DIBAWAH KENDALI NYATA

466 Kata
BAB 31 – DIBAWAH KENDALI NYATA Laut di sekeliling mereka bergelombang tenang, seolah menyaksikan ketegangan yang terselubung di antara dua manusia yang sama-sama tidak ingin kalah. Di atas dek kapal pesiar yang mewah, hanya ada cahaya temaram, angin yang membelai kulit, dan tatapan penuh arti antara Marco dan Lovania. Marco melangkah mendekat, gerakannya santai tetapi tegas, seperti pemangsa yang tahu kapan harus menyerang. Dia tidak terburu-buru, karena dia tahu—kendali yang sesungguhnya adalah tentang kesabaran. Marco: (Dengan suara rendah, menggoda tetapi tetap penuh wibawa.) "Miss Valley, aku sudah melihat banyak orang yang mencoba bermain di liga ini. Tapi mereka selalu lupa satu hal." Lovania tidak mengalihkan pandangannya, matanya tetap penuh ketenangan, meskipun Marco berusaha membaca setiap detail ekspresinya. Lovania: (Dengan suara lembut tetapi tajam.) "Dan apa itu, Marco?" Marco mendekatkan wajahnya, cukup dekat untuk membiarkan kehangatan napasnya menyentuh kulit Lovania, tetapi tidak cukup untuk menyentuhnya. Marco: (Dengan nada dalam, hampir berbisik.) "Bahwa hanya ada satu raja dalam permainan ini." Lovania tersenyum kecil, senyum yang begitu anggun tetapi juga mengandung bahaya tersembunyi. Lovania: (Dengan mata berkilat penuh kecerdikan.) "Mungkin mereka lupa, tetapi aku tidak. Aku hanya ingin memastikan... Apakah kau yakin kau benar-benar ingin menjadi raja, Marco? Atau kau hanya takut jika ada seseorang yang bisa mengimbangimu?" Marco tidak langsung menjawab. Dia hanya menatap Lovania dengan intensitas yang lebih dalam, seakan menimbang kata-kata yang baru saja keluar dari bibirnya. Lalu, perlahan, Marco mengangkat tangan dan menyentuh dagu Lovania dengan ujung jarinya. Sentuhan yang begitu ringan, tetapi penuh kendali. Marco: (Dengan suara rendah, sarat dengan makna.) "Aku tidak takut pada apa pun, sayang. Tapi aku harus mengakui... Kau cukup menarik untuk dipertahankan lebih lama." Lovania menahan senyumnya. Dia tahu Marco sedang mengujinya, mencoba mencari celah dalam pertahanannya. Lovania: (Dengan nada menggoda, tetapi tetap penuh kendali.) "Hati-hati, Marco. Aku bukan sesuatu yang bisa kau pertahankan begitu saja tanpa konsekuensi." Marco mengangkat alisnya sedikit, kemudian menarik tangannya kembali, membiarkan Lovania berdiri tanpa sentuhannya lagi. Marco: (Dengan senyum kecil, penuh perhitungan.) "Bagus. Aku suka sesuatu yang memiliki harga tinggi. Dan kau, Miss Valley... jelas bukan sesuatu yang murah untuk dimiliki." Lovania tertawa kecil, suara yang terdengar begitu elegan dan berbahaya di waktu yang bersamaan. Lovania: (Dengan mata berbinar penuh tantangan.) "Kau benar. Aku tidak murah, Marco. Tapi aku juga bukan sesuatu yang bisa dibeli begitu saja dengan harga berapa pun." Marco tersenyum kecil, tetapi matanya berbicara lebih banyak dari bibirnya. Dia belum pernah bertemu wanita seperti ini sebelumnya—seseorang yang tidak hanya menolak untuk tunduk, tetapi juga bisa berdiri sejajar dengannya tanpa gentar. Malam semakin larut, tetapi permainan ini baru saja dimulai. Di antara desir angin laut dan kemewahan kapal pesiar ini, dua individu dengan kekuatan yang sama kuat sedang menari dalam kendali yang belum ditentukan. Siapa yang akan menguasai siapa? Atau mungkin... mereka memang diciptakan untuk saling mengimbangi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN