Minthea Diadang, Kecoh, dan Pertemuan Pertama Setelah Skandal** Lift berbunyi ting saat sampai di lantai tiga. Minthea melangkah keluar dengan langkah penuh percaya diri, heels 12 cm-nya mengetuk lantai marmer. Rambut hitamnya disisir rapi, lipstick merah darah, dan parfum tajam yang khas menusuk udara. Dia berjalan seperti belum terjadi apa-apa. Seolah dia bukan dalang yang hampir membunuh papa Alven. Begitu mendekati lift yang menuju lantai CEO, dua penjaga keamanan langsung berdiri menghadang. “Maaf, Nona,” kata salah satu dengan sopan tapi tegas. “Lantai CEO tidak bisa diakses tanpa izin.” Minthea berhenti. Mengangkat dagu. Senyum manis beracun. “Sejak kapan?” tanya Minthea sambil melipat tangan. “Aturan baru dari Tuan Alven,” jawab satpam satu lagi. Minthea tertawa kecil

