BAB 7 – TARIAN DI ATAS BARA
Pemandangan Monte Carlo di malam hari begitu memesona, cahaya dari kapal pesiar yang berlabuh di pelabuhan berpendar lembut di permukaan air, menciptakan ilusi berlian yang terapung. Namun, tidak ada yang lebih menarik daripada dua sosok yang berdiri di balkon Le Château Noir, terjebak dalam tarian tanpa sentuhan—sebuah permainan antara ketertarikan dan d******i.
Marco Maxdev, dengan jas hitamnya yang terjahit sempurna, mengamati Lovania Valley seperti seseorang yang tengah mengkaji sebuah mahakarya. Wanita itu begitu tenang, elegan dalam balutan gaun satin berwarna wine yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Dia tidak berbicara, tetapi keheningannya adalah kekuatan yang lebih tajam dari kata-kata.
Dia tahu persis bagaimana membuat pria seperti Marco tetap bertahan dalam permainan ini.
Marco menyesap anggurnya perlahan, matanya tidak pernah lepas dari wajah Lovania. Ada sesuatu dalam sorot mata wanita itu—sebuah ketidakpedulian yang terlalu memikat untuk diabaikan.
Akhirnya, dia memecah keheningan.
Marco: (Suaranya dalam, tenang, tetapi memiliki ketegasan yang tidak bisa diabaikan)
"Anda bermain dengan api, Miss Valley."
Lovania menoleh perlahan, alisnya sedikit terangkat seolah tertarik dengan pernyataan itu.
Lovania: (Nada suaranya ringan, tetapi ada tantangan tersembunyi di dalamnya)
"Dan Anda berpikir saya belum tahu itu, Tuan Maxdev?"
Marco menyeringai kecil, lalu melangkah mendekat, cukup untuk membuat kehadirannya terasa, tetapi masih memberi ruang bagi Lovania untuk memilih bagaimana dia akan bereaksi.
Marco: (Suaranya lebih rendah, hampir seperti bisikan yang mengalir lembut di udara di antara mereka)
"Saya hanya ingin tahu seberapa jauh Anda bersedia terbakar."
Lovania menatapnya sejenak sebelum tersenyum kecil, ekspresi yang begitu halus tetapi mengandung makna yang dalam. Dia memutar gelas anggurnya dengan jemari yang ramping, lalu menyesapnya dengan gerakan yang begitu anggun.
Lovania: (Nada suaranya tetap tenang, tetapi ada sesuatu yang lebih tajam di baliknya)
"Kuncinya bukan tentang seberapa jauh saya bersedia terbakar, Tuan Maxdev. Tapi seberapa kuat Anda bisa menahan panasnya."
Marco tidak segera menjawab. Dia hanya menatapnya lebih lama, membiarkan ketegangan di antara mereka menggantung, semakin menguat seperti simfoni yang mendekati klimaks.
Lalu, dengan gerakan santai, dia menyelipkan satu tangan ke dalam saku jasnya, sementara tangan lainnya memainkan cincin di jarinya.
Marco: (Nada suaranya penuh percaya diri, seperti seseorang yang tahu bahwa dia tidak akan pernah kalah dalam permainan ini)
"Saya selalu menikmati tantangan, Miss Valley. Tetapi kali ini… saya ingin melihat apakah Anda mampu menjadi tantangan yang cukup untuk saya."
Lovania menatapnya dengan penuh ketenangan, lalu tersenyum tipis.
Lovania: (Menyandarkan tubuhnya ke pagar balkon dengan gerakan anggun, matanya menatap Marco dengan penuh misteri)
"Hati-hati, Tuan Maxdev. Karena jika Anda terlalu menikmati tantangan ini, Anda mungkin akan kehilangan kendali lebih dari yang Anda kira."
Marco tertawa kecil—bukan tawa yang keras atau berlebihan, tetapi tawa seorang pria yang mengerti bahwa dirinya baru saja bertemu dengan seseorang yang mampu mengimbanginya dalam setiap aspek.
Dan bagi seseorang seperti Marco Maxdev, tidak ada yang lebih berbahaya dan lebih menarik daripada seorang wanita yang tidak bisa dia kuasai dengan mudah.
Permainan ini baru saja dimulai.