22. Surat Perjanjian

1836 Kata

Tak berapa lama di kamar mandi, Elsa mendengar suara pintu kamar yang dibuka, kemudian ditutup. ‘Hm.. Kak Adam pulang,’ batinnya. Elsa mencoba untuk tidak menangis, tapi saat tetesan air shower hangat menyentuh wajahnya, tetes air mata yang tak ia undang deras mengalir. Sudah ia duga. Siapa pun pasti akan merasa jijik tidur dengan gadis pelayan. Anak buangan. Seorang pembantu. Tidak punya tempat tinggal. Elsa mengusap air matanya yang bercampur air shower, bukannya dia harus bersyukur? Berarti Adam tak ingin memanfaatkannya? Sekarang mungkin sakit, tapi mungkin akan lebih sakit lagi jika Adam pergi setelah puas menidurinya. *** Keluar dari kamar mandi, Elsa lesu duduk di depan meja rias. Ia yang tak pernah menonton TV mencoba menghibur diri dengan tontonan-tontonan lucu di layar kaca.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN