Asia dan Lavanya duduk di bangku panjang yang ada di halaman belakang rumah. Keduanya kini tampak fokus menatap langit sore yang berwarna jingga. “Itu kayak kuda,” kata Lavanya menunjuk awan yang berada di langit. “Kuda?” balas Asia seraya menelengkan kepalanya, mengamati awan yang ditunjuk oleh Lavanya. “Kayaknya lebih mirip badak deh.” “Kuda, Miss,” ucap Lavanya lagi seraya membuat pola dengan jarinya. “Itu ekornya. Terus badannya kayak badan kuda.” Asia menggelengkan kepala. “Nggak,” sahut. “Itu badannya kayak badak. Besar. Terus yang agak menjorok ke depan itu culanya,” tambahnya ikut membuat pola dengan jari tangannya. Lavanya menoleh ke arah Asia dengan kernyitan di dahi. “Kuda sama badak jauh, Miss.” “Iya,makanya. Gimana kamu bisa bilang itu kuda? Itu badak,” ucap Asia lag

