, tidak sebanding dengan perjuangan Mama dulu. Mama enggak perlu cerita lagi, kan?" Sandra pun langsung menarik Vanessa untuk pulang ke rumah daripada terus menyaksikan dua orang yang berpelukan, itu akan menambah kesakitan pada hatinya. "Ka, ayo kita sepedaan keliling kompleks yuk," ajak Angel yang langsung berdiri dari tempatnya. "Kamu yang bawa." Azka langsung menuju sepedanya Angel. "Mau bonceng depan atau belakang?" "Depan dong." Angel langsung duduk di depan Azka, ini adalah cara mereka berboncengan saat kecil. Dan sepedaan keliling kompleks adalau rutinitas yang mereka lakukan setiap weekend saat kecil. Azka mengayuh pedalnya dengan kuat, tentu saja membawa beban yang sangat berat. "Gila, kamu Ngel, makan apa? Kok bisa seberat ini. Ringanan dulu masa." "Ya jelas, Ka, aku kan bukan anak kecil lagi. Ayo semangat ngayuhnya, Ka. Masa dokter lembek banget." Azka pun terus melajukan sepedanya, mengerahkan seluruh tenaganya. Ini adalah hal yang paling menyenangkan bisa menghabiskan waktu berdua bareng Angel, walau hanya dengan main sepeda keliling kompleks, hal sesederhana ini selalu menyenangkan jika dilakukan dengan orang tersayang. Karena tidak penting apa yang kita lakukan, yang terpenting adalah dengan siapa kita melakukannya, semua akan terasa menyenangkan jika bersama orang tersayang. Meskipun Angel tidak bisa mendapatkan cinta Azka, tetapi ia bahagia masih bisa bersama laki-laki yang mengajarkannya tentang kebahagiaan, dan juga mengajarkan tentang arti cinta. Ya Azka adalah cinta pertamanya Angel. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN