Bagian 9 (Rumah tanpa cinta)

1929 Kata

Sore itu, matahari mulai condong ke barat ketika kabar datang dari Aldi. Setelah berhari-hari mencari, akhirnya rumah kontrakan yang dicari sudah dapat. Sebuah rumah mungil tapi lengkap, berada di perumahan kecil di pinggiran kota. Bukan rumah mewah, tapi cukup untuk ditinggali dua orang yang baru memulai hidup baru. “Pak, saya sudah laksanakan perintah Anda,” ucap Aldi melalui telepon. “Rumah dan isinya sudah siap, tinggal istri Anda masuk saja ke sana.” “Baik, terima kasih, Aldi. Kirimkan alamatnya ke saya.” “Siap, Pak.” Alven menutup telepon, menatap layar ponselnya sebentar, lalu menarik napas panjang. Ia tahu Nadira mungkin takkan suka. Tapi ia juga tahu, rumah itu sudah lebih dari cukup untuk sekarang. Semua perabotan baru, bersih, dan lingkungan perumahan itu tenang—hal yang su

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN