Pandangannya lalu tertuju ke arah tangga rumah sakit yang membuatnya menghela napas berat. Kafka melihatnya, menyindir dengan senyum mengejek, "Kenapa? Bukankah tadi kamu sudah bisa berdiri dan berjalan sendiri? Hanya beberapa anak tangga, sudah menghela napas seperti itu? Apa kamu sudah berubah jadi nenek-nenek jompo?" Yana menggertakkan gigi, menahan amarah yang menggebu-gebu di hatinya. Pria ini benar-benar tidak punya perasaan! Dia tidak hanya memaksanya yang lemah turun dari gendongan Conan saat baru saja diselamatkan dari kolam renang, tapi juga tidak peduli pada kondisinya sekarang. Bukankah itu bukti kalau Kafka membawanya ke rumah sakit hanya untuk memastikan dia tidak mati lebih cepat? Dengan tekad dan amarah jadi satu, Yana mencoba turun dari kursi roda dan berusaha me

