Vance POV Saat kami tiba di Paris, tak ada Remi yang menjemput, hanya seorang supir sewaan dan sebuah rumah sederhana siap huni. Aku mendengus, menendang Spade yang mulai kegatalan lagi, "Di mana Remi?" Bertanya dengan sinisnya seraya menjatuhkan diri ke atas sofa. Kesal setengah mati, untuk hal yang tak kupahami. "Dia akan segera kemari," jawab Heart, asik merokok sebatang benda laknat beraroma cengkeh yang khas. Aku benci rokok dan benci perokok, apalagi seorang perempuan. Terlihat seperti seorang jalang di mataku, tapi... kenapa aku malah merampas benda terkutuk itu darinya!? "Hei! Itu milikku!" Hingga membuat Heart mengamuk. "Bagi satu." Meski aku tetap tak acuh. Malah melirik penasaran pada beberapa kantong berisikan bungkusan kado yang manis. "Huh, kau itu rakus sekali. Meramp

