Tiga

923 Kata
Kendrick bukanlah orang yang suka membuang waktu, setelah sampai semalam ia memutuskan untuk istirahat, esok paginya ia harus pergi ke perusahaan cabang setelah membersihkan diri dan mengisi perut. Setelah dua hari yang lalu ia berkunjung ke perusahaan cabang yang bergerak dibidang konsultan hari ini ia akan berkunjung ke perusahaan cabang yang bergerak di bidang penerbitan. Dari apartemen mewahnya, perjalanan menuju ke perusahaan penerbitan ini tidak terlalu jauh seperti perusahaan konsultan kemarin. Selama perjalanan pun ia masih di sibukkan dengan banyaknya email yang dikirimkan oleh orang-orang kepercayaan nya. "Tuan kita sudah sampai." Ken mengangguk pelan dan keluar begitu saja dari mobil setelah pintu untuknya dibukakan. Seperti biasa semua orang yang memiliki posisi tinggi menyambutnya dengan senyum ramah. Mereka memasuki area lobby dan mengajak Ken untuk menuju ke ruang khusus di lantai paling atas. "Tidak perlu, aku akan melihat-lihat disini sebentar. Dan tolong siapkan ruang rapat, kita akan rapat sebentar lagi. Ada yang ingin aku tanyakan." "Baik pak." Meski ia hidup di negara lain, beruntungnya aksen milik Ken tidak terdengar aneh saat berbicara dalam bahasa Indonesia.  Ken melihat bagian lobby perusahaan cabang ini. Tapi sepertinya disini tidak ada hal apapun yang mengecewakan, tidak perlu lagi sentuhan untuk memperindah. Disini terasa nyaman seperti di perpustakaan umum. Meja resepsionis juga bagus, pegawai nya pun mengenakan pakaian sopan menurutnya. "Yang lain sudah siap pak, Anda sudah ditunggu di ruang rapat." Ken mengangguk pelan dan memimpin perjalanan. Lift nya juga tidak perlu diganti. "Aku rasa bangunan disini cukup baik, jadi untuk itu tidak ada masalah. Kita tinggal mengecek cara para pekerja saja bukan?" "Benar pak." Saat pintu dibukakan untuknya, dengan percaya diri Ken melangkahkan kakinya masuk keruangan itu. Semua orang berdiri dari kursinya seakan menyambut nya masuk. Ken mengedarkan pandangan nya dan melihat mereka dengan senyum tipis. "Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Kendrick Wilkens. Tentu kalian semua tahu jika kedatangan saya kemari untuk melakukan pendataan, jadi mohon kerjasamanya. Tolong kalian bekerja dengan giat seperti biasanya selama saya disini, dan untuk rapat dadakan kali ini kita akan mengulas semua permasalahan yang ada." Setelah berkata demikian ia membiarkan direktur disini untuk menjelaskan semua hal padanya.  Tak sengaja matanya melihat seseorang berpakaian lebih berwarna dari yang lain. Dan itu sedikit mengganggu matanya, tetapi ia pun tak bisa melarang karena tidak ada yang dilanggar oleh wanita itu. Pakaian kerjanya sopan dan terlalu tertutup menurutnya, ia pun memakai kemeja dan blazer. Ken tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas karena wanita itu menunduk, ia hanya dapat melihat rambut hitam legam yang indah milik wanita itu.  Wanita itu tidak pernah mengangkat wajahnya, yang ada ia malah menoleh ke arah temannya dan membelakangi Ken lalu menunduk lagi melihat copy-an materi rapat. Ken menjadi penasaran sekarang. Ken mencoba fokus pada apa yang dijelaskan dihadapannya tetapi matanya seakan tidak bisa diajak kerjasama hingga sesekali terus melirik kearah wanita itu. Hingga tak terasa semua hal sudah selesai dibicarakan, Ken bangkit dari duduknya dan segera berjabat tangan dengan para pimpinan di perusahaan ini. Mendengar semua penjelasan dari mereka Ken yakin perusahaan ini baik-baik saja meskipun ada beberapa masalah yang masih dalam proses penyelesaian. Sebagai pemilik perusahaan Ken berjalan memimpin rombongan. Sesaat dirinya masuk kedalam lift diikuti para petinggi lainnya, ia melihat wajah wanita itu. Berhasil membuat seorang Kendrick terpaku sesaat. Mana mungkin ada wajah semenggemaskan itu di dunia ini? Dan ketika pintu lift akan tertutup refleks Ken menahannya.  "Ada apa Tuan?" Orang-orang menatapnya bingung, tetapi mata Ken tak pernah terhenti menatap wajah itu. Dapat ia lihat ekspresi bingung itu dari wajahnya, rasanya Ken tak ingin sekalipun melewati setiap ekspresi wanita itu.  "Mengapa kalian tidak masuk?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutnya. Ia pun bingung apa yang dilakukan nya sekarang. "Kami pak?" Teman disebelah wanita itu malah menanggapinya. Segera Ken kendalikan dirinya. "Ya, siapa lagi wanita selain kalian berdua?" Ken dapat melihat bagaimana kikuknya dua wanita itu masuk kedalam lift.  Jantung Ken berdebar tak karuan ketika aroma wanita itu terhirup olehnya. Sialnya Ken begitu menyukai saat seperti ini. Ketika ia merasakan cinta pertamanya saat duduk dibangku junior high school, ia hanya merasa gugup saja tidak dengan jantung yang berdebar kuat seakan ingin meledak.  Ken meneliti penampilan wanita itu dari pantulan dinding lift. Sepertinya tubuh wanita ini termasuk gendut karena pakaian besarnya, atau mungkin wanita ini sudah mempunyai anak hingga tubuhnya besar seperti sehabis melahirkan. Tetapi melihat wajah menggemaskan itu Ken jadi ragu, ia masih tampak seperti anak-anak remaja.  Ken suka sekali dengan wajah wanita itu, ia rasa ia tak akan pernah bosan melihatnya. Matanya yang bulat indah tidak akan tersamar walau sudah ditutupi oleh kacamata bulat, bentuk alisnya yang natural tanpa pensil alis tampak menyambung, bibirnya.. Ken menelan ludahnya pelan. Hanya meneliti wajahnya saja si adik kecil minta dipuaskan. Sialan! Dan tatapan mata mereka bertemu didinding lift. Berhasil membuat Ken merasakan darahnya berdesir sesaat karena setelahnya wanita itu malah menundukkan pandangan. Ken melirik jam tangannya, waktu makan siang baru lewat dua menit mungkin ini kesempatan bagi Ken untuk lebih dekat dengan wanita itu. Lagipula wanita itu tidak akan pernah menolaknya karena ia tidak pernah ditolak oleh wanita manapun karena harta dan ketampanan nya.  Pintu lift terbuka, Ken segera keluar terlebih dahulu diikuti yang lain lalu mulai membubarkan diri. Saat Ken membalikkan tubuhnya ingin mengajak wanita incarannya makan siang, ia mendapati wanita itu sedang mengobrol dengan pria lain disertai godaan temannya. Sepertinya mereka berencana untuk makan siang juga. Ken mengepalkan tangannya menahan kesal, sepertinya ia kalah cepat. Wanita itu sudah dimiliki oleh pria lain. "Tuan, Anda ingin menu makan siang apa hari ini?" "Apapun yang layak dimakan, aku ingin kembali ke apartemen untuk istirahat saja sekarang." "Baik Tuan." Vote and Comment!!!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN