TARIK-ULUR DALAM SENYAP

592 Kata
BAB 5 – TARIK-ULUR DALAM SENYAP Langit Monte Carlo semakin pekat, seolah merestui atmosfer yang terbentuk di antara mereka. Angin malam membawa aroma laut yang bercampur dengan wangi khas tubuh mereka—campuran oud, vanilla, dan anggur merah yang memabukkan. Di balkon Le Château Noir, Marco Maxdev dan Lovania Valley masih berdiri dalam ketegangan yang halus. Percakapan mereka adalah sebuah tarian tanpa sentuhan, sebuah permainan di mana tidak ada yang ingin kalah. Marco menyandarkan tubuhnya ke pagar, matanya tetap tertuju pada Lovania yang masih menikmati anggurnya dengan tenang. Wanita ini berbeda. Tidak seperti mereka yang dengan mudah tunduk pada pesonanya. Lovania tidak berusaha menarik perhatian—dan justru itu yang membuatnya begitu sulit diabaikan. Marco menyeringai kecil sebelum akhirnya membuka suara. Marco: (Suaranya rendah, dalam, dengan nada maskulin yang memikat) “Saya mulai berpikir, Miss Valley… apakah Anda benar-benar menikmati permainan ini, atau Anda hanya ingin melihat seberapa jauh saya bisa bertahan?” Lovania menoleh pelan, matanya bertemu dengan miliknya. Ada kilatan ketertarikan yang tersembunyi di sana, tetapi tetap terjaga dalam kontrol yang sempurna. Lovania: (Suaranya lembut, tetapi ada tantangan halus di baliknya) “Permainan? Saya tidak tahu permainan seperti apa yang Anda maksud, Tuan Maxdev.” Marco tertawa pelan, suaranya berat dan penuh misteri. Dia melangkah lebih dekat, cukup untuk membuat Lovania merasakan kehadirannya tanpa menyentuhnya. Marco: (Berbisik dengan suara rendah yang menggelitik di udara di antara mereka) “Permainan tarik-ulur ini, sayang. Anda begitu mahir membuat seseorang merasa tertarik, tetapi tetap menjaga jarak yang cukup untuk membuat mereka menginginkan lebih.” Lovania menyesap anggurnya lagi, seolah tidak terpengaruh. Namun, Marco bukan pria yang mudah tertipu. Dia melihat bagaimana Lovania menarik napas sedikit lebih dalam sebelum menjawab. Lovania: (Suaranya tetap tenang, tetapi matanya berbicara lebih banyak dari kata-katanya) “Atau mungkin, Tuan Maxdev, saya hanya menikmati melihat pria seperti Anda belajar bersabar.” Marco menyipitkan matanya sedikit. Wanita ini benar-benar tahu cara bermain di atas permukaan yang berbahaya. Marco: (Nada suaranya sedikit lebih rendah, penuh keyakinan) “Dan apakah saya sudah cukup sabar sejauh ini?” Lovania tersenyum tipis, jemarinya berputar lembut di atas gelas anggurnya sebelum akhirnya menjawab. Lovania: (Nada suaranya menggoda, tetapi tetap berkelas) “Masih bisa lebih baik, saya rasa.” Marco tertawa lagi, kali ini lebih dalam, lebih gelap. Dia jarang menemukan seseorang yang bisa berdiri di hadapannya tanpa sedikit pun gentar—dan Lovania Valley bukan hanya berdiri, dia mengontrol ritme permainan ini dengan begitu elegan. Dengan gerakan yang halus, Marco mengulurkan tangan, jemarinya menyentuh perlahan batang gelas anggur Lovania, membuat sentuhan mereka nyaris bersinggungan. Marco: (Berbisik dengan suara yang lebih berat dan intens) “Anda terlalu menikmati ini, Miss Valley. Hati-hati… bisa saja Anda yang akhirnya terjebak.” Lovania menatapnya tanpa gentar, matanya mengunci milik Marco dengan percaya diri yang sulit digoyahkan. Lovania: (Tersenyum tipis, suaranya seperti bisikan yang menusuk langsung ke dalam benaknya) “Saya tidak pernah terjebak, Tuan Maxdev. Saya selalu tahu kapan harus keluar dari permainan.” Marco menaikkan satu alisnya, menarik diri sedikit, seolah ingin menguji teori itu lebih jauh. Marco: (Nada suaranya lebih lembut, tetapi tetap menusuk) “Dan bagaimana kalau saya tidak membiarkan Anda keluar?” Lovania menyandarkan tubuhnya ke pagar balkon, tetap mempertahankan senyuman anggunnya. Lovania: (Suaranya terdengar seperti tantangan tersembunyi) “Maka saya akan melihat sejauh mana Anda mampu bertahan, Tuan Maxdev.” Dan saat itu juga, Marco menyadari satu hal: Lovania Valley bukan sekadar wanita yang bisa ia taklukkan—dia adalah badai yang bisa menghancurkan siapa pun yang terlalu berani mendekat. Namun, di balik semua itu… bukankah pria sepertinya selalu tertarik pada sesuatu yang berbahaya?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN