Yana berusaha untuk tetap tenang, walaupun hatinya mulai bergejolak sangat hebat. Dia sungguh sial. Bagaimana bisa malam ini malah harus melayani Lucas Bayanaka dan mengincar uang senilai satu miliar rupiah sesuai keinginan Kafka? "Tuan, selamat malam. Sepertinya tidak ada yang tidak mengenal saya di klub malam ini jika mereka sering datang berkunjung." Briana mencoba untuk mengabaikan Lucas yang tampak tercengang melihat kehadirannya di ruangan tersebut. Pria itu tiba-tiba berdiri, membuat pria di sebelahnya kaget. "Kenapa, Lucas?" tanya pria itu heran. "Yana, apa-apaan kamu?" geramnya setengah mendesis marah, matanya melotot hebat ke arah wanita di tengah ruangan. Yana Jazada tersenyum lembut, seperti bunga yang mekar di musim semi. Penampilannya sangat menarik dengan selendang di k

