BAB 6: DERETAN DOKTER AHLI

1287 Kata
Esok paginya Ellena dan Alya sudah tiba di rumah sakit sejak jam enam pagi. Operasi akan dilakukan jam delapan pagi, jadi mereka sengaja datang dua jam lebih cepat untuk menemani sang Ibu. Untungnya kedua gadis itu memiliki waktu waktu untuk mengurusi Ibu mereka. Ellena sekarang berusia dua puluh satu tahun dan baru akan lulus kuliah tahun ini. Dikarenakan kasus n*****a yang pernah menjeratnya, dia mengganti kuliah kelas umumnya menjadi kuliah online. Dia juga sengaja mengambil kuliah malam, selain karena dia bisa bekerja di siang harinya, orang-orang yang kuliah malam biasanya juga sambil bekerja, jadi tidak terlalu mengkepokan urusan orang lain. Walau dia terkadang masih di bully teman-teman kampus onlinenya, tapi dia bisa mengabaikannya karena mereka jarang bertemu, hanya ada beberapa orang yang menjadi teman sekelompok jika mereka mendapat tugas kelompok. Berbeda dengan saat dia masih kuliah di kampus, dimana mereka sangat jahat dan membully serta menghinanya terang-terangan. Banyak yang iri karena Ellena cantik, jadi begitu ada kasus ini, mereka malah menambahkan gosipnya, mengatakan kalau Ellena merupakan wanita panggilan, hal itu membuat Ellena sering mendapat perlakukan tidak baik dari lawan jenisnya. Di siang harinya dia berjualan online produk kosmetik perawatan wajah. Walau dulu dia hanya tenar selama beberapa bulan, dia sudah menerima endorse beberapa produk kecantikan, jadi saat dia sudah tidak menjadi artis, dia masih bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan itu untuk menjualkan produk mereka secara online. Setidaknya tidak ada yang tahu jati dirinya jika dia berjualan online, jadi tidak ada yang membullynya. Usahanya itu cukup laris dan bisa membuatnya menghidupi dirinya, adiknya dan Ibunya. Dia hanya menggunakan tabungannya untuk membayar biaya masuk kuliah Ayla dan beberapa pengeluaran besar yang tidak rutin, seperti memperbaiki rumah kontrakannya. Sedangkan Alya, sekarang dia sudah lulus sekolah dan sedang menunggu waktu untuk masuk kuliah. Dia juga membantu Ellena untuk mengurus bisnis online, mereka berdua bekerja dengan baik, saling membantu satu dengan yang lainnya. Maudy sendiri sekarang hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa, Dulu dia berjualan di sebuah lapak yang ada di pasar untuk menghidupi kedua putrinya, tapi semenjak kasus Ellena, dia diusir dari lapaknya dan tidak ada tetangga yang mau membeli makanan darinya lagi. Mereka mengatakan kalau makanan yang dijual Maudy juga ada mengandung n*****a. “Setelah sembuh, nanti Ibu akan mulai berjualan lagi. Kita cari tempat lain untuk berjualan saja,” kata Maudy pada kedua putrinya. “Ibu tidak perlu khawatir. Alex sangat kaya dan dia bilang aku tidak perlu mengembalikan uang itu. Jadi kita tidak usah terlalu memaksakan diri untuk membayarnya,” kata Ellena tidak tega pada Maudy. “Hus, mana boleh seperti itu. Sudah bagus dia mau meminjamkan uang, masa kita tidak tahu malu dengan tidak mau membayarnya!” omel Maudy. “Bukan begitu, Bu. maksud Ellena, kita tetap akan membayar hutang itu, tapi tidak perlu dipaksakan terburu-buru,” Ellena menjelaskan. “Betul, Bu. Yang penting sekarang, Ibu harus semangat untuk segera sembuh. Biar aku dan Kak Ellena yang akan bekerja untuk membayar hutang itu. Yang penting Ibu sehat dulu,” kata Alya. Tidak lama kemudian, Dokter Hadi datang dan mengatakan kalau sudah waktunya Maudy dibawa ke ruang operasi. Setelahnya, Dokter Hadi mengajak Ellena dan Alya untuk ke ruangannya, membicarakan operasi yang akan dilakukan sebentar lagi. Ellena dan Alya terkejut saat mereka masuk ke ruangan Dokter itu dan melihat ada banyak Dokter lain disana. Dalam hati mereka menjadi panik, apakah ada masalah dengan operasi nanti? “Kenalkan, ini Dokter Rustam, kepala Rumah Sakit ini. Nanti beliau akan menggantikan saya memimpin operasi ini. Lalu, ini Dokter Justus, dia adalah Dokter Kanker terbaik di rumah sakit ini, dia juga akan membantu operasi ini. Lalu, ini …” Dokter Hadi terus menjelaskan kalau semua Dokter itu adalah yang paling ahli di bidang mereka masing-masing, merupakan Dokter terbaik yang dimiliki rumah sakit ini. Ellena dan Alya menurut saja saat diperkenalkan pada Dokter-Dokter yang sepertinya hebat itu, satu per satu. Gelar panjang di belakang nama mereka saja sudah membuat Ellena dan Alya merasa rendah diri. “Jadi, kami pastikan akan melakukan yang terbaik untuk operasi ini,” kata Dokter Hadi. “Saya minta maaf karena kami tidak menyambut kedatangan Ibu Maudy dengan benar saat kemarin kalian datang. Sebagai permintaan maaf karena keteledoran kami, setelah operasi, Ibu Maudy akan kami tempatkan di ruang VIP,” kata Dokter Rustam. “Maaf, Dokter. Maksudnya, Ibu saya nanti dipindahkan ke ruang VIP?” tanya Ellena terkejut. “Betul, Nona,” jawab Dokter Rustam. “Terima kasih banyak, Dokter Rustam. Saya sangat menghargai kebaikan Anda ini,” jawab Ellena tulus. Sebenarnya Ellena merinding mendengar dirinya dipanggil ‘Nona’ oleh Dokter yang terlihat sangat berwibawa ini. Selama ini dia tidak pernah dipanggil Nona dan diperlakukan seperti ini. Ada apa ini sebenarnya? “Baiklah, sebentar lagi operasi akan segera dimulai dan kami harus pergi. Tetaplah berdoa untuk kelancaran operasi ini.” kata Dokter Rustam pamit. “Ya, Dokter. Mohon bantuannya dan terima kasih banyak,” kata Ellena dan satu per satu Dokter hebat itu pamit sambil membungkukan badan padanya dan Alya. “Kak, apa kita sedang bermimpi?” tanya Alya setelah deretan Dokter hebat itu berlalu. “Kakak tidak tahu juga. Au!” pekik Ellena di tiba-tiba. Dia langsung menoleh pada adiknya dengan raut tidak senang. “Mengapa kau mencubitku?” tanya Ellena kesal. “Sepertinya ini bukan mimpi. Ini luar biasa, Kak! Ibu akan dioperasi dan dirawat oleh Dokter hebat seperti mereka!” seru Alya senang. Perkataan Alya membuat kekesalan Ellena seketika hilang. Memang ini adalah hal luar biasa yang harus mereka syukuri. “Ayo, kita menunggu di luar ruang operasi saja.” ajak Ellena dan kakak beradik itu lalu berjalan bersama sambil bergandengan tangan dengan bahagia. **** “Kak, aku beli sarapan untuk kita dulu, ya,” kata Alya sambil berdiri. Mereka sudah menunggu di depan ruang operasi selama dua jam sambil beberapa lama sekali berdoa bersama. Tadi Dokter menjelaskan kalau operasi akan berlangsung selama lima jam, dan itu artinya masih ada tiga jam lagi, dan karena Alya sudah lapar, maka dia mau beli makanan dulu. “Kau makan saja di tempat, nanti bawakan satu bungkus untuk Kakak,” pinta Ellena. “Ya. Kakak mau makan apa?” tanya Alya sambil mengangguk. Lebih nyaman untuk makan di tempat daripada makan disini. “Apa saja yang mudah dimakannya,” jawab Ellena. “Baik. Alya jalan dulu, ya,” pamit Alya dan Ellena mengangguk. Ellena mengeluarkan ponselnya. Dia mau membalas pesan yang masuk di toko onlinenya dan melihat-lihat media sosial untuk menghabiskan waktu. Akun media sosialnya atas namanya sudah dia tutup, lalu dia membuka akun media sosial baru, hanya untuk melihat-lihat saja. Dia tidak pernah memasang fotonya disana. Dia tersenyum saat melihat pesan dari Alex yang menanyakan operasi sang Ibu. Alex benar-benar pria baik, lihat bagaimana pria itu bisa begitu perhatian pada orang yang baru ditemuinya satu kali saja? Walau dia pernah menyelamatkan nyawa Alex, tapi baginya Alex sudah membayar hal itu lebih dari cukup dengan dua milyar itu. ‘Hi, Ellen, bagaimana operasi Ibumu? Apa sudah selesai?’ ‘Ibu sedang di operasi, kata Dokter operasinya sekitar lima jam dan sekarang baru berjalan dua jam,’ balas Ellena. ‘Aku akan mendoakan dari sini, semoga operasinya dilancarkan,’ ‘Terima kasih’ Ellena membalas pesan itu dengan senyum yang merekah di bibirnya. Dalam hati dia kembali memuji betapa baiknya Alex. “Ellena Graciella?” Ellena menoleh saat merasa namanya dipanggil. Dia pikir perawat atau bagian administrasi yang memanggil namanya dengan lengkap seperti itu, tapi ternyata dia salah. Yang dia lihat disana adalah seorang wanita cantik yang wajahnya sudah terpatri di otaknya. Wanita itu berdiri disebelah pria yang kemarin dia temui juga di Gedung Star Entertainment. Ellena menatap bingung pada pasangan cantik dan tampan yang seperti keluar dari film drama korea itu. Apakah tadi wanita itu yang memanggilnya? Dia lalu melirik ke belakang pasangan itu, berpikir kalau dia akan menemukan orang lain yang memanggilnya. ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN