Setelah dipergoki oleh wanita paruh baya beberapa saat lalu, kini Jessica sedang menyiapkan mentalnya sendiri. Ia merasa malu, merasa dirinya sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Dalam benaknya jelas tidak pernah terbesit pikiran untuk melakukan hal tersebut, tetapi ... keadaan saat itu malah sangat mendukung, dan dengan bodohnya dia malah memberikan celah agar Ansel melakukan sesuatu yang bisa saja membahayakan nama baik mereka di mata orang-orang. Sejak datang ke dalam apartemennya sendiri, Jessica lebih memilih ruang kerja sebagai tempat merenung. Matanya menatap ke arah rak buku, laku berpikir jika saja dia bisa memutar waktu, mungkin ia akan melakukannya dan kembali pada saat buku yang membawa petaka dalam kariernya sebagai penulis hancur lebur. Buku yang ia tulis dengan hat

