"Jazlyn, mulai saat ini kita tidak tunangan lagi dan aku sudah mencoba untuk mencintaimu tapi aku tidak bisa, aku harap kamu bisa menerimanya."
Sederhana bukan kata-kata diatas?. Tapi ketahuilah sangat sakit bagi Jazlyn. Semua keluarganya sudah memutuskan hubungannya dengan dirinya dan sekarang laki-laki yang sangat Jazlyn sayang yang dia anggap sebagai satu-satunya kekasihnya selama ini meninggalkannya juga. Jazlyn sudah sangat banyak membantunya dalam berbagai hal, karena Jazlyn laki-laki itu seperti sekarang dengan jabatan yang sangat diinginkan semua orang, CEO.
Jazlyn membantunya menangani masalah keuangan, Audit, mengajukan proposal kebeberapa perusahaan supaya perusahaannya berkembang, namun inikah balasan laki-laki itu, dia dibuang begitu saja. Jazlyn memang masih delapan belas tahun tapi dalam masalah bisnis tidak perlu diragukan lagi.
"Apakah ini yang kau mau?". ucap Jazlyn dingin tanpa ekpresi. Sudah tidak ada lagi Jazlyn yang dulu lemah lembut.
"Aku membantumu siang dan malam bahkan aku tidak tidur sama sekali demi kau, aku bahkan mengabaikan pendidikanku dan sekarang kau bilang tidak bisa mencintaiku?." Jazlyn tersenyum sinis kepada laki-laki itu.
"JANGAN PERNAH MENGUNGKITNYA!!!" Bentak Dave, mantan tunangan Jazlyn. Sejujurnya ada rasa bersalah dalam hati Dave dengan apa yang sudah dia perbuat pada Jazlyn. Tapi dia tidak bisa terus-terusan melihat orang yang dia cintai sakit dan menangis disaat dia berdekatan dengan Jazlyn.
"Baiklah, jika ini yang kalian inginkan maka akan aku kabulkan". ucap Jazlyn dingin sedingin es kutub. Jazlyn akan pergi dari keluarga ini, semuanya akan menjadi orang asing dan tidak pernah memiliki hubungan. Jazlyn pasti akan membalasnya suatu hari nanti, karena sakit ini akan menjadi dendam yanh sangat mengerikan.
"Aku, Jazlyn Zwetta mulai detik ini tidak akan pernah sudi untuk memakai nama Anderson lagi, mulai sekarang aku tidak akan pernah memiliki hubungan lagi dengan keluarga Anderson yang terhormat, dan orang tuaku sudah MATI. Aku sudah menjadi yatim piatu dan aku tidak akan pernah melupakan setiap penghinaan yang ku terima hari ini!!." Ucap Jazlyn dingin dan penuh penekanan.
Ucapan itu teedengar sangat mengerikan bagi setiap orang yang mendengarnya. Mereka semua tidak bisa menahan rasa takut dalam hatinya. Tidak ada satu pun orang yang disana percaya terhadap perubahan gadis kecil itu yang menjadi seperti iblis dalam waktu singkat.
"Baguslah kalau kamu sadar, silahkan pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali". Ucap Sarah tanpa rasa bersalah sedikit pun di raut wajahnya.
Jazlyn diam tanpa ekpresi sambil menatap mereka semua, dia akan mengingat semua ucapan yang keluar dari mulut mereka yang telah membuatnya keluar dari rumah ini.
Tiba-tiba terdengar suara benturan tembok rumah itu yang berwarna putih yang membuat mereka semua terkejut dan mengalihkan pandangan mereka kesumber suara. Mereka melihat apa yang gadis kecil itu lakukan, darah segar mengalir dari dahinya dan darah itu juga menempel pada tembok itu membuat suasana jadi semakin menakutkan.
"Darah itu sebagai tanda bahwa hubunganku dengan semua orang di rumah ini sudah tidak ada lagi, aku sudah tidak berhutang darah lagi terutama pada Nyonya Sarah Bellina yang terhormat. Aku Jazlyn Zwetta juga bersumpah akan kembali dan membalaskan setiap rasa sakit atas penghinaan yang telah kalian berikan padaku, termasuk kau Nona Laura. Jadi aku mohon tetaplah hidup karena aku pasti akan kembali lima tahun lagi". Ucap Jazlyn dingin
Saat Laura mendengar kata demi kata yang Jazlyn ucapkan, seketika membuat tubuhnya bergetar ketakutan, namun dia dengan tidak tau malunya tetap mempertahankan sikap tidak bersalahnya.
"Jaz tolong jangan seperti ini" ucap Laura dengan wajah memelas. Dia ingin menghampiri Jazlyn dan jelas saja itu hanyalah sebuah drama yang sudah ia rencanakan sedemikian rupa. Disaat dia akan melangkah untuk mengejar Jazlyn, sebuah tangan menahannya.
"Laura, dia bukan saudara mu, bahkan dia tidak pantas menjadi saudara mu".
"Tidak Dave, ini semua salah ku. Jazlyn adikku, dia seperti ini gara-gara aku. Aku sudah sangat jahat padanya".
"Sudah Laura, kita tidak perlu baik pada iblis itu".
"Tapi Yah," Air matanya sudah membasahi pipinya. Dan tentu itu adalah air mata buaya!.
"Sudah sudah jangan nangis lagi, tidak pantas menangisinya. Kamu anakku dan dia bukan siapa-siapa kita".
Jazlyn diam melihat drama wanita ular itu dan hanya tersenyum sinis, dia akan membiarkan rubah betina itu memenangkan permainannya itu terlebih dahulu sampai nanti jika tujuannya sudah tercapai, dia akan membalaskan atas apa yang telah mereka lakukan padaku hari ini !.
"Berbahagialah untuk saat ini Nona, Laura. Selamat menikmati kebahagian yang aku berikan ini sampai lima tahun kedepan. Jadi ku mohon tetaplah berdoa untuk panjang umur sampai kita bertemu kembali dengan balas dendamku!. " ucap Jazlyn dingin dan penuh penekanan. Setelah mengatakan itu, Jazlyn pergi dari rumah yang sudah dia tempati selama delapan belas tahun. Sekarang dia harus menghadapi dunia luar sendirian, beruntung dia memiliki uang yang banyak di Bank Swiss, Bank-nya dunia.
Dengan kening yang masih berdarah dan pakaian yang penuh darah, Jazlyn terus berjalan menuju bandara. Sopir taxi yang melihat keadaan Jazlyn merasa iba dan menyuruhnya untuk ke rumah sakit tapi Jazlyn menolaknya dan meminta kotak P3K jika ada dan beruntung ada.
Setelah membalut lukanya dengan perban, Jazlyn bersandar pada kursi penumpang. Tekadnya sudah kuat, dia akan ke negara Amerika untuk membuka lembaran baru disana serta akan membuat perusahaannya sendiri, bagaimana pun Jazlyn selama ini tidak pernah lepas dari dunia bisnis jadi dia banyak tau tentang masalah perusahaan. Jazlyn yakin semuanya akan berjalan sesuai keinginannya.
Modal sudah Jazlyn miliki, tidak ada yang tau bahwa selama ini Jazlyn mengumpulkan uang banyak. Sekarang dia akan mencari lokasi dan orang yang akan membantunya untuk membangun dan mengembangkan usahanya nanti. Dia yakin pasti akan sukses suatu saat nanti, dia akan membalaskan dendamnya pada keluarga Anderson yang sudah menyakitinya dan untuk wanita ular itu Jazlyn berjanji akan membuatnya hidup seperti di neraka.
"Maaf Nona, kita sudah sampai". ucap supir taxi
"Terima kasih pak, ambil uang ini". ucap Jazlyn
Sebelum naik taxi, Jazlyn terlebih dulu ke ATM yang sengaja di buatkan oleh sang kakek untuk mengambil sejumlah uang. Meski pun jumlahnya tidak banyak tapi itu cukup untuk biaya hidupnya beberapa bulan kedepan.
"Terima kasih, Nona".
Jazlyn tidak peduli dengan tatapan orang-orang di sekitar yang menatapnya aneh, ia dengan santai masuk kedalam dan membeli tiket, tujuannya sudah bulat ia akan pergi ke negara Amerika. Jazlyn berharap disana hidupnya akan lebih baik dan bisa sukses sesuai rencananya.
ig : knririn_