Pagi pertama sebagai istri kontrak Prajaka, Zalima habiskan di rumah utama keluarga Dirgantara. Dia ikut sarapan bersama para kerabat yang belum pulang, menjadi pusat perhatian sekaligus sasaran empuk orang-orang yang kepo pada kehidupan pribadinya. “Bisnis keluargamu di bidang apa? Soalnya ini pertama kalinya kami menerima anggota baru yang latar belakangnya belum jelas,” tanya Serly, sepupu Prajaka dari pihak papinya. Sambil memotong roti bakar jadi bagian kecil, dia melirik Zalima sekilas—tanpa sedikit pun raut bersahabat. “Aku percaya om dan tanteku selektif dalam memilih menantu. Karena kamu diterima, berarti kamu lolos penilaian mereka.” “Sama Prajaka juga udah kenal berapa lama? Hebat deh bisa bikin dia jatuh cinta semudah itu, padahal beberapa bulan lalu dia baru diselingkuhi man

