Perjalanan

2502 Kata
“Hati-hati. Jangan melepaskan tangan Vani,” ucap Calvin pada Clara. Meskipun kini ia tengah menjalankan tugasanya sebagai seorang pemimpin kelompok, ia tetap tidak bisa menolak fakta bahwa ia memperlakukan Clara dengan lebih spesial. Setelah memeriksa keadaan kelompok, Calvin akan memeriksa kondisi Clara secara terpisah. Seakan-akan lalai sedikit saja akan membuat dirinya terpisah selamanya dengan sang adik. Tentu saja Clara mengangguk, dan menggenggam tangan Vani yang balas menggenggam tangannya dengan erat. Calvin memberikan kepercayaan pada Vani untuk menjaga Clara, sebab kini dirinya tengah menggendong seorang anak yang tampak begitu lemah. Benar, kini Calvin dan seluruh anggota kelompoknya tengah bersiap untuk memulai perjalanan mereka. Mereka semua tampak mengenakan selembar kain tambahan yang mereka gunakan semacam jubah. Sebab Calvin memutuskan untuk memulai perjalanan mereka, saat hujan turun. Hal tersebut Calvin lakukan sebab hujan menghambat pergerakan bangsa Draconian dan para mhonyedt—manusia yang mengalami penurunkan kapasaitas otak. Seakan-akan hujan menjadi musuh alami yang membuat mereka tidak bisa beraktivitas dengan leluasa seperti biasanya. Karena itulah, Calvin berpikir jika dirinya harus mengambil kesempatan ini secepat mungkin. “Kau tidak perlu cemas, aku tidak akan melepaskan tangan Clara. Sebaiknya kita harus bergegas. Kita tidak tahu akan sampai kapan hujan ini bertahan,” ucap Vani. Ini bukan kali pertama Calvin mempercayakan Clara pada Vani. Sebab selama ini, Calvin juga harus banyak mengerjakan tugasnya sebagai pemimpin yang mengemban tanggung jawab yang sangat besar dan sulit. Ada banyak nyawa yang harus ia jaga, dan tidak bisa selalu mengawasi Clara setiap saat walaupun dirinya ingin. Karena itulah, Vani yang juga memiliki pengetahuan mengenai kondisi jantung Clara, mengambil peran pengganti untuk mengawasi kondisi jantungnya. Calvin yang mendengar saran tersebut pun mengangguk. Jelas ia sadar bahwa apa yang dikatakan oleh Vani memang benar adanya. Karena itulah Calvin segera mengarahkan anggota kelompoknya untuk ke luar dari area persembunyian mereka. Tentu saja hujan deras segera mengguyur mereka semua. Namun, mereka semua tidak terlihat ragu dalam melangkah. Sebab semua orang sadar jika mereka hanya perlu mengikuti langkah Calvin. Selama mengikuti Calvin dengan baik, mereka semua pasti akan selamat. “Perhatikan langkah kalian,” ucap Calvin saat mereka semua mulai memasuki area jalan yang berada tepat di samping tebing, dan di samping jurang yang begitu dalam. Salah melangkah sedikit saja, sudah dipastikan jika mereka akan terjatuh dan bertemu dengan kematian. Jika beruntung, mereka hanya akan mendapatkan luka parah yang membuat mereka kesulitan untuk bergerak dalam waktu yang lama. Dan jelas, situasi tersebut juga berbahaya bagi mereka. Dalam kondisi sehat saja, sudah sangat sulit untuk bertahan di situasi ini, apalagi saat mereka terluka. Bahaya akan berkali lipat. Ini jelas adalah jalan yang sangat berbahaya. Jika bisa, Calvin jelas tidak ingin membawa kelompoknya melewati jalanan seperti ini. Terutama membawa Clara. Sebab dengan kondisi jantung Clara yang tidak sepenuhnya normal, melalui jalanan yang sulit seperti ini jelas akan terasa sangat sulit. Namun, Calvin tidak memiliki pilihan lain. Ini adalah satu-satunya jalanan yang sangat mungkin untuk diakses dalam waktu yang cepat. Meskipun terlihat berbahaya, ini area yang tidak biasa disinggahi oleh para mhonyedt dan bangsa Draconian. Jadi, ada satu faktor bahaya yang sudah disingkirkan lagi. Setidaknya, mereka bisa sepenuhnya menggunakan energi mereka untuk menempuh perjalanan. Saat mereka masih berada di tengah jalan berbahaya itu, tiba-tiba Calvin menghentikan langkahnya. Jelas, semua anggota kelompok yang mengikuti langkahnya, ikut menghentikan langkah mereka. “Kakak, ada apa?” tanya Clara tiba-tiba terserang dengan kecemasan saat menyadari ada situasi yang salah di sana. Calvin belum sempat memberikan jawaban karena klompok mereka sudah lebh dulu diserang oleh para mhoyedt yang ternyata bersembunyi di tebing yang berada tepat di atas jalanan berbahaya tersebut. Jelas Calvin mengetatkan rahangnya, merasa sagat marah karena situasi tidak berjalan dengan lancar seperti apa yang ia harapkan. Calvin pun bergegas menurunkan anak yang sebelumnya ia gendong. Lalu Calvin mendorong para anggota kelompok wanita dan anak-anak untuk memasuki area tebing yang agak cekung dan menciptakan sebuah ruang yang bisa digunakan untuk berlindung. “Tetap di dalam sana,” ucap Calvin pada sang adik, dengan memberikan penekanan dalam perintahnya tersebut. Clara yang mendengarnya mengangguk dengan patuh, sementara Vani mengeratkan genggaman tangannya. Setelah memastikan jika para wanita dan anak-anak sudah berada dalam kondisi yang cukup aman, Calvin pun berbalik. Calvin memberikan isyarat pada dua orang pria yang lebih muda di kelompoknya untuk membantunya melawan para mhonyedt yang berjalan dengan kedua tangan dan kaki mereka. Para mhonyedt adalah manusia yang mengalami kelainan yang membuat otak mereka mengalami penyusutan kapasitas yang sangat drastis. Hal tersebut membuat para manusia yang mengalami hal tersebut, seperti kembali pada zaman purba di mana mereka semua belum mengenal peradaban manusia. Mereka bahkan kembali menggunakan kedua tangan mereka untuk berjalan, tubuh mereka membungkuk, dan sangat liara tak terkendali, selayaknya monyet yang dikatakan menjadi cikal bakal manusia dalam sebuah teori. Karena itulah, para manusia yang kehilangan kemampuan berpikir, diberi nama Mhonyedt. Pada akhirnya Calvin dan kedua rekannya bertarung dengan para mhonyedt yang tampak begitu liar. Mereka yang memiliki insting hewani yang tinggi, tentu saja sangat sensitif dalam hal area di mana mereka berada. Mereka tidak senang saat ada orang asing terutama mereka yang tidak termasuk ke dalam kelompok mereka, memasuki area kekuasaan di mana mereka tinggal. Pertarungan tersebut menjadi sangat sengit. Karena para mhonyedt yang menyerang kelompok Calvin tampak lebih banyak daripada jumlah mereka. Calvin mengetatkan rahangnya saat merasa jika dirinya kini semakin tersudut. Serangan ini benar-benar tidak terduga. Kawanan mhonyedt yang menyerang juga terlihat kuat dan datang dalam jumlah yang banyak. Jelas, itu bukan situasi yang menguntungkan bagi mereka semua. Meskipun Calvin kuat dan handal dalam melakukan pembelaan diri, jelas ini bukan hal yang baik. “Sialan!” seru Calvin saat dirinya memberikan sebuah pukulan keras pada mhonyedt yang menyerangnya. “Menjauh dariku, Sialan!” seru Vani membuat Calvin sontak menoleh kea rah persembunyian wanita. Calvin seakan-akan mendapatkan serangan jantung, saat melihat apa yang terjadi di sana. Calvin mengetatkan rahangnya saat melihat jika ada beberapa mhonyedt yang berusaha untuk menyerang para wanita, termasuk menyerang adiknya. Itu sangat berbahaya. Ia dan para pria lain saja kewalahan untuk melawan para mhonyedt yang liar ini, jelas para wanita bukan tandingan para mhonyedt. Meskipun Vani juga terbilang wanita yang lebih kuat daripada wanita yang lain, Calvin tetap tidak bisa membiarkan Vani melawan para mhonyedt sendirian. Sebab itu sangat berbahaya. Karena itulah, Calvin segera mengubah arah dan melindungi para wanita yang memang menjadi inti dari kelompok tersebut. Ia harus memastikan, jika tidak ada yang terluka atau bahkan mati dalam penyerangan mendadak ini. Mereka harus tiba dan bergabung dengan kelompok yang lebih besar dalam keadaan lengkap. Calvin berteriak, “Menjauh dari adikku, b******n!” Calvin menggila, karena adiknya baru saja berada dalam bahaya. Namun, aksi menggila Calvin tersebut belum cukup untuk menghalau para mhonyedt yang ternyata terus saja bertambah banyak. Hingga pada akhirnya, mendesak Vani dan Clara yang memiliki kemampuan bela diri untuk segera turun tangan. Jelas hal itu tidak diharapkan oleh Calvin. Ia tidak ingin sampai Vani dan Clara berada dalam bahaya. Sayangnya Calvin tidak memiliki kesempatan untuk membuat keduanya tidak masuk ke dalam perkelahian tersebut, karena ia sendiri dibuat sibuk. “Dasar jelek!” seru Clara saat dirinya berhasil memberikan sebuah pukulan telak pada mhonyedt yang menyerang dirinya. Sebenarnya Calvin tidak perlu mencemaskan Clara, karena adiknya itu memang memiliki sedikit kemampuan bela diri yang ia pelajari sebagai dasar untuk melindungi diri ketika dirinya tidak mendapatkan perlindungan. Hanya saja, sebagai seorang kakak, dirinya tidak bisa menahan diri untuk terus mencemaskan Clara. Apalagi baru-baru ini, ada masalah pada jantung Clara yang membuat kondisi tubuhnya jauh lebih lemah daripada sebelumnya. Clara memang sejak kecil sudah memiliki masalah pada jantungnya. Karena itulah, Clara dan Vani benar-benar mengawasi Clara untuk tidak melakukan kegiatan fisik yang mengancam kondisi jantungnya. Selama usaha mengalahkan pada mhonyedt, jelas Calvin pun melirik pada adiknya untuk memastikan kondisinya. Tentu saja, itu adalah hal yang buruk bagi Calvin. Tidak mudah rasanya memecah konsentrasi, baik untuk pertahanan, penyerangan, hingga mengawasi sang adik agar tidak terluka.  “Hati-hati, Clara!” seru Vani saat melihat seorang mhonyedt yang terprovokasi dan menyerang dengan lebih agresif daripada sebelumnya. Untungnya Clara berhasil menghindar dalam waktu yang tepat. Membuatnya tidak mengalami luka mengerikan karena serangan tersebut. Clara sendiri merasa sangat marah dan membalas serangan itu hingga membuat mhonyedt yang menyerangnya jatuh kea rah jurang. Sayangnya, seruan Vani yang mencemaskan kondisi Clara, membuat Calvin kehilangan fokus. Ha itu membuat Calvin berada dalam bahaya karena para mhonyedt menargetkan dirinya. Tentu saja para pria berusaha untuk menyelamatkan Calvin, pemimpin kelompok mereka. Namun, ternyata itu masih belum cukup hingga membuat Clara dan Vani juga turun tangan untuk menyelamatkan Calvin. Namun, sayangnya hal tersebut malah membahayakan nyawa Clara. Sebab gadis satu itu kehilangan keseimbangan saat berdiri di dekat tepi jurang. Untungnya Vani berusaha untuk menggapai tangan Clara untuk menyelamatkannya. Sayangnya, usaha Vani menjadi sia-sia karena ternyata ia sendiri kehilangan kesimbangan. Calvin yang dibantu oleh kedua rekannya berhasil memukul mundur para mhonyedt, dengan wajah pucat segera berusaha untuk menggapai Vani dan Clara. Tentu saja Calvin tidak ingin sampai dirinya kehilangan anggota kelompoknya. Terlebih, ia tidak ingin sampai Clara mengalami hal buruk. Jelas Calvin akan kehilangan arah jika terpisah dengan adik yang sangat ia sayangi itu. “Kakak!” seru Clara ketika tangannya sama sekali tidak bisa menggapai tangan Calvin. Pada akhirnya Clara dan Vani pun jatuh dengan ke dalam jurang di bawah guyuran hujan yang semakin deras. Tentu saja uluran tangan Calvin tampak dingin di tengah udara. Wajah Calvin begitu pucat. “Clara, tidak! Clara!” seru Calvin meratapi hal mengerikan yang baru saja terjadi. Untungnya Calvin tidak melakukan hal yang bodoh karena kedua rekan prianya segera menahannya untuk tidak melompat saat itu juga ke jurang.       **           “Wah, ternyata kita terlambat,” ucap Ostra saat dirinya memasuki area bekas pebuangan air. Ostra terlihat melangkah dengan santai, tampak tengah memeriksa setiap detail dari area pembuangan air yang sebelumnya dijadikan tempat persembunyian para manusia. Akhir-akhir ini, para prajurit yang bergerak di bawah komandonya, memang semakin sulit menemukan persembunyian para manusia. Berbeda dengan para mhonyedt yang sering berkeliaran di tempat mereka berkumpul, para manusia yang jelas masih memiliki kecerdasan, kini rasanya semakin pintar saja dalam bersembunyi. Membuat Ostra dan yang lainnya agak merasa jengkel. Sebab mereka harus membuang waktu mereka yang berharga untuk melakukan pemburuan manusia yang masih tersisa di bumi demi melancarkan rencana mereka. Jika untuk para mhonyedt aksi perburuan lebih dikenal sebagai pembersihan, sebab mereka yang sudah kehilangan kecerdasan sudah tidak berguna menurut Ostra. Namun, saat mereka sudah menemukan tempat persembunyian para menusia, saat mereka sergap area tersebut sudah ditinggalkan. Jelas, situasi ini terasa sangat menjengkelkan bagi Ostra dan yang lainnya. Terutama bagi Riolo yang bertugas langsung untuk mengarahkan para prajurit. Padahal ia sudah repot-repot memburu mereka, tetapi ia malah tidak mendapatkan hasil apa pun. Sungguh menjengkelkan. Riolo muncul dengan bersungut-sungut. Tampak begitu kesal dengan apa yang tengah terjadi. “Jelas kita terlambat. Mereka semua sudah melarikan diri, dan kini aku kehilangan kesempatan untuk memburu mereka,” keluh Riolo seakan-akan tengah menyalahkan Ostra atas apa yang sudah terjadi. Tentu saja Ostra yang mendengarnya mengernyitkan keningnya. Ostra jelas tidak setuju dengan tuduhan yang diberikan oleh Riolo kepadanya. Mengapa insiden ini secara tiba-tiba disalahkan kepada dirinya? Padahal, sudah jelas jika penyergapan kali ini dipimpin oleh Riolo. Semenyara Ostra sendiri Saat ini mengambil posisi sebagai pengawas. Untuk mengawasi dan mengevaluasi kerja dari para bawahannya. Karena mereka bekerja di bawah sistem komando militer yang ketat, Ostra selalu mengaplikasikan evaluasi dan penilaian yang akan menentukan hukuman atau pernghargaan yang akan diberikan setiap bulannya pada para prajurit. Ostra berbalik dan menodongkan moncong senjatanya tepat ke arah Riolo yang seketika mengangkat kedua tangannya. Riolo memang sengaja mengusik Ostra, tetapi ia tidak menyangka jika reaksi Ostra akan sekeras ini. Jadi, sebenarnya bisa disimpulkan jika Ostra memang tengah sangat marah karena para manusia yang sepertinya berada dalam jumlah yang cukup banyak tersebut, sudah lolos dari penyergapan mereka. “Kenapa kau menodongkan senjatamu ke arahku, Jenderal? Apa arti dari todongan senjatamu ini? Apakah kau berniat untuk mendapatkan Letnan yang baru?” tanya Riolo berubah kaku. “Aku hanya ingin memastikan, apakah barusan kau tengah menyalahkanku atas apa yang sudah terjadi?” tanya Ostra sembari sedikit mengangkat dagunya. Terlihat begitu arogan sekaligus penuh dengan kharisma seorang pemimpin yang begitu kental. Memang, masalah aura mengerikan, siapa pun tidak akan pernah bisa mengalahkan Ostra, sang Jenderal Besar yang berasal dari keluarga jenderal ini. Riolo jelas ingin mencibir Ostra saat ini juga. Namun, Riolo masih memiliki akal sehat untuk tidak menyulut kemarahan Ostra lebih daripada ini. Ia tahu, jika Ostra adalah orang yang tegas dan tidak pernah main-main dengan apa yang ia katakan. Jika ia marah, maka ia benar-benar marah dan mungkin saja akan memberikan hukuman yang sangat tidak ia sukai. Karena itulah, Riolo harus berhati-hati di situasi seperti ini, demi melindungi senjata-senjata kesayangannya yang bisa saja disita oleh Ostra sebagai bentuk hukuman. Jadi, pada akhirnya Riolo berkata, “Tidak. Aku tidak menyalahkanmu. Di sini, aku yang salah.” Pada akhirnya, Riolo pun memilih untuk mengakui kesalahannya. Mendengar jawaban yang memuaskan dari Riolo, Ostra pun menarik kembali senjatanya. Namun, Ostra tidak mengembalikannya ke tempatnya yang sesungguhnya. Ia malah memainkannya dengan begitu santai. Sebelum kembali mengamati tempat persembunyian yang sudah ditinggalkan oleh para manusia berakal yang menjadi target buruan mereka. “Sayang sekali, sepertinya kita kehilangan sekitar sepuluh manusia berakal,” ucap Ostra. “Ya, ini memang hal yang patut untuk disayangkan,” timpal Riolo menyetujui apa yang dikatakan oleh Ostra tersebut. Memang sangat disayangkan, karena mereka kehilangan para manusia yang bisa dijadikan bahan penelitian dan eksperimen bagi keperluan bangsa mereka. Jika saja mereka datang lebih cepat, mereka pasti akan mendapatkan tangkapan besar. Riolo juga bisa bersenang-senang dengan memburu para manusia yang masih memiliki akal itu. Pasti akan lebih menyenangkan daripada melakukan pembersihan, sebab ia mendapatkan perlawanan yang memakai strategi dan kecerdasan. Namun, Riolo tidak sadar jika apa yang ia katakan tersebut, membuat Ostra memiliki akal untuk memberikan sebuah pelajaran pada Riolo yang menurutnya sangat senang bermain akhir-akhir ini. “Jika kau memang sangat menyayangkannya, maka kau harus memburu sepuluh manusia ini. Buru mereka, dan tangkap mereka untuk menjadi bahan penelitian kita,” ucap Ostra. “Tentu saja, aku akan melakukannya,” jawab Riolo tanpa beban. Ia malah menyeringai tampak begitu semangat dengan apa yang akan ia lakukan dalam waktu dekat ini. Sebenarnya, bisa dibilang Riolo sudah sangat menunggu datangnya waktu di mana dirinya bisa berburu dengan leluasa, tanpa mendapatkan larangan atau pembatasan oleh Ostra. Jika Ostra sudah mengatakan seperti ini, berarti ia bisa mendapatkan kebebasan untuk melakukan apa yang ia inginkan. Ostra menyeringai. Tentu saja ia bisa menyadari jika saat ini Riolo tengah bahagia, karena sudah mendapatkan perintah yang sepertinya sudah ditunggu-tunggu. Namun, saat ini Riolo tidak tahu jika dirinya saat akan memberikan sedikit pelajaran padanya. Ostra menatap Riolo sebelum berkata, “Tapi waktumu hanya satu hari. Jika tidak berhasil, maka bersiaplah untuk berlatih bertarung denganku.” Mendengar perkataan Ostra tersebut, seketika seringai Riolo surut begitu saja. Jelas ia tidak boleh sampai gagal. Karena berlatih bertarung dengan Ostra, sama artinya dengan merelakan tubuhnya yang berharga menjadi samsak gratis untuk Ostra. Sebab Riolo sama sekali tidak akan berhasil menang melawan Ostra yang tak lain adalah pemimpin tertinggi. Riolo tidak mungkin menang melawan sang Jenderal Besar. Riolo pun pada akhirnya berkata, “Baiklah, aku tidak akan mengecewakanmu, Jenderal Besar!”   
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN