ESS - MENGULANG MALAM

2106 Kata

     Suara itu mulai mengalun di pendengaran Bevan, juga ia merasakan tangan lembut itu bergulat dengan kain sprei saat Bevan mulai membuat sentuhan di paha menjadi mainan. Pelan geliat tubuh itu mengambang seolah merancang sesuatu yang tidak dapat ditinggal, nikmat dan memastikan pertemuan kecupan Bevan bergulir hingga ke leher.      “Kak…,” Rosie menoleh ke arah pintu. "Um… Pintunya…"      "Aman sayang."      Bevan seketika mengangkat wajahnya dari leher Rosie, ia menatap kedua mata yang berair. Bevan memahami keadaan ini, apa yang di dalam pikiran Rosie juga rasa sakit hati masih tertanam begitu dalam. Apalagi saat kepala itu menggeleng, sungguh Bevan bimbang karena apa yang telah dirasakan sudah terlalu memburu dan nikmat untuk diselesaikan.      Karena tangis itu terlalu menyiksa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN