Dokter Ridwan adalah seorang dokter bedah di rumah sakit harapan kasih, kedatangannya membawa angin segar bagi para perawat dan staf wanita. Karna bukan hanya tampan tapi juga ramah, baik hati dan juga berprestasi.
Siapa wanita yang tak mau ada didekatnya, apalagi bisa menarik hatinya. Sayangnya diusianya yang menginjak angka 30 tahun dia belum juga menikah dan tak terlihat memiliki kekasih.
Malam ini sehabis melakukan oprasi kecil pasien amandel, dokter ridwan menyetir mobil dengan sangat kencang, tiba-tiba ada motor yang melaju kencang.
Tabrakanpun terjadi, perlahan Ridwan keluar dari mobil, saat itu jam 6 sore, namun jalanan sangat sepi dijalanan komplek tempat Ridwan tinggal.
Ridwan melihat wanita itu berdarah dibagian kepala, bergegas Ridwan menggendong wanita itu ke dalam mobil, Ridwan melaju kencang menuju rumah sakit tapi dia berfikir lagi. Bagaimana jika orang tau dia yang menabraknya? Bagaimana dengan nama baik dan kredibilitasnya kalau sampai terjadi apa-apa dengan wanita ini?
Ridwan memutar haluan ke arah rumahnya, dia membaringkan wanita itu di tempat tidur dan membersihkan darahnya, ridwan menjahit luka dikepalanya dan memasang infus.
Ridwan mengambil jilbab wanita itu yang berlumuran darah, membersihkan sarung bantal yang juga terkena noda. Langsung dia masukan ke mesin cuci dan mencucinya agar pembantunya tidak curiga.
Ridwan meraih ponselnya dan berkata “bik... besok libur dulu ya 1 minggu saya mau keluar kota” Ridwan mengabari pembantunya agar libur dulu supaya tidak ada yang tau keberadaan wanita itu.
Beberapa jam kemudian wanita itu sadar. “minum... minum...” ridwan mengambil air dan memberikannya debgan sendok.
Wanita itu membuka matanya dan bertanya ” Kamu siapa...”
“aku Ridwan.. nama kamu siapa..” ridwan balik bertanya tapi wnaita itu seperti kesulitan.
“aa...aku....nama...aku tidak ingat”
Ridwan terpaku sejenak, dia tidak ingat apapun sebagai seorang dokter Ridwan tau yang dialami wanita itu adalah Amnesia retrograde hilangnya memori untuk peristiwa yang terjadi sebelum trauma.
Orang dengan amnesia retrograde tidak dapat mengingat sebagian atau bahkan semua masa lalu mereka.
Amnesia retrograde adalah hilangnya memori untuk peristiwa yang terjadi sebelum trauma. Orang dengan amnesia retrograde tidak dapat mengingat sebagian atau bahkan semua masa lalu mereka.
Meski demikian, orang yang terkena amnesia mempertahankan keterampilan motorik yang dimiliki. Contohnya, kemampuan untuk berjalan dan berbahasa yang biasa digunakan sehari-hari.
Malam itu Ridwan tidak bisa tidur, dia menghubungui temannya dibagian radiologi dan citiscan.
Ridwan menceritakan semua pada temannya.
"Bro... bantu gue lah, please.." Ridwan memohon pada Sandi
"Gila lu... knapa gak u rawat aja disini, kan u bisa bilang nolong dia kek apa kek"
Jawab Sandi
"Gak bisa bro.. nanti kalau nanya identitas gimana pasti bakal ada polisi segala,tolonglah" ridwan memelas lagi.
"Okelah nanti di jam 00.00 lu bawa aja kesini, nanti gue akan liat kondisinya"
Malam itu rudwan berpakaian hitam dengan topi dan menutup wajahnya dengan masker agar tak ada yang mengenalnya. Ridwan membawa wanita itu ke ruang pemeriksaan dibantu dengan kursi roda.
"Kondisinya bagus bro cuma memang ada trauma dikepalanya, tapi kondisi ini harus selalu dipantau" jawab sandi.
"Huffff syukurlah" ridwan menghela nafas dan membawa lagi wanita itu ke mobil.
Ridwan mengendarai mobilbdengan sangat hati-hati, khawatit trauma otak yang dialami wanita itu makin parah.
Sampainya dirumah Ridwan menidurkan kembali wanita itu dan memasang lagi infuse nya.
"Kamu tennag ya.. semua akan baik-baik saja" kata ridwan sambil meletakan tangan wanita itu ke kasur.
Sejak ada wanita itu Ridwan tidur di kamar yang lain.
Malam ini Ridwan masih tak bisa tidur sesekali melihat wanita itu dengan kekhawatiran.
"Hey...." wanita itu memanggil Ridwan yang sedang menengok ke kamarnya.
"Ada apa..." Ridwan masuk ke kamar.
"Namaku siapa... dan kenapa aku tidak dirawat diru.ah skait saja" pertanyaan wanita itu membuat Ridwan Bingun.
"Namamu...emh....Rahma kamu dirawat dirumah karna aku dokter... aku..aku...aku suamimu" Ridwan mengatakannya dengan penuh keraguan, dia hanya tak mau wanita itu risau.
"Aku.. istrimu..." dengan keras wanita itu mengingat tetap tak bisa ingat.
Dikejauhan sana Fahmi sedang menangis dikantor polisi.
"Masa cuma motornya saja pak tidak ada jasatnya" ucapan Fahmi saat itu membuat butiran air matanya menetes.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin pak" hanya itu saja yang bisa dikatakan oleh polisi.
Fahmi kembali kerumah dengan langkah gontai, dia duduk disofa ruang tamu yang terasa kosong dan sunyi. Dia memandang foto pernikahannya denga Anyelir, ada harsa di senyuman dalam foto membuatnya merasakan kehilangan lebih dalam.
" ayah... mana bunda... udah ketemu belom..." tanya Alica buah hati Fahmi dan Anye.
"Belum sayang... ayah akan berusaha buat nyari Bunda ya.." sambil Fahmi mngelus kepala Alice.
"Apa kata polisi Mi?" Tanya Erna sahabat Anye yang membantu menjaga Alice saat Anyelir menghilang.
"Cuma motornya aja yang ketemu, dilihat dari cc tv warga terakhir 500m dari jarak ditemukannya motor, jalanan sepi tidak ada yang bisa dimintai kesaksian. Makasih ya Na,udah bantu jagain Alice" Fahmi bicara sambil melepas kaos kakinya.
" iya gpp kebetulan aku WFH kok fan Alice anaknya mandiri banget kalo gt aku pulang dulu ya"
Erna seraya membereskan laptob dan barang-barangnya.
"Besok kalo butuh apa2 bilang aja ya Mi... kita kan udah kaya sodara, jangan sungkan" kata erna yang sudah mendekati pintu.
"Iya Er, pokonya makasih banyak"
Erna yang menuju mobilnya dan melambaikan tangan ke Fahmi.
,"coba aku ganti dulu perbanbkamu ya" Ridwan tiba2 masuk ke kamar tanpa mengetuk.
Rudwan begitu kaget melihat kamarnya telah kosong.
Apakah dia kabur?
Dan sudah mengingat semuanya?
Ridwan kesana kemari mencari tapi tak menemukannya dikamar mandi, ruang tamu, dapur, lalu dia berlari menuju garasi untuk keluar mencarinya, berharap belum jauh Ridwan tergesa-gesa hingga kunci mobilnya tidak masuk2 ke lobangnya. Saat sudah masuk ingin keluar tiba2 ada yang mengetuk pintu kaca mobilnya.
"Mau kemana...?"
Sepontan Riwan kaget untunglah dia tidak kemana-mana.
"Kamu kemana aja... aku cari kamu g ada..." dengan nada yang sangat khawatir.
"Aku gak kemana- mana cuma lihat2 halaman depan"
"Yaudah ayo masuk kita ganti perban"
Wanita itu nurut mengekor di belakang ridwan.
"Mungkin hari ini...hari esok atau nanti... berjuta memori yang terpatri dalam hati ini, mungkin hari ini hari esok atau nanti”
Ridwan kaget Rahma bisa menyanyikan sebuah lagu, apakah dia sudah mengingat sesuatu. "Itu lagu apa..?" Tanya Ridwan mencoba menggalih ingatan Rahma.
" lagu dari arah rumah sebelah" seraya membuang nafas lega Ridwan melanjutkan mengganti perban dikepala Rahma.
Entah mengapa ada rasa takut ingatannya kembali, ada juga rasa takut akan kehilangannya.
" sepertinya lukamu cepat kering nanti akan membaik dalam waktu 7 hari " kata Ridwan, walau ridwan tau entah kapan ingatan Rahma akan kembali.
"Ceritakan padaku.. bagaimana aku yang dulu.. dan bagaimana aku bisa mengalami ini semua.."
"Kamu orang yang baik.. periang.. kamu terjatuh dari lantai 2 jadi km mengalami cedera kepala" Riwan menjelaskan sambil mebereskan alat2 nya.
" kalau kita suami istri, kenapa g ada foto atau apapun bajuku juga g ada, selama ini aku pakai bajumu" tanya Rahma lagi
" ya nanti akan aku jelaskan setelah pulang kerja ya kamu baik2 dirumah jangan keluar2 banyak istirahat"Ridwan bergegas pergi bekerja.
Fahmi kebingungan karna Alice tiba2 demam, Alice mengigau " bunda... bunda... bunda.." wajar jika anak sekecil Alice usianya baru 4 tahun dia sangat sedih kehilangan Bundanya.
Fahmi hanya bisa mengompresnya dan menemani buah hatinya. Fahmi mengabari Erna lewat pesan singkat.
Erna bergegas datang membawa buah dan juga air kelapa. "Diminumin ini ya biar gak dehidrasi" sambil memapah tubuh kecil alice untuk duduk.
" makasih ya er... aku g tau harus gimana, dan maaf udah ngerepotin kamu"
"Ngerepotin apanya... gak kok" jawab Erna sambil mnidurkan kembali Alice yang sudah meminum setengah gelas air kelapa. Saat erna menarik selimut Alis berbarengan dengan tangan Fahmi mata mereka beradu dalam jarak yang dekat.
Sepontan Erna melepaskan tangannya. Lalu keluar kamar karna salah tingkah.
Sejak sahabatnya Ayrelir berpacaran dengan Fahmi, sebenarnya Erna begitu iri, karna Fahmi laki-laki yang baik, bertanggung jawab dan mau menghalalkan sahabatnya beda dengan pacar2 erna yang hanya ingin have fun aja tidak ada yg serius, hingga usianya 30 tahun blm ada orang yang serius dengannya.
Melihat Fahmi yang sendiri dan kesepian Erna terpacu untuk lebih dekat dengan Fahmi.
Tidak lama fahmi keluar dari kamar.
Fahmi keluar ke ruang tamu dan mulai berbinng dengan Erna.
"Semua akan baik2 saja" kata Erna, yang hanya dibalas anggukan oleh Fahmi. Ada raut duka diwajahnya yang mebuat Erna makin mendekat.
Erna meletakan tangannya dipunggung tangan fahmi, mata mereka pun bertemu dengan pandangan yang berbeda, ada desir di detak jantung mereka, Nuansa kehangatan mulai menjadi tabir. Perlahan Fahmi tenggelam dalam tatapan mata Erna yang semakin dalam tangannya yang satu reflek menyentuh pipi Erna yang seolah mengakui betapa cantiknya Erna.
Hidung mereka mulai bersentuhan nafas Fahmi yang tak beraturan memberi sinyal gelora yang tak tertahankan Erna memajukan tungkaknya lebih dekat hingga bibir mereka saling bersentuhan satu sama lain, ciuman itu membuat Fahmi sejenak melupakan kehilangannya, kesedihannya akan keadaanya saat ini.
Menyeruak parfum mahal Erna yang membuat Fahmi lupa diri hampir saja dia membuka kancing baju Erna namun tertahan karna tangisan Alice.
Segera fahmi memasuki kamar dan menenangkan Alice.
Erna yang masih tak percaya menyentuh bibirnya sendiri ada rona bahagia dan senyuman menghiasi bibirnya.
Ridwan membeli beberapa baju rumahan untuk Rahma. Dan mulai menjelaskan kebohongn demi kebohongan.
"Kamu dan aku dulu tidak tinggal disini tapi diluar kota, lalu kita pindah kesini koper berisi bajumu hilang dibandara, karna kelelahan membersihkan rumah kamu terjatuh hingga kepalamu cedera" rahma hanya bisa mencoba mengingat semua kata2 ridwan tapi tak berhasil.
"Jangan dipaksa.. kita perlahan akan mengingat semuanya dari awal, tapi yang terpenting adalah kamu sehat dan kita bisa membuat memori baru yang lebih indah" Ridwan menyodorkan tas belanjaan berisi baju2 untuk Rahma.
Keesokan paginya Ridwan dikejutkan akan sarapan pagi yang luar biasa enak yang dibuat oleh Rahma.
"Aku lapar jadi aku masak ini semua" kata Rahma sambil menyendokan nasi ke mulutnya.
"Iya... enak bgt... masakan kamu" ekspresi ridwan seolah baru pertama kali makan masakan Rahma.
"Emang sebelumnya masakan aku gak enak?" Tanya Rahma yang curiga.
"Enak kok... biasanya jg enak cuma sejak kamu sakit udah lama g makan masakan kamu" elak Ridwan.
Mereka makan dengan nikmat berdua.
"Kenapa kita tidak tidur bersama?" Pertanyaan Rahma membuat Ridwan hampir tersedak.
"Karna kamu sedang sakit, biar kamu istirahat dengan nyaman, aku takut kalau aku tidur tidak tenang bs mengenai lukamu" penjelasan Ridwan masuk akal tapi sebagai suami istri membuat Rahma tetap bertanya2 mengapa tak ada sentuhan sedikitpun dari Ridwan.
Rahma menyiapkan bekal untu Ridwan dan memberikannya, Rahma menyodorkan tangan ingin berjabat tangan lalu dengan aneh Ridwan mengulurkan tangannya yang kemudian dikecup oleh Rahma, ada rasa haru dalam hati Ridwan, betapa indahnya jika dia benar adalah istrinya.
Lambaian tangan Rahma mengantar kepergian Ridwan. Rahma membersihkan Rumah, menuci baju dan memasak menunggu Ridwan pulang disore hari. Ridwan masuk rumah tanpa mengetuk, melihat sekelilingnya sangat bersih dan rapih, makanan juga sudah ada dimeja makan, hanya saja tidak ada Rahma Ridwan mencati Rahma ke kamarnya tanpa sengaja melihat rahma yang sedang berganti pakaian sehabis mandi.
Lekuk indah tubuh Rahma membuat Ridwan menelan air liurnya sendiri, tetesan demi tetesan air yang jatuh dari rambut panjangnya membuat sensasi kesegaran yang sangat membuat Ridwan marasakan gelora, sperti ada senyawa asing yang berpencar disetiap aliran darahnya.
" eh udah pulang ayo makan..." dengan santainya Rahma tetap berganti pakaian karna tau dia suaminya.
"Aku mau mandi dulu" Ridwan mandi mencoba mendinginkan tubuhnya yang panas.
Sambil mengosok tiap sisi tubuhnya namun pikirannya terbayang kembali lekuk tubuh rahma yang begitu indah, putih dan sangat mulus.
Saat dimeja makan Ridwan mencoba memalingkan pandangannya, padahal Rahma sudah berdandan cantik, dengan aroma parfum laki2 milik Ridwan.
Selesai makan tanpa kata2 Ridwan mengosok gigi dan mencoba tidur tapi tidak bisa tidur perlahan Rahma memasuki kamar ridwan dan tidur disampingnya sambil memeluk tubuh Ridwan.
Ridwan melihat tangan putih Rahma yang menggelayut diperutnya, membuatnya berbalik dan membalas pelukannya. Rahma benamkan kepalanya pada d**a bidang Ridwan merasakan detak jantung Ridwan yang sangat kencang.
Ridwan menyentuh bibir Rahma yang merekah bagai mawar membuka piama tidurnya dan melihat keindahan yang nyata.
Ridwan menutup kembali piama tidur Rahma, dalam hatinya menyadari Rahma adalah seorang ibu dan mungkin istri orang lain. Melihat ada tanda oprasi sesar diperutnya.
"Maaf jangan sekarang ya... aku takut nanti luka dikepalamu akan derguncang" Rahma yang merasa ditolak langsung masuk ke dalam kamarnya dia sangat malu dan merasa harga dirinya dilukai.
Ada panggilan darurat ridwan harus mengoprasi pasien kecelakaan, Ridwan bergegas pergi dan sampailah diruang oprasi. Ketika sedang serius mengoprasi pikiran ridwan melayang ketempat dimana luka oprasi sesar itu mengganggu pikirannya membuatnya salah memotong pembulu darah vena yang membuat darah muncrat kemana2. Untung saja segera bisa ditangani oleh dokter bedah lain yaitu dr.sasongko.
Karna peristiwa itu Ridwan mendapat teguran keras dari rumah sakit.
"Ketidakprofesionalan anda bisa membahayakan nyawa pasien" kata direktur rumah sakit yang memanggil Ridwan ke ruangannya.
"Iya saya minta maaf atas kecerobohan saya" jawab Ridwan
"Karna itu kamu diskors selama 1 bulan tidak menangani oprasi" hukuman itu seperti menyentak jiwa Ridwan. Betapa tidak dia seorang dokter berprestasi yang sama sekali tanpa kesalahan bahkan jadi rebutan setiap rumah sakit kini diskors.
Mungkin ini karna dosanya menyembunyika. Kenyataan pada Rahma, dia harus jujur, mungkin keluarga Rahama menantinya, anaknya.. suaminya.. pikiran itu terus mengotori fikirannya.
Ridwan masuk rumah dengan langkah lemas. Melihat Rahma yang sedabg menonto tv, Rahma yang sadar ridwan datang langsung bergegas masuk kamar dan menguncinya.
Tok...tok..tok... "kamu kenapa... jangan marah donk" kata ridwan memohon tapi Rahma tidak juga keluar.
Ridwan melihat makanan tersedia dimeja makan. Ridwan makan sendirian sambil menyuap nasi demi nasi ke mulutnya begitupun air matanya menetes tetes demi tetes.
Ada rasa sedih karna peristiwa dirumah sakit, ada keinginan untuk jujur pada Rahma, tapi ada juga rasa takut kehilangan Rahma karna dalam diam Ridwan telah mencintai Rahma.
Rahma keluar dari kamar melihat Ridwan makan sambil menangis.
Rahma berjalan ke samping Ridwan Ridwan mengarahka. Kepalanya ke arah Rahma. Rahma menghapus airmata Ridwan" ada apa sayang.."
Ridwan meletakan kepalanya diperut Rahama, tangan Rahma mengelus rambut Ridwan Dan memberikan energi kehangatan Yang membuat Ridwan sangat nyaman.
"Andai bisa seperti ini Terus.."
"Kamu kenapa..."
"Aku buat Kesalahan saat oprasi"
"Kamu Relax ya... Sini Aku pijat"
Rahma memijat kepala Dan punggung Ridwan membuat semua penatnya hilang.
Malam ini Ridwan Dan Rahma tidur bersama saling berpelukan Tanpa Ada apapun Yang mengahalangi hasrat mereka selesai melakukanya Ridwan tidur diperut Rahma sambil menyentuh bekas oprasi sesar diperutnya membuat gerakan Naik turun mengikuti garisnya, Ada Rasa bersalah, namun Dalam hati Ridwan dia Akan bertanggung jawab dengan APA Yang sudah dia lakukan lalu mereka tertidur pulas.
Pukul 00.00 Rahma berteriak, keringat bercucuran. " Kamu kenapa sayang?" Tanya Ridwan.
"Aku mimpi buruk, seolah Aku berada ditepi jurang Dan hampir jatuh lalu Ada anak kecil Yang menarikku tapi dia terjatuh Dan memanggilku Bunda.." kata Rahma sambil mengatur nafasnya kembali.
"Kamu tenang ya... Mimpi hanya Bunga tidur" Ridwan mencoba memenangkan Rahma. Namun batinnyalah Yang kini tidak tenang
***
Fahmi Yang sudah putus ASA 40 Hari sudah Tak Ada kabar sedikitpun tentang istrinya, hubungannya dengan Erna semakin dekat.
Akhirnya Fahmi memutuskan untuk menikahi Erna untuk menggantikan posisi Anyelir.
Erna sangat baik pada Alice Dan juga tumbuh Rasa sayang dihati Fahmi.
Merekapun menikah, Dan mengatakan Resepsi Di Hotel Berbintang, Karna Erna memang Dari keluarga Kaya Raya.
Disaat Yang Sama Ridwan mendapat undangan Dari sepupunya Erna.
Ridwan mengajak Rahma ke butik ternama membelikan gaun untuk datang ke pernikahan Erna.
Betapa kagetnya Ridwan melihat kecantikan Alami Rahma dengan gaun gold panjang dengan belahan sampai paha punggungnya nyaris terbuka namun dihiasi tali2 kecil Yang membuatnya nampak sempurna.
Pintu ruangan gedung terbuka lebar, para tamu undangan memenuhi ruangan. Saat itu semua Mata memandang Ridwan Dan Rahma bagaikan pasangan cantik Dan Tampa Yang serasi.
Rahma menikmati pesta itu, Rahma melihat sesekali ke arah pengantin. Seperti mengenalnya tapi siapa dia tidak ingat.
Anak kecil berlari ke arahnya. "Bunda ...Lalu memeluknya"
Rahma menunduk melihat wjah gadis kecil itu mirip seperti yang ada dimimpinya.
"Alice" air mata berurai Rahma memeluk gadis kecilnya.
Fahmi menghampiri Alice dan tak percaya istrinya ada dihadapannya.
"Ayelir" tubuh Fahmi mematung tak bisa menjelaskan apa2.
Spontan Ayelir mengingat semua kejadian demi kejadian dia menarik taplakmeja yang diatanya ada buket bunga hingga bunga jatuh berantakan dan mencoba menutupi dirinya yang setengah telanjang dia ingat bahwa sebelumnya dia wanita berhijab.
Mengapa semua ingatannya kembali justru pada saat yang sangat menyedihkan dalam hidupnya. Laki2 yang selama ini dia cintai suaminya Fahmi menikah dengan sahabatnya hanya dalam waktu 40 hari kepergiannya,dan Ridwan orang yang selama ini bersamanya bukanlah suaminya bahkan dia sudah tidur dengannya karna dia telah membohonginya.
Hatinya bergemuruh begitu hancur dan terluka, bagaikan ambivalen yang melekat dijiwa.
Ambivalen adalah cinta dan benci dengan orang yang sama. Yang dia rasakan pada Fahmi dan Juga Ridwan.
Dalam kesedihan Anyelir berlari, tiba2 saja dia pusing dan pingsan. Ridwan membawanya kerumah sakit. Beberapa saat kemudian dia tersadar.
"Tega kamu bohongi aku! Sampai aku berzina denganmu" dengan penuh kebencian Anyelir melontarkan kemarahannya.
" maafkan aku.." hanya kata itu yang terucap dari mulut ridwan.
Hati ridwan bergemuruh dan pergi meninggalkan Anyelir.
Setelah boleh pulang Anyelir memutuskan kembali kerumah Fahmi. Dia mengetuk pintu dan Erna membukaakan pintunya.
Anyelir tanpa kata2 mengambil koper dan memasukan semua barangnya dan barang Alice.
"Apa yang kamu lakukan... kita bicara baik2..."kata fahmi sambil menahan tangan Anyelir memasukan barang2nya.
"Sudah cukup mas.. ceraikan aku, hiduplah bahagia dengan Erna, aku sudah tidak suci lagi aku telah ternodai izinkan aku pergi" kata Ayelir.
"Gak bisa... aku masih cinta sama kamu jangan pergi" jawab fahmi.
Erna hanya bisa menangis tanpa kata2.
"Biarkan aku hidup bersama Alice, aku akan berusaha tidak membencimu tapi lepaskanlah aku"
Anyelir membawa Alice pergi bersamanya, Fahmi hanya bisa tersungkur menangis dan dipeluk oleh Erna dari belakang.