“Ah, soal itu… ya nggak banyak berubah dari apa yang aku bilang sama Mas kemarinnya itu sih. Masih berencana untuk bicara sama Miura pas di kampus nanti.”
“Hhm… berarti beberapa hari ini kamu sama sekali nggak kontakan sama Miura atau gimana gitu? Miura yang ngehubungin kamu atau apa misalnya.”
Aya menarik napasnya, mencoba untuk menenangkan perasaannya sendiri dengan tidak terlalu berpikir terlalu jauh mengenai keingintahuan Rizal. Mungkin itu hanya perasaannya saja, mungkin itu hanya karena dirinya terlalu sensitif saja.
“Aku beberapa kali chat dia sih, tapi masih perkara biasa dan Miura juga jawabnya biasa-biasa aja, tapi kalau Mas tanya apa Miura bilang sesuatu sama aku jawabannya nggak. Miura nggak ada bilang apa-apa sejak janjian kami batal waktu itu. Dalam artian sesuatu yang ser
