Grace tersenyum begitu melihat nama penelepon di ponselnya. Ia berjalan keluar dari ruangannya seraya menempelkan handphone di telinga. “Halo, Liam.” “G, miss you.” rengek kekasihnya manja. Grace tersenyum kecil. “Me too. Makanya ke Indo, betah banget sih di sana? Cuci mata tiap hari ya?” candanya. Liam tertawa renyah. “Enggak, dong. Mau aku dikasih seratus perempuan pun, aku tetap pilih kamu. You're the one.” Senyuman lebar tertanggal di bibir Grace, ia mengangguk kecil pada Lira yang sudah siap untuk visite pagi. “Gombal aja kamu. L, aku mau visite dulu. Nanti aku kabarin kamu lagi. Love you.” “Love you too.” Grace menaruh ponsel di saku kemudian mengajak Lira mengunjungi beberapa pasien termasuk Kendrick yang sudah dipindahkan ke ruang rawat karena kondisinya yang terus membaik. I

