"Apa maksud Nona? Tentu saja ini adalah zaman kerajaan, karena kita semua dipimpin oleh seorang Raja," ujar wanita itu menjelaskan kepada Filo.
"Siapa raja yang memimpin sekarang?" tanya Yuna dengan raut wajah bingungnya.
"Joenha Lee kang."
"Raja Lee kang? Berarti aku ada di zaman dinasti Joseon," balas Yuna masih dengan raut wajah tidak percaya bahwa dia berada di zaman kepemimpinan dinasti Joseon.
"Apa kau tidak mengingat itu semua?" Wanita yang mengaku sebagai pelayannya itu menatap dengan bingung dan penuh kecemasan atas tingkah laku majikannya.
Tanpa menghiraukan pertanyaan wanita itu Filo berlari keluar dengan mengenakan hanbok tidur yang sedang ia kenakan sekarang.
Hanbok itu berwarna putih polos, sedikit tipis dan tembus pandang pada bagian pundaknya sedangkan bagian bawahnya lumayan tertutup karena bahannya yang tebal. Filo sampai di luar dan memperhatikan sekelilingnya, tubuhnya tak berhenti berputar mengedarkan seluruh pandangannya memperhatikan lingkungan di sekitarnya. Ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat, tidak ada satupun rumah yang modern di sekitarnya.
Apa semua ini benar, batin Filo.
"Argh… apalagi ini? Nasib buruk memang selalu menghampiriku," ujar Filo kesal. Ia benar-benar tidak tahu apa yang menimpa dirinya saat ini, tapi yang jelas ini termasuk nasib buruk baginya.
"Nona! Nona! Kau tidak boleh keluar dengan pakaian seperti itu, orang-orang akan memandang buruk dirimu," teriak wanita yang mengaku sebagai pelayannya tadi.
Filo berhenti memandangi sekitarnya. Kemudian memegang kedua bahu wanita itu dan menatap tajam kepada wanita itu.
"Siapa kau sebenarnya dan mengapa aku ada disini, jawab aku dengan jujur jangan sampai kau membohongiku?" Filo mengharapkan jawaban lain dari wanita itu. Ia masih tidak percaya dengan semua ini dan berpikir bahwa tempat ini adalah sebuah tempat yang terpencil sehingga tidak terlihat modern dan berharap wanita itu mengatakan ini bukan zaman kerajaan Joseon.
"No-nona, aku adalah pelayanmu Yoon Eun Hye, apakah Nona sama sekali tidak mengingatku, apa mungkin ini terjadi karena Nona tidak sadarkan diri dari kemarin setelah terjatuh ke sungai," ujar wanita itu dengan sedikit ketakutan karena merasa terintimidasi oleh Filo.
Filo terdiam dan mengingat-ingat kejadian sebelumnya.
Aku memang terjatuh tapi seingat ku, aku terjatuh ke kolam bukan ke sungai. apa mungkin aku salah ingat dan mungkin namaku bukanlah Filo. apakah semua zaman modern yang aku hadapi itu hanyalah sebuah mimpi? jika itu adalah mimpi tapi kenapa aku tidak bisa mengingat kehidupan di zaman ini sebelumnya. Sebenarnya apa yang terjadi padaku?
Dia benar-benar tidak tahu situasi apa yang dihadapinya saat ini.
"Kau adalah pelayanku, lalu siapa aku?" tanya Filo kembali.
"Nona adalah Kim Yuna, anak Menteri pertahanan Kim young dan aku adalah orang yang telah melayani mu selama bertahun-tahun, bahkan kita sangat dekat," jawab wanita itu. "Apakah Nona benar-benar tidak mengingat siapa diri Nona?" tanya Eun Hye sambil menelengkan kepalanya ke hadapan Filo.
Filo sama sekali tidak menjawab pertanyaan Eun Hye. Ia masih bingung dengan semua ini.
Jadi aku adalah seorang putri bangsawan, ini tidak mungkin sebuah mimpi karena ini terasa begitu nyata, batin Filo.
Filo mencubit pipinya dengan sekuat tenaga untuk membuktikan bahwa semua ini bukan mimpi.
Rasa sakit dari cubitannya itu membuat Filo meringis.
"Hentikan Nona! Kenapa kau melukai dirimu sendiri?" Eun Hye melepaskan tangan Filo yang masih melekat di pipinya.
"Ternyata ini semua bukan mimpi," ujar Filo sambil mengusap-usap pipinya dan menatap Eun Hye dengan raut wajah sedih.
Eun Hye hanya diam sambil menatap majikannya itu dengan tatapan bingung sekaligus khawatir dengan kondisi majikannya itu. Kemudian ia berusaha untuk membawa majikannya itu ke dalam rumah kembali.
Saat Eun Hye baru hendak melangkahkan kakinya untuk membawa majikannya itu ke dalam rumah, tiba-tiba seorang pria paruh baya dengan pakaian pejabat istana datang menghampiri mereka.
"Apa yang terjadi, kenapa kau keluar rumah dengan berpakaian seperti ini? Kau bisa dicap wanita yang buruk jika keluar rumah dengan pakaian tidur seperti ini, ingat kau harus menjaga nama baikmu agar kau bisa menjadi Ratu untuk negara ini nantinya," ujar pria itu yang tampaknya sedikit kesal melihat Filo keluar dengan pakaian tidur seperti itu.
Suara itu terdengar sangat asing oleh Filo. Filo menoleh ke arah pria itu lalu menatap Eun Hye Dengan penuh tanda tanya.
Eun Hye membungkuk memberi salam kepada pria itu.
"Siapa dia?" Bisik Filo kepada Eun Hye setelah Eun Hye memberi salam.
"Dia adalah Tuan besar, Abeoji mu," jawab Eun Hye pelan.
"Abeoji ku?"
Eun Hye mengangguk menyatakan bahwa pria itu memanglah Ayah dari Yuna.
"Sepertinya dia Aboeji yang cukup galak, bukankah kau bilang aku sudah tidak sadarkan diri dari kemarin, tapi ketika melihatku dia bahkan tidak menanyakan kabarku," bisik Filo kembali kepada Eun Hye.
"Kenapa dengan pakaianku, tidak ada yang salah dengan pakaianku. Pakaian ini memang sedikit kuno tapi menurutku ini cukup baik," sahut Filo menjawab ucapan pria itu dengan nada yang terdengar sedikit menjengkelkan.
Ternyata tidak hanya ingatannya yang bermasalah sepertinya tingkah lakunya juga bermasalah, batin Eun Hye yang belum pernah melihat Yuna berkata seperti itu kepada ayahnya sebelumnya.
Mendengar ucapan Filo membuat mata pria itu melotot tajam. Ini adalah pertama kalinya ia mendengar putrinya berkata seperti itu. "Anak nakal sejak kapan kau berani berkata seperti itu kepada Abeoji."
"Nona ada apa denganmu, kau benar-benar tidak ingat siapa dia dan ini adalah pertama kalinya kau berkata seperti itu kepada Abeoji, mu. Dia memang seperti itu, tapi dia sangat menyayangimu. Dia adalah orang yang paling khawatir saat melihat dirimu tidak sadarkan diri. Dan biasanya jika dia marah seperti itu Nona tetap akan menghampirinya dan memasang senyuman yang lebar ke hadapannya untuk meredakan amarahnya," Eun Hye bersuara pelan.
"Apa yang kalian bisikan? Bukankah kau harus ke istana sekarang, tapi kenapa kau masih belum bersiap dan malah berkeliaran seperti ini diluar rumah." Ayahnya kembali bersuara.
"Tidak ada apa-apa Tuan, Tuan duluan saja ke istana! Aku akan segera menyiapkan Nona, Tuan tenang saja! Kami pasti datang tepat waktu," sahut Eun Hye kemudian membawa Filo masuk dengan cepat, ia sengaja melakukan itu agar tidak terjadi perdebatan karena ia tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi pada Nonanya yang memiliki sifat aneh saat ini.
Ayahnya hanya bisa menghela nafas dan tersenyum setelah melihat tingkah aneh anaknya.
Sesampai di dalam Eun Hye langsung meminta Nonanya untuk duduk di ranjang terdahulu, karena ia harus menyiapkan pakaian yang akan di gunakan oleh Kim Yuna.
Filo yang masih kebingungan hanya bisa terdiam dan menerima semua permintaan Eun Hye karena ia sama sekali tidak bisa berkata-kata lagi dengan apa yang ia alami saat ini.
Eun Hye keluar dari kamar itu untuk mengambil pakaian yang akan dikenakan oleh Yuna.
Di saat Filo sedang duduk termenung memikirkan semua ini, tiba-tiba sesosok wanita tua muncul dari belakangnya. Hal itu membuat Filo sangat kaget di tambah lagi wanita tua itu adalah Halmoni Dohee, wanita yang sebelumnya memanggilnya untuk membersihkan kolam miliknya.
"Halmoni, kenapa Halmoni ada di sini dan kenapa aku ada disini, bukankah kita sama-sama berasal dari dunia modern dan apa semua ini, dunia modern itu bukanlah mimpi, kan?" Filo langsung mengajukan beberapa pertanyaan ketika melihat kedatangan wanita tua itu.
"Ini adalah kehidupanmu sebelumnya, kau kembali untuk memulai semuanya kembali dan memperbaiki kesalahanmu di kehidupan ini," ujar wanita tua itu.
"Tapi Kenapa harus aku yang kembali ke kehidupan ini?" Filo masih belum mengerti dengan ucapan wanita tua itu.
"Kim Yuna adalah dirimu di kehidupan ini dan Kim Filo adalah dirimu di masa depan dalam artian kau merupakan reinkarnasi dari Kim Yuna. Dan kau harus kembali ke kehidupan ini untuk memperbaiki kesalahanmu sebelumnya dan memulai semuanya kembali agar bisa mengubah sejarah," jelas wanita tua itu kembali.
Mendengar itu Filo menundukkan kepalanya sambil berpikir keras, kesalahan apa yang ia perbuat sehingga ia harus kembali ke kehidupan ini untuk memperbaikinya.
"Aku adalah Kim Yuna, tapi kenapa aku tidak bisa mengingat apapun tentang diriku sendiri di kehidupan ini." Filo berpikir keras untuk itu.
Wanita tua itu tersenyum melihat Filo yang masih berpikir keras. Walaupun kau tidak mengetahui apa-apa tentang kehidupan ini aku yakin kau bisa memperbaiki sejarah yang buruk dengan memulai semuanya kembali, karena kau terlahir kembali dengan sifat yang berbeda dari dirimu dahulu, batinnya.
Kemudian wanita tua itu menghilang tanpa jejak.
Filo kembali mengangkat kepalanya barulah ia menyadari bahwa wanita tua itu telah menghilang.
"Tunggu Halmoni, masih ada yang ingin aku bicarakan denganmu, Halmoni! Halmoni!" Filo terus berteriak memanggil wanita itu.
Sepasang kaki berlari kencang menuju sumber suara dari teriakan Filo.
Cklek …
"Ada apa Nona, kenapa Nona berteriak-teriak?" tanya Eun Hye begitu sampai di kamar itu.
"Tidak ada, aku hanya mengetes pita suaraku," jawab Filo beralasan.
Eun Hye tidak bisa berkata-kata lagi dengan tingkah laku Nonanya hari ini, dia hanya bisa diam dan menatap Nonanya dengan penuh tanda tanya.
Baiklah jika ini adalah kehidupan sebelumnya, kenapa aku tidak mengingat apapun tentang kehidupan ini dan bagaimana caranya aku memperbaiki kesalahanku jika aku tidak mengingat apapun tentang kehidupan ini. Ah … lupakan saja! saat ini aku akan menganggap semua ini adalah tantangan dan Karena sudah terjebak disini maka aku akan menjalaninya sesuai keinginanku.
Note: sekarang Filo kita panggil dengan nama Yuna.
Sementara di tempat lain seorang pria tampan berambut hitam pekat, berhidung mancung dengan mata yang indah dan tatapannya tajam sedang menunggangi kuda putihnya menyusuri tepi pantai yang indah. Ia sangat suka berkuda di tepi pantai sekaligus melatih kemampuannya dalam menunggangi kuda.
"Ha …!" Suara yang keluar dari mulutnya membuat laju kuda itu semakin kencang, hentakan kaki kuda itu meninggalkan jejak yang cukup dalam di pasir pantai yang putih itu.
Matanya yang tajam terus menatap lurus ke depan memperhatikan jalur yang akan ia tempuh.
"Tuk … tak … tuk… tak," bunyi langkah kuda hitam yang ditunggangi oleh seorang pria mengenakan Hanbok militer kerajaan mengikutinya dari belakang.
Dua kuda itu berlari dengan sangat kencang memecah alunan ombak yang ada di tepi pantai.
Setelah lelah menunggangi kudanya, pria tampan berambut hitam pekat itu pun turun dari kudanya begitupun dengan pria berpakaian hanbok militer kerajaan itu.
"Seja joenha, sebaiknya kita kembali ke istana sekarang, hari ini adalah hari pemilihan calon putri mahkota, bagaimanapun itu adalah penyeleksian calon istrimu," ujar pria berbaju militer kerajaan itu.
"Aku tidak peduli akan itu semua, karena Ratu lah yang akan menyeleksi mereka, aku sangat yakin bahwa Ratu akan memilih orang-orangnya untuk di tempatkan di sisiku agar ia bisa menjalankan rencananya dengan lancar," ujar pria yang di panggil Seja Joenha itu.
Ya, pria itu adalah putra mahkota Lee min Soo dari kerajaan joseon. Lee min Soo memiliki sifat yang agak dingin dan kaku. Ia merupakan putra dari Raja Lee kang dengan mendiang Ratu Choi Hae ji.
Ratu Choi Hae ji telah meninggal dunia Lima tahun yang lalu sedangkan Ratu yang saat ini adalah seorang selir yang bernama Kim youngji, dia diangkat menjadi ratu setelah kepergian Ratu Choi Hae ji. Putra mahkota sangat tidak mempercayai Ratu karena Ia tahu bahwa Ratu yang saat ini sangat membencinya dan selalu melakukan berbagai cara untuk menyingkirkannya.
"Joenha benar, Ratu Youngji pasti memiliki rencana buruk dalam pemilihan calon putri mahkota kali ini, ia tidak mungkin mennyia-nyia kan kesempatan emasnya kali ini, untuk menempatkan orang kepercayaannya di sisi Joenha," ujar pria berbaju militer kerajaan itu.
Pria ber Hanbok militer kerajaan adalah Hong Jung Hyun. Ia merupakan salah satu pimpinan militer kerajaan sekaligus sahabat dari putra mahkota dan ia juga bertugas sebagai ajudan dan orang kepercayaan putra mahkota.
"Dia bahkan tidak tahu bahwa aku sangat hafal dengan tindakkan liciknya itu, tunggu saja akan ku pastikan dia menerima balasan atas apa yang telah ia lakukan," ujar putra mahkota dengan rahang yang mengeras dan membayangkan beberapa kejadian yang membuat dirinya kesulitan karena ulah Ratu.