Di ruangan manajer Bella, suasana menjadi sangat mencekam. Atmosfernya dingin, seperti badai kutub yang telah berpindah ke sana. Yana Jazada duduk di sofa tamu dengan tubuh menciut, tidak berdaya. Keringat dinginnya mengalir deras. Dia tidak berani menaikkan pandangan dan melihat mantan suaminya, Kafka Bimantara yang sedang memeriksa isi ponselnya. "Hei, haruskah kamu melakukan itu?" tegur Bella yang datang dari lemari minuman, menuangkan segelas untuk pria dingin tersebut. Kafka mengamati layar ponselnya. Keningnya berkerut jengkel melihat daftar panggilan keluar wanita itu. Kenapa nomornya tidak ada? Bukankah Yana sempat menghubunginya beberapa waktu lalu? Matanya melirik ke sudut kanan atas ponsel wanita itu. Dia ternyata memiliki dua kartu SIM! Jengkel melihat Yana yang duduk de

