Gio memandu mobil hitam kesayangannya dengan hati-hati . Gio seorang pria yang sangat cermat dan santiasa mematuhi peraturan jalan raya.tiba di mini market , dia dapati kalo parkiran penuh. Gio memerhatikan kalo ada kenderaan yang ingin keluar. nasibnya agak baik Karna ada sebuahobil yang mengundur lm Gio memberi isyarat untuk memasuki parkiran sambil menunggu mobil itu keluar.
sebelum sempat Gio memasuki parkiran, dia terkejut Kerna sebuah mobil berwarna pink telah memintasnya dengan laju dan mengambil parkirannya . bahang kemarahan hinggap di hati dengan sikap biadab pemandu mobil itu. Gio menghentikan mobilnya betul-betul di belakang mobil itu.
“Hey , lo kok ambil parkir gue sih?" tanya Gio ada pemandu mobil pink itu.
“kurang ajar banget bahasa lo! ingat gue nggak punya nama apa?jawab gadis berbaju pink dan berhijab putih yang memandu mobil itu.
“kalo gue gak tahu nama lo. lagian kenapa biadab banget sih ambil parkir gue?"
“parkir lo? mana ada nama lo di sini gue rasa lo yang biadab . letak mobil belakang mobil gue lagi?"
“lo yang salah nggak mau ngaku. kalo lo gak mau ubah mobil lo, gue gak akan alihkan mobil gue," ugut Gio dalam geram.
“hey, burung gagak! kalo lo gak ubah mobil lo, gue gak jamin mobil hitam lo masih hitam lagi nanti. takut tertukar jadi warna pink."
“kok Mulut lo nggak ada insuran sih! lo fikir gue takut dengan lo? kalo lo berani sentuh mobil gue, gue juga nggak jamin mobil pink lo masih pink lagi. silap-silap jadi hitam semuanya," balas Gio nggak mau kalah.
“kak ninda, jangan layan orang begitu. ayok masuk," kata gadis berbaju biru yang berada sebelah gaduh baju pink itu.
“bemar juga! lagi lama gue layan gagak hitam yang biadab ini, lagi lambat gue balik ," kata ninda
walaupun hatinya masih membengkak terhadap Gio, ninda tetap mengekori aleeska . Gio hanya melihat langkah mereka memasuki minimarket berhadapan parkiran itu. hati Gio mengerti marah. dia kemudian membiarkan mobilnya menghalang mobil pink dan turut masuk ke minimarket yang sama. Gio mengambil bakul yang tersedia dan mulai mencari barang keperluannya. ketika meneliti pisau cukur yang berada di rak, telinganya dapat menangkap percakapan kedua-dua gadis tadi yang berada di lorong bersebelahan rak itu.
“kak ninda, cowok tadi nampak kacak juga. aleeska rasa kak ninda dan dia padan." aleeska tertawa.
“simpang malaikat empat puluh empat. gak pengen gue cowok kaya gitu," ujar ninda sambil matanya meneliti label barangan yang diambil.
“jangan takbur sangat. nanti tuhan hodohkan kak ninda berdua , baru kak ninda tau," usik aleeska lagun makin kuat tawanya.
“gila ya lo? cowok itu aja kita nggak kenal, yang lo pandai-pandai doakan gue dengan dia kenapa? entah-entah lagi orang . gak mau gue cari bala. masalah yang gue tanggung aja udah banyak. tarik balik doa lo," marah ninda.
aleeska tersengih dan teringat sesuatu.
“Err... gue rasa macam kita pernah ketemu cowok itu. tapi tak ingat di mana."
“oh ya? gak perasan gue . mungkin pelanduk dua serupa," ujar ninda tanpa mau memikirkan siapa Gio.
“Mybe," ujar aleeska.
Gio merasa geram Kerna dia dituduh bukan-bukan oleh ninda.
‘gue yang ganteng aja dia bilang suami orang, huh kurang ajar banget! kalo gue dapet wanita itu. gue tenyeh-tenyeh mulut dia. biar dia tahu siapa gue sebenarnya." gerutu Gio di dalam hati
mau saja rasanya dia bersemuka dengan gadis bermulut celupar itu dan membidas setiap tuduhan yang dilontarm tapi difikirkan malu kepada orang lain. dia hanya mendiamkan diri.
“aleeska tengok apa aja yang belum ada? tanya ninda
“kicep, telur belum ada," jawab aleeska.
“okey, gue ambil kicep dulu, lo ambil telur."
Gio turut teringat dia nggak ambil kicep lagi. dia bergerak ke arah rak yang menempatkan pelbagai jenis botol. dari jauh dia udah dapat melihat kicep kegemarannya tangannya segera mengambil botol kicep yang terdapat di rak itu.
“hey, om! kok ambil kicep gue? tanya ninda yang tiba-tiba berdiri di depan Gio
“banyak om lo. bila gue nikah dengan tante lo?" tanya Gio sambil merenung tepat di wajah ninda. dia begitu merasakan itulah peluangnya untuk membalas rasa sakit hatinya terhadap tuduhan ninda sebentar tadi.
“gak semestinya nikah dengan tante gue, baru panggil om. gue panggil om Kerna hormat lo yang udah tua. satu lagi, pulangin kicep gue!"
‘eh, gue masih muda udah di bilang tua? nggak apa. gue tahu gimana Hajar lo. rujuk biadab sebab pengen pikat gue . bukan gue gak tau perangai wanita jenis genit, semua sama aja.' batin Gio penuh perasan .
“lo punya?" tanya Gio sengaja menayang botol kicep itu di hadapan mata ninda.
“ya, gue punya ," ninda Coba mengambil botol di tangan Gio.
tanpa sedar, jaraknya semakin dekat dengan Gio. Gio segera menyembunyi kan botol itu di belakangnya. jangkauan ninda terhenti . nggak mungkin dia merapatkan lagi jaraknya ke tubuh Gio. bibirnya ditutup rapat tanda geram. matanya bulat merenung wajah Gio. Gio mencebik sinis.
“gak ada nama lo di botol ini. lagian banyak lagi kicep atas rak itu. kenapa mau rebut dengan gue? lo memang genit kan?" Gio memasukkan botol kicep ke dalam bakulnya.
ninda geram dengan perbuatan Gio. kicep yang diambil Gio itu merupakan botol terakhir yang terdapat disitu. ninda hanya menyukai kicep jenama itu dan nggak ada yang lain. dia perlu mendapatkannya.
“tolonglah bagi gue botol itu. ambillah kicep yang lain. bagi gue kicep itu," ninda tukar taktik bercakap dengan lebih lembut .
“kenapa pria yang perlu mengalah? ini kicep kegemaran gue. jadi gue gak akan beri pada orang lain, walaupun lo jadi tunangan gue!"
“siapa juga yang pengen jadi tunangan lo? perangai udahlah teruk, kedekut pula itu," kata ninda geram
“gue juga gak pengen , genit!" Gio melepaskan geram sebagai balasan Kerna ninda mengutuknya tadi.
“apa genit? dari tadi lo panggil gue macam tu!"
Gio tersenyum sinis. seru dapat membalas kutukan ninda dan seru bertikam lidah dengannya.
“genit Syok sendiri! pengen mengoda gue tapi buat-buat kata pengen ambil kicep dari tangan gue." kekeh Gio terhambur juga.
“kurang ajar! ingat gue genit banget dengan lo. kalo gak Kerna kicep itu, gue gak mau omong dengan lo. bagi balik kicep itu ke gue!" kata ninda , keras. mukanya telah merah menahan marah.
“maaf. gue udah ambil. kalo nak ambil yang lain." Gio bergerak ke arah kaunter bayaran sambil senyum puas. terasa kemenangan di pihaknya.
ninda yang tidak puas hati merengus marah. dia melihat sekeliling. terdapat beberapa orang yang memerhatikan gelagat mereka sedari tadi. ada yang tertawa dan ada yang menggelengkan kepala. malu menyerbu ke wajahnya.
“kaj ninda, kenapa gaduh dengan cowok itu? pasal kicep pun heboh satu market. buat malu aja ," tegur aleeska yang muncul di hadapan ninda.
“gue bukan pengen gaduh tapi dia tak mau bagi kicep gue.kicep itu tinggal satu aja lagi. kalo nggak ada kicep itu, gue gak selera mau makan."
“kak ninda kok kaya budak-budak sih. makan apa aja perlu letak kicep . kicep lain juga banyak."
“gue man makan kicep jenama lain selain kicep itu."
“hmm... gue rasa bagus kak ninda nikah dengan tauke kicep tun hari-hari dapet kicep free," kutuk aleeska sambil ketawa
ninda hanya menjeling melihat aleeska. hatinya geram setiap kali disindir begitu. walaupun begitu dia gak pernah marah pada aleeska.
********
mereka melangkah keluar selepas membayar. ninda mendapati mobil Gio masih menghalang mobilnya untuk keluar. kepalanya ditoleh ke kiri dan kanan mencari Gio tetapi hampa. Gio tidak kelihatan.
“s****n banget cowok ni!"
aleeska turut bercekak pinggang melihat mobil Gio. sakit hati ninda terasa membanyak. sudahlah kicep kegemaran di ambilnya pastu gue lagi dibilangnya genit, mobil lagi terdekat di parkiran. dia menekan hon mobil beberapa kali agar menarik perhatian Gio.
“cowok itu tuli kali ya? udah banyak kali gue hon , kok ngak muncul-muncul . kemana sih?"
Coba kita liat di warung situ , mungkin dia ada di Sana, cadang aleeska.
ninda terpaksa setuju dengan aleeska dan mulai melangkah menuju ke warung yang dimaksudkan . dari jauh dia dapet melihat Gio duduk berbual dengan seorang pria yang memakai topi yang mungkin sebaya dengan Gio.
“kak ninda berani masuk ? ramai cowok ... seram."
“seram juga gue mau masuk. tapi kalo kita nggak masuk , gimana kita pulang? perut guru udah papers mententu kesya udah tunggu kita pulang makan," jawab ninda dengan wajah kelat.
akhirnya dia memberanikan diri memasuki warung yang dalamnya adalah cowok. perlahan-lahan mereka menuju ke meja yang diduduki Gio dan temannya.
“hey! bisa nggak ubah mobil lo. kita mau pulang," pinta ninda tetapi matanya memandang ke arah aleeska. dia sengaja nggak mau memandang Gio . sakit hatinya masih ada.
“apa? tanya Gio pura-pura tidak dengar . sengaja dia mengambil peluang itu untuk mengajar ninda yang dirasakan biadab.
“hoi, bisa cepat nggak? jangan mau cari gaduh aja. tolong ubah mobil lo tu kalo nggak mau gue langgar," ujar ninda yang mulai emosi dengan sikap Gio yang. dirasakan mengambil kesempatan.
“lihat daff! wanita jaman sekarang udah nggak ada sopan, berani ugut gue lagi. anak siapa aja ni genit! kesian mak ayah dia." Gio sengaja menyakitkan hati ninda.
“pak, tolong nasihati pria perasan ini. minta dia ubah mobil dia. saya ini nggak juga naik , tapi kalo udah sabar saya hilang. silap-silap kereta dia saya hancurkan nanti. kata ninda sambil memandang daffa. matanya tidak sanggup memandang Gio .daffa hanya tersenyum melihat perangai mereka berdua.
“sabar jangan ikutkan emosi. perkara kecil gak perlu dibesarkan . Gio , gue rasa bagus lo ubah mobil lo agar nggak ganggu urusan mereka," nasihat daffa lembut.
“tapi wanita begini perlu diajar berbudi bahasa. suka-suka hati dia bentak orang nggak minta maaf. sombong bukan main nasib bukan bini aku.kalo bini aku taulah aku mau ajar," Gio masih enggan mengalah.
hati ninda makin panas. mau saja dia menjawab kata-kata Gio tetapi disebabkan oleh gelengan aleeska membuatnya mendiamkan diri. dia hanya memerhatikan daffa , mohon simpati.
“gi ubah mobil lo," pinta daffa yang faham pandangan mata ninda.
Gio terpaksa akur dengan permintaan daffa. dia bangun dan melangkah keluar dari warung . ninda dan aleeska mengucapkan terima kasih ke daffa dan memohon maaf atas gangguan mereka. mereka juga melangkah keluar menuju tempat parkiran mobil.