Keesokan harinya, Yana terbangun di ruangan yang terasa asing, tapi juga familiar di saat yang sama. Malam ketika Kafka membawanya pulang, di tengah jalan Yana mengalami demam tinggi sehingga pingsan dan tidak sadarkan diri sampai tiba di tempat tujuan. Samar-samar, dia hanya mengingat adegan di mana seorang dokter pria memeriksanya dalam keadaan lemah. Ketika wanita itu hendak bangun dari ranjang, dia menyadari kalau lengannya terpasang jarum infus. "Masih mau bergerak sembarangan?" tegur sebuah suara yang sangat dingin dan penuh amarah. Yana menoleh ke arah sumber suara dan melihat Kafka muncul dari kamar mandi. “Apa yang terjadi denganku?” tanyanya dengan suara lemah, nyaris berbisik. Satu tangan memijat sebelah alisnya, keningnya berkerut kencang. Kafka Bimantara hanya menutupi

