47_UNTUK APA, MA?

1396 Kata

Aku mencecar Luna dengan banyak pertanyaan, namun kulihat mata istriku itu tak mampu sekedar menatapku. Jari jemarinya dingin sekali. Kelopaknya terkulai seperti tak memiliki kekuatan. Hembusan angin malam membawa aroma anyir darah dari tubuhnya. Seketika aku menjadi sangat ketakutan. Kuturunkan cadarnya, Luna sedikit menghindar. “Aku mau istirahat, Mas.” Suara Luna agak lemas. Aku mengabaikannya. Kutepis tangannya yang menghalangi tanganku. Sampai kulihat wajah istriku dengan sempurna. “Astagfirullah!” pekikku sangat terkejut. Pipi pualam mulus itu berubah menjadi abu-abu, keunguan, seperti habis kena pukulan. Di ujung bibirnya, ada bercak darah sebab bagian atas bibirnya tampak terluka. Luna membuang wajahnya. “Kamu habis ngapain, Dek?!” pekikku. Wanitaku hanya diam saja. Kucoba t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN