“Muka kamu… muka kamu kenapa, Mi?” Miura menepis tangan Rizal lagi setelah pandangan mereka bertemu. Gadis itu tetap memilih untuk melemparkan wajahnya ke arah lain atau menunduk dibanding harus berhadapan dengan pria di hadapannya itu. “A-anu, Mas-nya temen Mbak Miura? Saya Bi Sumi, pembantunya Mbak Miura…” Wanita paruh baya yang juga masih berada di sana angkat suara, baginya ini kesempatannya untuk membuat Miura pergi dengan aman dari rumahnya sementara. “Iya, Bi. Saya Rizal, temennya. Miura kenapa? Apa yang terjadi di dalam tadi?” Alih-alih bertanya terus pada Miura, Rizal akhirnya mencoba bicara pada wanita paruh baya yang kini menghadapnya. “Bibi—” “Mas, Mas Rizal tolong bawa Mbak Miura kemana dulu kek gitu ya. Mbak Miu nggak baik ada di rumah sekarang soalnya. Tolong jagain dan

