Yana Jazada berjalan menggunakan kedua tongkat di tangannya di sepanjang lorong menuju kamar privat untuk tamu VIP. Di sebelahnya, Anna mendampinginya dengan wajah serius. Beberapa wanita yang ada di sekitar memandang Yana dengan tatapan aneh dan sedikit jijik. "Ya, ampun! Dia muncul lagi! Aku pikir dia sudah berhenti di tempat ini! Dia sudah pincang seperti itu, masih saja berani datang kemari untuk bekerja? Mukanya setebal apa, sih?" "Aku dengar kalau dia itu membuat beberapa pria memperebutkannya setelah kejatuhan keluarga Jazada. Sepertinya dia benar-benar menjadi wanita yang sangat murahan. Tanpa ada rasa malu sama sekali, dia berani menggoda mantan pacar dan mantan suaminya sekaligus! Sungguh tidak tahu diri. Kenapa ada wanita seperti itu di dunia ini?" “Sungguh menjijikkan! Bah

