"Mirele …." Tristan merasa sesak dalam rasa sakit pada luka tembakannya. Merasakan peluru itu tengah mengoyak dari dalam perutnya. Ia tidak bisa berpikir apa pun saat itu selain istrinya.
"Saya pulang saja. Saya akan mengobati lukanya di rumah. Tidak di sini, Mirele. Kita hanya—"
"Karena kita belum menikah dan kita tidak bisa berdua saja di kamar ini? Maaf, Sir. Untuk malam ini saja, tolong jangan menolak apa pun yang ingin saya lakukan untuk Anda. Perempuan mana yang tidak cemas jika melihat kekasihnya kesakitan seperti ini. Tidak. Saya tidak akan membiarkan Anda pergi malam ini. Maaf jika saya bersikeras dan Anda tidak suka dengan ini. Dokter sedang dalam perjalanan kemari. Kita tunggu sebentar lagi. Okay?" Mirele berapi-api. Terlihat begitu khawatir saat tangannya menggenggam erat t
