Seperti dugaan Kafka, Yana pikir pria itu akan memukulnya, tetapi ternyata dia hanya mengacak-acak puncak rambutnya sambil berkata dengan suara yang lembut dan sedikit main-main. "Mereka melalaikan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjagamu. Maka dari itu, sudah sepantasnya aku memberi mereka hukuman. Kalau semalam bukan aku yang mendatangi ruangan VIP itu, menurutmu apakah kamu bisa lepas dari kejahilan orang-orang kaya yang datang bersenang-senang di sana?" Yana termenung mendengar ucapannya, masih bingung. Jadi, kedua pengawal itu dihukum karena dirinya? Karena kecerobohan dan sikapnya yang sembrono? Seolah bisa membaca pikiran Yana sekali lagi, Kafka tersenyum arogan. Sikapnya sangat tenang dan dingin. "Sekarang, kamu paham kesalahan mereka berdua, bukan?" Yana merasakan hatinya m

