Searah Meski Tidak Sedarah

668 Kata

Ponsel Naraya berdering sesaat setelah menutup sambungan telepon dengan mami Zara yang diakhiri informasi mengenai rencana Ghazanvar menjemput besok pagi agar mereka berdua bisa bicara. Siapa lagi kalau bukan panggilan video sebelum tidur dari Anggit dan Afifah. Semenjak kedua sahabat Naraya itu kembali ke Jakarta, kegiatan ini rutin dilakukan sehingga Naraya tidak tenggelam dalam kesedihannya sebelum tidur. “Naaaay!” Afifah berseru, wajahnya dibalut tissue masker wajah. “Lagi apa Nay?” Anggit yang bertanya. “Baru aja teleponan sama mami.” Naraya menjawab, dia jatuhkan tubuhnya di atas ranjang. “Mami dari cowok yang jadi saksi kecelakaan ibu bapak kamu itu?” Afifah menebak. Sesungguhnya Afifah sudah curiga sedari awal Naraya menceritakan tentang cowok bernama Ghaza dan keluarganya y

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN