2. Kembali ke masa lalu

1134 Kata
Andra yang terbaring lemas di kamarnya, mencoba membuka kelopak matanya karena mendengar suara ketokan pintu yang lumayan keras. "Andra! cepat bangun! bukanya hari ini hari jadwal Ospek pertamamu di kampus! cepat bangun!" ucap seoramg wanita separuh baya di luar pintu kamar Andre. "Apa? kuliah? dan Ibu?" dengan cepat Andre segera berlari membuka pintu kamarnya. Dia tak kuasa menangis di depan Ibunya dan memeluknya erat. "Ibu, maafkan Andra Ibu, kamu kembali Bu? Andra benar benar minta maaf bu, Andra akan merusaha membahagiakan Ibu. Jangan tinggalin Andra bu," ucap Andra tanoa melepas pelukannya kepada Ibunya. "Kamu kenapa Ndra? kog tiba tiba aneh? Gak malu apa anak sebesar ini masih menangis memeluk ibunya," Ucap Bu Sari Ibu Andre melihat kelakuan aneh anaknya. "Ayo sana cepat mandi, Ibu sudah memasakkan air untuk kamu mandi, terus berangkat Ospek kan?" Tanya Ibu Saari lagi kepada anak semata wayangnya itu. "Ibu ini ngomong apa? Andre kan sudah bekerja, kog ikut Ospek?" jawab Andra yang kebingungan. "Kerja apa kamu itu? lulus SMA dan daftar kuliah aja baru kemaren kog kerja. Ayo cepat mandi, terus makan, Ibu tunggu kamu di meja makan." Ibu sari kemudian pergi meninggalkan Andra dikamarnya. Andra terbengong melihat keanehan Ibunya. Sedikit dia bingung, bukankah Ibunya sudah meninggal januari 2021 kemaren? kenapa sekarang masih ada. Dan sekaramg menyuruhku beeangkat Ospek di hari peetama masuk kuliah? Keanehan apa ini? Kemudian Andra menatap sekeliling kamarnya. Barang barang dikamarnya adalah barang kepunyaannya dahulu. Bagaimana mungkin semua masih bagus dan berada disini? Apa ini hanya mimpi? Andra kemudian mencubit tangannya. "Duch Sakit." ucapnya sendiri. Segera Andra beranjak dari tempat duduknya, kemudian dia melihat dirinya di dalam cermin kamarnya. Astagfirullah... Andra terbengong sebentar menatap tubuhnya sendiri. Bagaimana mungkin? Dia melihat dirinya yang di cermin lebih muda dari dirinya. Ini bukan dirinya yang berumur 35 tahun. Ini adalah dirinya saat masih remaja. Bagaimana bisa? Apakah ini nyata? Atau benar benar ini adalah sebuah reinkarnasi dirinya? Bagaimana bisa? Andra segera keluar dari kamarnya dan melihat kalender 2006 di dekat ruang makan. Apa? 2006? "Andra? bagaimana mungkin kamu belum mandi? ngapain aja kamu dikamar sayang?" ucap Ibu Sari kepada Andra. "Maaf bu, Andra gak enak badan. Hari ini tanggal berapa bu?" tanya Andra meyakinkan. "Kamu ini kenapa Ndra? kog jadi aneh begini? kamu sendiri didepam kalender, masak masih tanya sekarang tanggal berapa?" "Bu, Andra tanya serius." Andra merasa sedikit panik. "Sekarang hari Rabu kan Ndra? tanggalnya 2 ini kan?" Sambil menunjuk kalender di depan Andra dengan sedikit tersenyum ke anaknya. "Ha-Hari Rabu tanggal 2 Juni 2006 bu?" ucap Andra terbata. "Kamu kenapa sih Ndra kog jadi aneh begini. Ya emang sekarang tanggal 2 Juni 2006 kan?" sambil menatap aneh pada Andra. Andra kemudian terduduk di bawah lantai. Dia benar benar tak tahu apa yang terjadi. Bagaimana mungkin dia kembali ke tahun 2006. Apa benar ini sebuah Reinkarnasi? Semuanya benar benar tidak masuk di nalarnya. ** Setelah mandi dan makan, Andra berpamitan kepada Ibunya. Dalam kebingungan yang masih dikepalanya di berjalan keluar rumah kejalan raya. "Ndra, ini kunci dan motornya, kamu kenapa sih Ndra kog jadi aneh begini? Emang kamu mau ke kampus jalan kaki?" teriak Ibu Sari saat melihat Andra jalan kaki. Andra segera berbalik dan menghampiri Ibunya di depan rumah kebali. "Ibu memang is the best, dari dulu paling baik ma Andra. Makasih bu, Andra berangkat dulu." Andra berpamitan kemudian pergi mengendarai sepeda motornya. Tanpa sadar Andra mengendarai sepeda motornya mengarah ke kampus biru tempat dia kuliah. Hari itu dari sudut jalan Andra melihat sekelompok mahasiswa sedang menjalankan Ospek di masing masing fakultas. Dia menatap tajam ke orang orang yang sedang melakukan sebuah kegiatan itu. Sepertinya orang orang itu tak asing untuknya. Andra menyebut satu persatu nama orang yang sedang dilihatnya itu. Bayu, Ian, Angga, Dina, Kade, Lia dan Naya. Ya, Naya juga terlihat ikut di Ospek itu. Gadis yang saat usianya 35 tahun kembali dekat dan bahkan berkencan dengannya. Berbeda sekali dengan Naya saat masih kuliah. Walaupun dia sering bersama, tapi Naya adalah gadis yang pemalu. Dia yang selalu bisa mengerti perasaan Andra dan membantunya. Tapi Andra yang dulu tidak menyadari dan hanya menganggap Naya sebagai sahabatnya. Andai saat itu Andra mempunyai keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya ke Naya pasti Naya sudah jadi kekasihnya. Tapi Andra saat itu masih tak punya keberanian apalagi melihat Naya adalah anak orang kaya mana mungkin keluarganya mau menerima dirinya yang belum berpenghasilan. Sampai pada akhirnya, akhir semester sebelum wisuda Andra ingat. Naya diantar oleh seorang pemuda saat menghadiri acara perpisahan. Dan pria itu adalah calon suami Naya yang dijodohkan oleh orang tuangnya. Tentunya pemuda itu adalah pemuda yang sekelas materinya dengan keluarga Naya. Saat itulah Andra baru menyadari betapa pentingnya Naya dalam kehidupannya. Saat lulus kuliah Andra sudah jarang berkomunikasi dengan Naya karrna kesibukan bekerjanya. Dan Dia juga mendengar kalau Naya sudah menikah dengan pemuda itu di tahun 2009. "Ya Allah, Apa takdir ini bisa di ubah?" bisiknya pelan. Andra kemudian memarkirkan sepeda motornya di kampus. Kemudian dia berjalan berkeliling sambil melihat pada mahasiswa baru yang sedang di Ospek. Harusnya Andra juga harus mengikuti ospek tersebut, tapi dikarenakan Dia terlambat dan tidak membawa barang baramg perlengkapan Ospek yang koyol, Dia akhirnya hanya melihat saja. Di ingatannya dulu, Andra juga tidak mengikuti Ospek tersebut dan tidak ada efek apa apa. Padahal dulu, dia di takut takuti kakak tingkatnya, kalau sampai tidak ikut Ospek ijazahnya bakalan di pending sampai Dia mengikuti Ospek susulan. Ternyata itu hanya untuk menakut nakuti saja. Tak terasa jam sudah menunjukkan jam 12 siang. Andra kemudian menuju masjid kampus untuk melaksanakan sholat dhuhur. Setelah selesai sholat, saat berjalan di anak tangga dekat masjid tiba tiba ada mahasiswi yang hendak terjatuh, dan dengan reflek Andra mencoba menangkap Gadis didepannya itu agar tidak terjatuh. "Maaf, terimakasih banyak mas," ucap Gadis itu lembut. "Naya?" Andra kaget melihat gadis itu adalah Naya. "Mas kenal saya?" sahut Naya yang penasaran karena Andra menyebut namanya. "Ah Eh Anu, itu ID Card di bajumu ada namanya." Jawab Andra salah tingkah. "Oh iya, perkenalkan saya Naya, mas sendiri siapa? kuliah di kampus ini juga?" tanya Naya sambil berjalan bersama dengan Andra. "Aku Andra, Iya aku kuliah di sini juga. Dan sepertinya kita satu fakultas," ucap Andra lagi. "Bagaimana mas tahu?" Naya lagi lagi heran karena dia merasa belum menyebutkan jurusan apa yang diambil kepada Andra. "Aku melihatnya di daftar peserta Ospek di depan. Ini td aku memfotonya dan melihat ada nama Naya." Sambil memperlihatkan gambar hasil jepretannya kepada Naya. "Oww begitu..." "Mukamu kelihatan pucat Nay, apa Ospeknya sudah selesai?" tanya Andra lagi. "Iya mungkin asam lambungku naik, dan aku lupa membawa obat. Iya, Ospeknya sudah selesai ini tadi mas." Naya menjawab sambil memegang perutnya. "Kamu kelihatannya kesakitan, ayo makan dulu jika kamu belum makan." tawar Andra. "Tidak usah mas, aku mau pulang saja." "Baiklah ayo aku antar, lagipula searah, sekalian aku mau pulang," ucap Andra kemudian. "Bagaimana mas tau rumahku?" tanya Naya lagi lagi penasaran. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN