59. Robot Pelayan

1922 Kata

Elsa masih menangis. Menekuk lutut di pintu kamarnya yang ia kunci rapat-rapat. Perasaan saat Liam menyentuhnya tadi masih menjadi trauma. “Elsa,” panggil Sri di luar. Mengetuk pintu pelan. Elsa semakin menekuk lutut. Memeluk tubuhnya erat. “Elsa, makan dulu ya? Ini aku bawain sarapan buat kamu,” ucap Sri membujuk. Menempelkan telinga di pintu kamar Elsa. Menunggu jawaban. Elsa menggeleng, tak mau makan. Gadis itu bergeming. Begitu sampai sore. Malam harinya, Sri datang lagi. Mengetuk pintu. “Elsa, Bu Laurent ingin bicara sama kamu.” Elsa tak mau. Benar-Benar tak mau. Gadis itu tak bergerak sedari pagi. Masih di posisi yang sama. “Elsa?” Suara Bu Laurent memanggil. Tubuh Elsa bergetar ketakutan. Teringat tadi pagi Bu Laurent memaksanya masuk ke kamar Liam. “Dengarkan Ibu baik-b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN