Episode 1 : Malam yang ternoda

1500 Kata
Hujan mengguyur kota Jakarta dengan sangat deras. Gemuruh petir terdengar bersahut-sahutan. Arabella Adaline yang tidak bisa tidur, mengguncang tubuh sang bibi saat mendengar bel pintu yang terus berbunyi. Ara baru satu minggu tinggal di kediaman Damon. Gadis itu tidak berani membuka pintu tanpa sepengetahuan bibinya. "Bibi sangat mengantuk, kau saja yang membuka pintu. Jangan takut, hanya tuan Jade yang pulang di jam seperti ini." perintah Laras, bibi Ara. Dengan menahan rasa takut, Ara melangkah ke pintu utama. Setelah memastikan melalui jendela, gadis itu bergegas membuka pintu. "Tuan Jade mabuk berat. Ini kunci mobil beliau." ujar laki-laki yang tidak Ara kenal. Setelah mengatakan kalimat singkat tersebut, laki-laki itu langsung pergi. Ini bukan kali pertama Jade mabuk dan pulang tengah malam. Seisi rumah sudah tau kalau anak tertua di keluarga Damon, sering menghadiri jamuan alkohol demi memperlancar kerja sama antar perusahaan. Dengan mengerahkan seluruh kekuatan, Ara membimbing Jade menuju kamarnya. Sesekali Jade mengucapkan kalimat makian dan tertawa pelan. Karena Jade banyak bergerak, Ara cukup kesulitan membawa laki-laki itu. Sesampainya di kamar, Ara dengan cepat melepas kaos kaki Jade dan menghidupkan pendingin ruangan. Saat hendak mematikan penerangan, Jade menarik tangan Ara sehingga gadis itu jatuh tepat di atas tubuh Jade. "Kau wangi sekali, wangi yang aneh hingga aku berpikir untuk menidurimu malam ini." ceracau Jade. Ara bergidik ngeri. Gadis itu berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan Jade. "Tuan, ini saya Ara." ujar Ara takut. "Ara? Ah nama yang indah." balas Jade. Dalam keadaan mabuk, Jade membalik posisi hingga Ara berada tepat di bawah tubuhnya. Pandangan Jade berkabut. Melihat Ara yang ketakutan, Jade menyeringai senang. Ara mencoba mendorong tubuh Jade tapi hal itu justru membuat Jade mencekik leher Ara. "Hadiah kali ini masih sangat muda dan tidak berpengalaman. Tapi karena wangi tubuhmu enak untuk dinikmati, aku akan memperlakukanmu dengan lembut." bisik Jade. "Tuan tolong sadarlah. Saya Ara. Saya keponakan bibi Laras." jelas Ara ketakutan. Jade seperti tuli. Dengan ganas, Jade mencium bibir Ara. Gadis itu terus mendorong tubuh Jade meskipun kekuatan mereka tidak sebanding. Perlawanan Ara justru membuat Jade semakin berani. "Tuan, saya mohon sadarlah!" ujar Ara setengah berteriak. Pintu kamar yang otomatis tertutup, membuat suara Ara bergema di dalam ruangan. "Kau manis sekali, lebih manis dari segelas anggur." ujar Jade di sela-sela ciumannya. Tangan Jade bergerak liar berusaha meloloskan daster yang Ara kenakan. Ara terus melakukan perlawanan hingga membuat Jade lepas kendali. Laki-laki itu mencekik leher Ara sampai Ara nyaris tidak sadarkan diri. "Jangan melawan dan nikmati saja. Kau sudah di bayar dan sudah seharusnya melayaniku! Kalau kau terus melawan, aku tidak akan segan-segan menyakitimu!" ancam Jade. Ara menghirup napas panjang begitu Jade melepaskan cekikikan di lehernya. Panas dan menggebu-gebu, Jade mencumbu Ara yang sudah tidak berdaya. Ara hanya bisa menangis dengan tubuh terkulai lemah. Pasrah, Ara terpaksa menerima meski tidak rela saat Jade menyatukan tubuh mereka. Pandangan Ara kabur, berbanding terbalik dengan pancaran mata penuh hasrat milik Jade. Kesadaran Ara menghilang, gadis itu pingsan sesaat setelah Jade menjebol paksa milik Ara yang masih perawan. *** Mata Ara terbuka saat tangannya ditarik paksa hingga tubuh Ara jatuh dari ranjang. Ara gelagapan setelah benar-benar tersadar dari tidur. Lebih tepatnya, Ara pingsan dan tak sadarkan diri. Nyonya Damon-Vanya, istri sah Damon Abraham, yang tak lain dan tak bukan adalah ibu kandung Jade, menyeret Ara dengan paksa tanpa memberi kesempatan pada gadis itu untuk mengenakan pakaian secara pantas. Tubuh Ara gemetar ketakutan. Ara diseret ke kamar tamu tak jauh dari kamar Jade. "Beraninya wanita rendahan ini naik ke atas ranjang milik Jade!! Dasar jalang!?" Vanya memaki sembari memukul wajah Ara. Ara yang tidak siap, tak berdaya saat tubuhnya terhuyung menabrak pintu. Ara tidak peduli terhadap wajahnya yang perih akibat pukulan Vanya. Gadis itu terus berusaha memakai baju meskipun terlihat compang-camping. "Kenapa harus ditutup? Buka saja dan perlihatkan pada semua orang kalau kau itu seorang jalang! Aku sudah salah besar membiarkanmu tinggal di rumah ini! Kau menjijikkan!" teriak Vanya marah. Ara memegangi pipinya yang memanas. Bulir bening mengalir dari wajah Ara yang pucat pasi. "Saya... Saya diperkosa Nyonya. Saya tidak melakukan seperti apa yang nyonya tuduhkan." ujar Ara membela diri. Seketika kemarahan Vanya memuncak. Wanita paruh baya tersebut menarik rambut Ara hingga Ara berteriak kesakitan. "Diperkosa? Lalu kenapa kau diperkosa di kamar Jade? Bukan di kamarmu? Itu artinya, kau sendiri yang naik ke ranjang Jade! Jangan buat alasan konyol untuk memeras keluarga Damon. Kau akan masuk penjara untuk lelucon yang sudah kau katakan!" tegas Vanya. "Saya tidak..." Plak. Lagi-lagi Vanya memukul wajah Ara dan tidak memberi kesempatan pada Ara untuk menjelaskan. "Keluar dari keluarga Damon secara diam-diam Jika tidak ingin Laras ikut diusir dari rumah ini! Kalau kau berani mengatakan sepatah kata dan membuat keributan, kau sendiri yang akan rugi!" ancam Vanya. Saat Ara hendak membuka mulut, lagi-lagi Vanya menarik rambut Ara hingga Ara menjerit tertahan. "Kau tidak diizinkan untuk mengatakan apapun. Akan ada harga untuk tubuhmu yang sudah disentuh Jade. Kami tidak pernah menerima sesuatu secara gratis. Kau akan mendapat bayaran meskipun kau menyerahkan tubuh secara sukarela." ejek Vanya dengan wajah menyeringai. "Saya..." "Tutup mulut dan pergilah diam-diam! Aku tidak ingin melihatmu menginjakkan kaki di rumah ini lagi! Kau wanita licik dan menjijikkan!" potong Vanya. Ara terpental begitu Vanya melepaskan pegangan di rambut gadis itu. Ara menangis sesenggukan setelah Vanya keluar dari kamar. Orang kaya seperti keluar Damon tentu tidak akan membiarkan Jade bertanggungjawab untuk hidup Ara yang sudah Jade rusak. Bagi mereka, segalanya bisa diselesaikan dengan uang. Ara merasa jijik saat tidak sengaja melihat pantulan dirinya di cermin. Wajah yang kuyu dan memerah setelah dipukul, rambut yang berantakan setelah di jambak, dan leher yang penuh dengan tanda merah keunguan. Ara menangis ketakutan sambil memeluk lutut. Menangisi masa depannya yang hancur berkeping-keping. *** Arabella Adaline, gadis cantik berusia 20 tahun. Rambut hitam panjang bergelombang, wajah oval dengan mata sedikit sipit, dan kulit putih bersih. Tinggi Ara yang nyaris 170 dengan bentuk tubuh yang proporsional, membuat Ara terlihat bak seorang model. Ara datang ke Jakarta dengan tujuan ingin mendalami bakat di bidang desain pakaian. Sejak kecil Ara pandai menggambar dan membuat desain pakaian yang menarik dan unik. Sayangnya, Ara berasal dari keluarga tidak mampu dan tinggal di pedalaman pulau Sumatera. Untuk itu, Ara bekerja keras setelah tamat SMA agar bisa terbang ke Jakarta demi mewujudkan mimpinya. Laras, bibi Ara, yang merupakan adik kandung dari ayahnya, memohon kepada keluarga Damon agar Ara diperbolehkan menginap untuk sementara waktu. Laras berjanji Ara tidak akan membuat keributan selama tinggal di rumah tersebut. Ara juga akan bekerja pada keluarga Damon tanpa digaji sebagai imbalan tempat tidur dan makan yang tidak dipungut biaya. Vanya setuju dengan syarat Ara tidak boleh bertindak bebas dan tidak boleh memasuki daerah pribadi milik anaknya mengingat Vanya mempunyai 2 orang putra yang sudah dewasa. Vanya yang sejak awal tidak suka karena Ara yang masih muda dan cantik, sudah memperingatkan Laras untuk menjaga keponakannya agar tidak melewati batas. Baru 1 Minggu tinggal di kediaman Damon, Ara justru diperkosa tanpa diberi kesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi. Saat Ara kembali ke kamar Laras, Laras sudah menunggu dengan wajah marah sekaligus terluka. "Apa kau sudah gila? Berani-beraninya kau menggoda tuan Jade!? Ya tuhan, apa yang harus kulakukan untuk gadis tidak tau diri ini!" teriak Laras tertahan. Ara langsung berlutut di kaki Laras sambil menangis. Dengan terbata-bata Ara menjelaskan apa yang terjadi. Laras tau Ara gadis jujur dan tidak mungkin punya keberanian untuk menggoda laki-laki. Ara hanya fokus menggambar dan mempelajari banyak hal. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang Vanya katakan. Tapi, demi bertahan hidup, dan demi anak-anaknya di kampung, Laras harus pura-pura percaya pada Vanya dan harus tega mengusir Ara. Jika tidak demikian, maka Laras yang akan diusir dan dipecat secara tidak hormat. "Aku bersumpah aku tidak menggoda tuan Jade, Bi. Aku diperkosa." ratap Ara pilu. Hati Laras teriris. Wanita itu memeluk Ara sambil menangis. "Di rumah ini penuh dengan CCTV, mereka bisa saja menghapusnya tanpa meninggalkan jejak. Kalaupun kau mengatakan itu pada semua orang, tidak ada yang akan percaya. Apalagi, saat kejadian, kau masih berada di kamar tuan Jade. Mereka orang yang berkuasa, bisa membalikkan fakta dengan mudah." jelas Laras. "Bibi mohon pergi saja. Jangan membuat keributan. Kalau kau tidak pergi, anak-anak bibi dan ibumu harus makan apa? Kau yang paling tau bagaimana kondisi bibi di kampung." lanjut Laras sambil menangis. Tangis Ara pecah. Satu-satunya harapan Ara untuk meminta dukungan, justru menginginkan Ara untuk segera pergi. "Maafkan bibi, Ra. Bibi yang membuatmu mengalami kejadian mengerikan ini. Bibi bersalah padamu. Andai bibi tidak memintamu membuka pintu." sesal Laras. "Sekarang bibi justru egois dengan memintamu pergi. Mereka memberikan tabungan yang tidak sedikit untuk kerugian yang kau alami. Bagi kita yang bukan siapa-siapa, uang itu cukup untuk bertahan hidup selama bertahun-tahun tanpa harus bekerja. Jadi bibi mohon pergi saja. Anggap apa yang terjadi sebagai kesialan yang harus kau lupakan." lanjut Laras dengan perasaan hancur. Ara sudah tidak bisa berkata-kata. Hanya air mata yang bisa menjelaskan betapa terpukul Ara saat itu. Beberapa kali Ara menepuk dadanya sendiri, sesak dan tertekan. Ara yang berasal dari kampung, sangat menjaga kesucian dan tidak pernah tersentuh tangan laki-laki manapun. Tapi dalam satu malam, Ara justru kehilangan segalanya. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN