Anna diam mematung. Ia benar-benar kehilangan segalanya detik ini juga. Seketika tubuhnya lemas, karena keegoisan ayahnya Anna kehilangan cintanya.
Tak terasa bulir demi bulir cairan bening terus berjatuhan membasahi pipi mulus Anna.
"Dia hanya memikirkan egonya sendiri. Ia bahkan tidak peduli bagaimana perasaan ku. Ia tidak peduli apakah aku hancur atau tidak," gumam Anna.
Ceklek!!
Pintu terbuka, menampilkan James dengan membawa dua tas Anna. Ia berdiri di ambang pintu, melihat putri semata wayangnya duduk lemas di lantai dengan memeluk kakinya. James tau ini pasti berat, tapi ia hanya ingin memberikan yang terbaik, dan inilah yang terbaik menurutnya.
"Masuklah ke kamarmu dan istirahat," ucap James sebelum melangkah masuk ke dalam rumah.
Anna hanya bisa diam, ia benar-benar mer
