PART. 3

1308 Kata
Ganda tak menyesali pernikahannya dengan Lie. Justru Ganda sangat beruntung menemukan Lie disaat kondisi kurang stabil. Ganda mengingat jelas waktu itu. Awal pertama kali, tanpa sengaja mereka bertemu. Saat itu Ganda berlarian, dengan nafas terengah-engah melihat Lie membawa termos minuman. "Hello, you have cafe?" "What? cafe?" "Yes, I'm thirsty, can you give me a little?" "Oh yes, this. Oh i am sorry, this not so hot" "it is okey, thanks" Lie memperhatikan Ganda dengan keheranan. "Are you oke?" "No, i am now oke" "why?" "this private" "it is okey, it is no problem" "Oh i am sorry, what is your phone number? I will contact you later" Lie tanpa pikir panjang memberikan nomer telepon selulernya. Lie buru-buru sekali karena dia harus segera ke pesawat. "Okey, thank you" kata Ganda "Okey byee" balas Lie dengan melambaikan tangannya. Mereka terpisah di tengah bandara, menuju tujuan masing-masing. Lie sudah mulai masuk ke pesawat yang akan tinggal landas menuju China. Negara kedua yang telah Ia kunjungi kali ini. "Hallo, how are you? I am Ganda" Chat singkat dari seseorang yang tak ada dalam daftar kontak Lie. "we met at the airport yesterday" lanjut Ganda Lie mulai mengingat laki-laki itu, dan menjawab, "oh yes I remember. Nice to meet you, I am Lie" jawab Lie "How are you?" lanjut Lie "I am fine, and you?" tanya Ganda "Yes same, i am fine too" jawab Lie "Are you from China?" "Hhhhhh no, I am not Chinese. But I come from Indonesia" "What?! aku kira kamu berasal dari negara China yang tak bisa bahasa Indonesia hhhhhh" jawab Ganda di tengah keterkejutannya "Ya kedua orang tuaku orang pribumi. tentu aku bisa hhhhh" "Akan tetapi aku lihat dari wajahmu, kamu bukan kulit asia" "Jangan tertipu oleh wajah, zaman sekarang ada uang, wajah bisa diubah" "Betul, betul itu" "By the way, kapan kau kembali lagi ke Indonesia?" "Untuk saat ini, masih belum terpikirkan" "Apa kau punya suami?" "Hhhhhh apa urusannya? that is private" "Oh, i am sorry" "It's okey" "Baiklah, kapan-kapan bisa kita lanjut ngobrolnya, aku lagian ada tugas" "Okey" "Terima kasih sudah mau memberiku nomer telepon. Bisakah mulai sekarang kita berteman?" "Tentu, mengapa tidak" "Aku senang bisa bertemu dengan mu" "Me too" "byeee" "byeee too" Ganda mulai penasaran sama Lie. Bagi Ganda,Lie adalah Wanita yang memiliki kharisma dan kelembutan luar biasa. Sejak hari itu, Ganda yang masih melanjutkan pendidikan kedokterannya di salah satu universitas di Indonesia,mulai mengalami kekacauan konsentrasi. Perjalanan Lie sendiri mulai focus membangun kehidupannya kembali setelah mengalami fase di titik balik kehidupannya. "Hai Lie, boleh kah aku menelpon mu saat ini?, tapi jika kau sibuk, kau bisa menghubungi aku pada malam hari. aku tak keberatan dengan calling you" Untuk mengobati rasa penasaran Ganda, dia berusaha selalu kirim chat random hanya ingin berbicara bersama Lie. Entah mengapa, Ganda merasa bahwa Lie adalah seseorang yang telah ditakdirkan untuknya. Hanya saja perlu usaha untuk menyakinkan Lie. Karena kesibukan Lie bekerja dan baru melihat ada pesan masuk dari Ganda dan beberapa pesan masuk lainnya. Lie memberikan balasan chat itu, "Hai juga, aku seharian bekerja. Maaf aku tak bisa melakukannya untuk menelpon mu kembali" Secara kebetulan Ganda yang memegang ponsel dan lama menunggu balasan dari Lie, langsung merespon balasan Lie. "Aku senang akhirnya kau masih mau membalas juga. Tak masalah jika di waktu malam hari, kamu tidak bisa di ganggu. Aku sangat memahami ini. Namun, jika di weekend aku bisa berbincang tanpa menggangu aktivitas mu, aku dengan senang hati tidak keberatan" Lie sangat heran dengan Ganda. Lie berfikir sejenak untuk memberikan balasan kembali. "Bukan maksudku untuk tidak mau berbincang, namun ada banyak hal yang aku tak ingin orang lain masuk didalamnya" "It's okey, aku siap menjadi teman sedihmu juga kok" "Hhhhh aku tak ingin berbagi kesedihan atau pun kesenangan" "Ohhh itu sangat baik. Aku pemegang rahasia terpercaya dan dijamin tidak bocor seribu persen, percaya dech!" Lie tersenyum membaca balasan Ganda, yang secara tersirat nyata memaksa. "Atau aku bisa jadi teman cerita random mu" lanjut Ganda "Aku masih tidak ingin memiliki siapa-siapa untuk sekedar bermain random cerita" "Kalo begitu, kita bisa bermain random serius!" "Hhhhhhhh" Pesan emoji Lie dengan tertawa, membuat Ganda yakin, bahwa Lie senang dengan tawarannya. Lie akhirnya menyerah juga, namun tidak memberikan kepastian janji. "Baiklah, mungkin lain waktu aku bisa menghubungi mu" "Okey tak masalah, aku senang mendengarnya. So, terima kasih" Lie memberi reaksi dengan emoji senyum. Ganda sangat bahagia sekali, meski pun belum tentu juga Lie melakukannya. Weekend telah tiba. Ganda tidak melepaskan ponsel dari dirinya. Kemana pun selalu dikantongi hanya ingin melihat apakah Lie mau menghubunginya. Namun, hingga malam menjelang tak dilihatnya pesan masuk dari Lie. Meski Ganda ingin sekali mengirimkan pesan, lagi-lagi di hapus pesan yang sudah dia ketik. Hingga menjelang dini hari, Ganda masih menunggunya. Lie tak menghiraukan apapun yang diharapkan Ganda dari dirinya. Lie masih tak mau membuka diri. Tepat di pagi hari, Ganda tak mampu lagi menahan rasa penasarannya. "Hello, How are you?" Pesan yang terkirim, masih belum terbaca langsung oleh Lie. "Aku menunggu mu untuk bisa kita saling mengenal. Sejak kemarin aku berharap kamu mengirim kan pesan kepadaku. Jika memang tak mau berteman, katakanlah, aku akan menghapus nomer mu mulai sekarang" Dengan kejujuran yang Ganda ungkapkan, setidaknya itu sedikit membuatnya lega. Lie yang tak menghiraukan ponselnya dari kemarin, tentu tidak mengetahui pesan dari siapa saja yang masuk. Sudah hampir dua Minggu, pesan Ganda tidak mendapatkan balasan Lie. Ditengah keputusasaannya, tiba-tiba Lie memberikan balasan pesan itu. "Hai, aku masih sibuk. Aku akan menghubungimu nanti. Maaf ya" Ganda meresponnya dengan emoji okey. Ganda di liputi overthinking selama ini terhadap Lie. Nyatanya Lie mau berteman dengannya. Malam yang ditunggu-tunggu Ganda, akhirnya tiba juga. Lie mulai membuka percakapan pesan dengannya. "Hai, bagaimana kabarmu?" "Aku baik dan masih selalu menunggu pesanmu hhhhhh" "Waduhhh gombalannya mau dimulai yaa?" "Aku jujur loh, gak gombalin kamu" "Memangnya kerjamu tidak ada libur kah?! atau memang kau ambil lembur?" lanjut Ganda "Iya sengaja ambil lembur" "Semangat yaa, jaga kesehatan jangan sampai karena full kerja lupa jaga kesehatan. Padahal itu yang terpenting" "Iya, terima kasih nasehatnya" "Lagi apa sekarang?" "Lagi menikmati chatting sama kamu hhhhh" "Ooooo benar juga ya" "Btw, apa pekerjaanmu disana?" "Tidak menarik untuk diceritakan juga" "Hemmm private ya? hhhhh" "Kamu sendiri apa pekerjaanmu?" "Aku masih calon seorang Dokter dan sekarang masih melanjutkan sekolah untuk menempuh gelar itu" "Wah wah otak ecer nih. Dokter gitu loh" "Jangan memuji, kadang pujian bisa jadi bumerang" "Kamu sudah punya anak berapa? "Ihhh, larinya jauh juga. Aku single masih ting ting" "Masak iya, Dokter loh. Secara finansial pasti tak diragukan lagi" "Meskipun Dokter, tidak semua Dokter sudah menikah.Banyak juga Dokter yang masih single. contohnya aku" "Katanya kamu masih calon Dokter?" "Iya, rumit juga menjelaskannya. Kamu sendiri mengapa tak mau jujur soal pekerjaan?" "Dalam pertemanan pekerjaan tidak boleh di katakan, sebab itu bisa menjadi jurang pemisah kalo tidak disikapi dengan baik" "Betul juga pemikiranmu. Aku suka itu" "Bagaimana harimu di hari ini?" "Aku baik, hanya melakukan beberapa aktivitas kecil. Kamu sendiri bagaimana?" "Hariku sama seperti hari-hari biasanya. Tidak ada yang menarik untuk di ceritakan" "Boleh aku bertanya alasanmu untuk bekerja di China? jangan jawab lagi itu private" "Hhhhhhhh, sepertinya penasaran sekali kamu ini" "Jujur saja iya, sejak awal aku bertemu kamu, aku ingin tau semua tentangmu" "Buat apa juga?" "Iya, siapa tau kita ada jodoh.Hhhhhhhh" "Carilah gadis, jangan cari yang seperti aku" "Cinta tak pernah melihat siapa,dari mana usulnya, dan pekerjaannya. Yang dilihat adalah karakternya" "Owwww" "Mengapa?" "Memangnya seberapa jauh kau sudah mengenalku? ketemu saja baru sekali. Jangan SKSD (sok kenal sok dekat)" "Laki-laki itu memiliki filling yang kuat, jika memilih wanitanya untuk dijadikan istri" "Roman sekali terdengarnya" "Hhhhhhhh, Kau belum tau ya, aku kan pujangga jalanan waktu muda" "Hhhhhhhh, pujangga nyasarnya milih Dokter. Sudah dulu lah, aku mau istirahat. Tau tidak disini jam berapa?" "Selisihnya tidak jauh kok, jadi masih aman meski larut" "Next another time dech byeee" "Okey byee" Ganda begitu bahagia meski obrolan kali ini sangat receh. Setidaknya masih ada kesempatan terbuka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN