***
syasya akhirnya tiba dan segera menghampiri bosnya gak kelewat kok cuma telat 10menit aja,
" pak aku mintaa maaf ,,,tadi saya,,," belum sempat syasya menjelaskan, ichan sudah memotong pembicaraannya
"gak papa aku juga ke toilet dulu tadi,sekarang kita cari resto deket sini aku udah laper banget" ucap ichan sambil ambil kontak yang di pegang syasya
"ah iya pak " jawab syaysa dengan bengong kirain bosnya bkal marah ternyata enggak
flashback
"chan aku minta maaf atas syasya karna dia gak dateng tepat waktu,(karna memang ichan paling gak suka orang yang tidak tepat waktu,untuk itu afri jaga jaga) jangan kamu marahin dia,ak rela gak di gaji 1bulan tapi please rendam amarahmu aku cuma gak mau dia tertekan lalu trauma"
sbelum afri dan caca tadi balik afri sempat berbisik ke ichan , dia tidak mengutarakan langsung karna takut perhatian afri ke syasya membuat salah faham caca ,wlaupum caca sepenuhnya tau perhatian afri hanya sebatas perhatian adik tapi dia hanya ingin menjaga hati satu sama lain,
ichan hanya tersenyum
padahal ichan juga gak akan marah karna dia suka dengan suasana gedung yang afri sewa kali ini nampak nyaman dan sejuk
.
.
On.
"pak,, bapak gak marah?" tanya ichan
"enggak, kan gak ada setengah jam cuma 10menit tadi aku juga ke toilet dulu"
jawab ichan sambil lihat dsklilingnya nyari resto,
,emm kayaknya disana lumayan"
mereka akhirnya turun ,ichan langsung pesan tempat VIP buat mereka berdua ,karna ichan tau syasya takut di kenali orang karna dilihat dari tadi syasya tak melepas kaca mata juga slalu melihat ke sklilingnya, dan ternyata lala juga disitu
"pak,kok kita ke VIP sayang uangnya pak kan cuma mau makan aja gak lama"ucap syasya
"aku yang bayar kamu yang bawel" jawab ichan
untung juga keluar sama bos° batin syasya
"pak silahkan pilih menu" syasya menyodorkan menu ke ichan
"aku ini aja "
"yaudah aku sandwich aja "
mereka saling tanya jawab ,bercanda sambil makan tanpa di sadari ichan seperti menemukan hal baru yang membuat nya lebih ingin mengenal wanita yang ad di depannya yang penuh semangat dan energic,
yang membuat ichan lebih haus lagi kancing baju syasya kebuka di bagian gunung kembarnya ,sampe dia berkali kali menelan slavinanya,dengan ukuran bra 36 pas dengan tubuh syasya
kemudian syasya menyadari lalu dengan malu dia mengancingnya,
.
.
.
selesai makan jam 7 malam mereka bergegas balik ke mobil,
"pak kita mau nungguin pak afri dimana?," tanya syasya
"iya ya,kamu tau alamat caca gak?"
" lupa lupa ingat pak,tadi aku sempet tanya katanya mau sharelock," jawab syasya
"oy iy ini afri udah sharelock,sekarang aja"ucap ichan
di tengah perjalanan tiba tiba hujan deras sinyal hilang dan mereka gak tau dimana,hp ichan lowbet lupa gak bawa charger mobile
"sya kamu bawa powerbank gak?"tanya ichan panik
"gak ada pak " jawab syasya
"batre aku lowbet, kamu sampe sini paham gak kita ke arah mana?" tanya ichan
"bentar pak....tak inget inget dulu ,kayaknya kita belok kanan pak," jawab syasya bingung gak yakin
"kamu gak yakin kayaknya,kita belok kiri aja kayaknya tadi habis ini tadi kiri "
hujan semakin deras dan kenapa sampe jalan serem gini seingat syasya gak ada jalan kaya gini ,ada pegunungN dan masuk pedesaan ,seingat syasya rumah ya caca itu komplek yang lumayan elite kenapa jadi desa gini,
mereka terus aja melanjutkan perjalanan syasya menyadari ada yang tidak beres
"waduh pak kayaknya bannya bermasalah,berhenti dulu pak" pinta syasya
"aku cek dulu pak,"
"gak usah biar aku aja ,ini hujan"
"jangan biar syasya bapak tunggu di dalem"
syaysa keluar memeriksa ban nya ternyata benar bannya kempes kena paku ,kembalilah sysa ke mobil
"pak beneran mobilnya kempes kena paku " ucap syasya sedih dan basah kuyup
ichan merasa bersalah karna mbiarkan syasya kluar dan kehujanan ,
ichan melepas jasnya dan dkenakan ke syasya mereka saling menatap,lagi lagi syasya membuat ichan menelan slavina gegara baju syasya basah , pakaian nya jadi ngecap bentuk tubuh syasya dengan gunung kembarnya yang mempesona,
hujan mulai reda,datang beberapa warga yang sedang patroli malam,
kemudian mengetuk kaca mobil ichan barulah mereka sadar sudah berapa menit mereka saling menatap
"keluar kalian!! sedang apa kalian, jangan berbuat m***m disini !!" ucap salah satu warga yng ikut patroli
lalu syasya mengenakan jas yang di beri ichan dan keluar
" selamat malam bapak bapak,maaf pak ini tidak seeprti yang bapak fikirkan kita salah jalan ,dan kebetulan ban kita kena paku pak"
"apakah kalian pasangan yang sudah menikah?" tanya pak RW
"kami bukan pasutri pak,kami bos dan bawahan"
kroyok warga "halah alasan aja kamu,cantik tapi sayang gak ada akhlak ,berani sekali m***m di desa orang !! apa kalian gak baca tulisan di depan "
ichan keluar dari mobil menghampiri syasya,
ternyata ichan dan syasya tidak membaca ada tulisan di depan "BUKAN PASUTRI DILARANG BERDUAAN /BERBUAT ZINA Di DESA X "
"pak mohon maaf sekali tapi kami benar benar tidak melakukannya sumpah demi Tuhan pak " syasya menangis tiba tiba kejadian masalalu di ingatnya kembali,
kemudian ichan memeluknya sambil berbisik
"sya aku mohon kamu jangan menutup mata, pandang aku sya aku akan menyelesaikkannya !!"ucap ichan
ichan mencoba berbicara baik baik tapi warga tidak mau tau
dan menyeret mereka berdua ke rumah pak RT ,
"nikahkan saja dulu secara siri ,dari pada bebuat zina di desa kita pak" unjuk salah satu warga
warga serentak setuju, syasya wajahnya sudah merah biru ichan pun takut syasya kenapa napa ,akhirnya ichan menyetujuinya .
"baik ,baik !! saya akan menikah siri disini "jawab tegas ichan walaupun ichan kurang paham apa itu nikah siri,
mereka bersiap siap ,syasya yang terus menangis memandangi ichan
"sya please berhentilah menangis atau aku akan marah disini dan meninggalkanmu dsini sekarang juga!!"pinta ichan, syasya mengangguk
kemudian mereka berdua keluar.
.
pak ustad & para warga sudah menunggu mereka berdua,
"apakah anda bersedia menikah secara agama dengan ananda syasya georgiona, dan bertanggung jawab sepenuhnya?" tanya pak ustad
"iya saya bersedia menikahi syasya dan akan bertanggung jawab sepnuhnya" jawab tegas ichan
----- bagaimana para warga? Sah?? ---
warga menjawab dengan srentak SAH --- alhamdullialah ,
.
.
.
nexts,,