Malam menjelang, lilin kecil mulai di hidupkan sebagai penerangan. Tidak ada listrik karena Viola belum bisa melunasi tagihan bulan lalu. Arthur yang duduk di atas kursi hanya bisa berdecak resah. Menatap keadaaan yang begitu malang untuk seorang perempuan muda seperti Viola. Tak ada secerca kebahagiaan yang bisa dijadikan semangat untuk hari esok. Viola duduk di atas ranjang, berkutat dengan buku-buku paket yang sangat banyak. Perempuan itu tampak sangat serius—bahkan mengabaikan Arthur yang duduk sambil menatap wajahnya. Hari ini, Viola tidak bekerja. Tugas sekolahnya menumpuk banyak. Deadline pun di depan mata. Namun, belum ada satu pun tugas yang Viola sentuh. Saat ini dia hanya bisa melamun, menatap buku-buku pelajarannya tanpa tahu apa yang harus dikerjakan. Viola tak sepintar itu.

