Bagian 12 (Cemburu membawa petaka)

1117 Kata

“Jadi, kamu satu perusahaan sama Juminten? Apa dia masih membully kamu?” tanya Tian sambil menyuapkan makanan ke mulutnya. “Enggak. Aku juga baru tahu kalau dia kerja di situ. Dia sekretaris bosku,” jawab Nadira lemas seketika ia teringat kejadian itu. “Alven? Bukannya kalian sudah menikah?” tanya Tian. Siapa yang tidak tahu mereka menikah. Nadira kaget dan mengangguk. “Ya lah, nikah karena politik kerja,” ucap Nadira sambil bersandar di kursi. “Wah, sakit sih Alven. Kalau aku jadi dia, aku bakal bahagiain kamu.” “Sayangnya, dia enggak kaya kamu. Hehe. Dia pacarnya Juminten, sudah lama kayaknya,” kata Nadira santai, tak mau ambil pusing. “Hooo, iyakah? Mau-maunya Alven sama dia. Nih, kukasih tahu ya. Juminten itu waktu SMA sering dilecehin adik kelas, bukan karena dipaksa tapi kemaua

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN