BUNGA DI TEPI JALAN

1996 Kata
3 tahun berlalu begitu cepat, Arabella dan Kayla lulus Sekolah Menengah Pertama dengan nilai yang sangat memuaskan. Mereka berencana melanjutkan sekolah ke SMA yang sama. Mereka semakin bahagia ketika keinginan mereka untuk bersekolah di tempat yang sama terwujud. Arabella dan Kayla di terima masuk Sekolah Menengah Kejuruan yang sama meski mereka beda jurusan. Kayla memilih jurusan akutansi dan Arabella lebih memilih jurusan Akomodasi perhotelan. Di pagi hari yang cerah, dengan semangat yang sangat menggebu kedua gadis itu pergi ke sekolah baru mereka. Ini adalah hari pertama mereka masuk sekolah, dengan di antar Ayah yang selalu setia menemani mereka. Sesampai di sekolah, sepasang mata Kayla menangkap bayangan yang tak asing lagi berdiri di depan Arabella. Dengan sangat berhati-hati Kayla menghampiri mereka. "David?!" Tegur Kayla pada seseorang yang berdiri depan saudara perempuannya itu. Arabella dan lelaki itu pun menoleh bersamaan menghadap ke Kayla. "Kayla?!" Sebut David tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. "Loh kalian saling kenal?" Tanya Arabella tak kalah terkejudnya. Kayla mengangguk. "Iya kita satu sekolah dulu. Cuma kita beda kelas, aku di A. Kayla di B." Terang David menjelaskan kepada gadis yang baru saja di kenalnya itu. "Ngomong-ngomong kalian…" "Kita saudara. Aku kakaknya" Arabella segera menjawab seolah tau apa yang baru saja ingin David tanyakan. David sedikit heran karena Kayla tak pernah bercerita bahwa dia memiliki seorang kakak perempuan. "Wah, aku gak nyangka loh. Kalau kita bakal satu sekolah lagi, vid" Ucapan Kayla mencoba mengalihkan pembicaraan. Ia menyadari bahwa selama di sekolah SMP ia tak pernah bercerita tentang Arabella. "Ngomong-ngomong kamu ambil jurusan apa?" Tanya Kayla antusias bahagia karena lelaki yang menjadi cinta dalam hatinya selama ini ternyata satu sekolah lagi dengannya. "Aku jurusan Akomodasi perhotelan. Ayahku ingin aku melanjutkan usahanya" Terang David singkat. "Akomodasi perhotelan? Sama dong sama aku" "Kamu Akomodasi perhotelan juga?" Arabella mengangguk. "Wah, jangan-jangan kita jodoh hehehe" goda David kepada Arabella. Deg! Ada rasa panas membakar yang menjalar di hati Kayla saat mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan oleh David. "Nggak lucu!" tangkis Arabella sambil tersenyum malu. "Eh, ada buaya tapi bukan di rawa" decak Kayla menggoda David sambil berusaha menetralkan suasana hatinya. "Maksudmu? Aku?!" Mereka bertiga berbincang dan tertawa bersama. ***** Arabella, Kayla dan David telah melewati Masa Orientasi Sekolah yang di lakukan selama 3 hari di sekolah mereka. Hari ini adalah hari pertama mereka memasuki kelas sesuai jurusan masing-masing. David berjalan santai memasuki ruangan kelas yang akan menjadi kelasnya dalam 3 tahun ke depan itu dan memilih bangku dekat jendela, baris ke dua dari depan. "Loh! Kakaknya Kayla?!" gumam David saat menyadari bahwa gadis yang ada di depannya adalah Arabella. Gumaman David sontak membuat Arabella menoleh dan menuai senyum ke arahnya. 'Manisnya…' lirih David dalam hati. "Iya, Hai!" Arabella menyapa anak laki-laki yang berada tepat di belakangnya. "Waah, aku gak nyangka bisa sekelas sama kamu. Eh, kita udah kenal dari 3 hari yang lalu tapi aku belum tau nama kamu" Ucap David dengan mata yang berbinar. "Arabella. Panggil aja Bella" Jawab Arabella singkat. "Seneng bisa kenal sama kamu, Bel. Namaku David" Ucap David memperkenalkan dirinya. "Iya salam kenal, David" Tak lama, seorang pria dewasa berpakaian batik formal khas guru, yang tak lain adalah wali kelas mereka itu memasuki kelas dan mulai memperkenalkan dirinya. Hari ini adalah hari pertama belajar, para guru hanya memberi pelajaran atau cerita santai kepada murid baru mereka agar murid-murid mudah beradaptasi dengan sekolah dan pelajaran baru yang akan mereka terima nanti. Bel jam istirahat berbunyi, Para murid berhamburan keluar dari kelas mereka dan menuju kantin sekolah dengan wajah yang berbinar. Setelah menata mejanya, David begegas berlari mengejar Arabella yang sudah terlebih dahulu meninggalkan kelas menuju kantin. Di kantin, terlihat para siswa sedang tertib mengantri untuk mendapatkan seporsi menu makan siang yang di sediakan oleh sekolah. Seporsi makanan sudah berada di genggaman David, David celingukan menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sosok gadis yang baru saja ia ketahui namanya tadi pagi. Pantulan cahaya dari luar jendela menyinari Arabella yang sedang duduk sendiri menikmati makan siangnya, terlihat begitu cantik dan mempesona, menambah daya tarik tersendiri bagi David yang sudah menyukai Arabella sejak saat pandangan pertama. Ia kembali mengingat momen di mana saat bertemu dengan Arabella 3 hari yang lalu. Saat itu dia dan Arabella berjalan dari arah berlawan hingga di sebuah koridor mereka berpapasan, David yang sudah terpesona akan kecantikan Arabella mencari alasan agar mereka bisa saling berbicara yaitu dia berpura-pura menanyakan ruang guru. Arabella menjawabnya dengan singkat. Belum sempat mereka saling bicara, Kayla datang di tengah mereka. 'Ah, dasar Kayla! perusak suasana' rengeknya dalam hati. 'pokoknya kali ini gak boleh gagal lagi. Untungnya aku dan Bella satu kelas, kesempatan untuk mendekatinya lebih besar' lanjutnya. David berjalan mendekati Arabella, tanpa David sadari beberapa pasang mata para gadis gadis di sekolah mengikuti bayangannya. Sama seperti di sekolah SMPnya dulu, di sekolahnya yang sekarang David berhasil membuat semua para gadis tepesona oleh ketampanannya. Namun, siapa sangka baru cuma Arabella, gadis yang mampu mencuri perhatiannya. "Sendiri?"Tegur David kepada Arabella. Mendengar sapaan David, Arabella menghentikan aktifitas makannya dan mengangguk. "Aku boleh duduk sini?" Tanya-nya lagi sambil menaruh nampan yang berisi makanan miliknya di meja pas di hadapan kayla. "Silahkan!" Ucap Arabella singkat dan melanjutkan makannya. David membenarkan posisi duduknya dan mulai menyantap hidangan yang ia bawa tadi. "Oh, iya Bel. Kayla masuk jurusan apa?" Tanya David basa-basi. "Kayla milih jurusan akutansi" "Kalau kamu kenapa lebih memilih akomodasi perhotelan, Bel?" "Emm.. karna apa ya?" Dahi Arabella mengernyit seperti sedang memikirkan sesuatu, tak lama kemudian ia melanjutkan kalimatnya. "Karna di bidang ini banyak hal yang bisa di pelajari dan di kembangkan, misal jalanku bukan di hotel, tapi aku bisa aja berbisnis lainnya karna di jurusan ini juga di ajari soal memajukan dan mengembangkan sebuah usaha Hehehe" Arabella tertawa sebentar. "Sebenernya semua pelajaran di sini berguna untukku di masa depanku nanti. Lewat pelajaran house keeping dan laundry, aku bisa lebih mudah menata dan membersihkan rumah dan pakaianku, suamiku, dan anak-anakku secara baik dan profesional. Lewat pelajaran cook dan pastry, aku bisa menyajikan makanan dan kue lezat untuk mereka setiap hari. Dan pelajaran front office yang menuntut ketelitian, kerapian, keramah-tamahan, kesopanan, dan penampilan sangat berguna dalam membentuk kepribadian dan penampilanku saat ini" Terang Arabella menjelaskan semua yang ada di dalam pikirannya. David tercengang mendengar jawaban itu, membuat David semakin kagum dan menyukainya. "Berarti kamu sekolah jurusan ini hanya demi masa depanmu sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga nantinya?!" Tanya David tak percaya. Arabella mengangguk. "Iyah, apalagi jaman sekarang lagi musim pelakor. Pokoknya mulai dari sekarang aku harus banyak belajar menjadi istri dan ibu yang baik biar suamiku gak di rebut orang" "Wah, pastinya beruntung banget cowok yang bakal jadi suamimu, Bel" puji David. Arabella tersenyum simpul. ***** Lembaran demi lembaran buku yang di buka Kayla menciptakan suara khas. Kayla nampak serius mempelajari buku-buku yang ada di hadapannya sambil sesekali membenarkan kaca mata baca yang saat ini ia kenakan. Sedangkan Arabella tidur-tiduran di atas ranjang sambil membaca komik dan novel secara bergantian. Tiba-tiba mereka berdua menghentikan aktifitas mereka dan saling memanggil nama mereka. "Kay…" "Bell…" Ucap Arabella dan Kayla bersamaan. "Ada apa, Kayla?" tanya Arabella sigap. "Ada yang mau aku ceritain" jawab Kayla singkat. "Soal apa?" Tanya Arabella penasaran. "Em.. enggak deh. Kamu aja dulu, Bel!" ucap Kayla ragu. "Okelah, aku dulu ya" Arabella menarik nafas dalam dan menghembuskannya kemudian ia mulai melanjutkan kalimatnya. "Kayaknya aku suka sama David, masa iya aku jatuh cinta. Rasanya bahagia aja ada di sampingnya" Arabella bercerita sambil tersenyum malu-malu. Setelah itu kalimat selanjutnya terdengar sama hampir tak terdengar di telinga Kayla. Sedangkan Arabella masih terus melanjutkan ceritanya. Deg! Mendengar cerita saudari angkatnya yang sedang berbunga penuh cinta membuat hati Kayla terasa sangat sakit dan untuk pertama kalinya Kayla tak ikut bahagia melihat saudari yang sangat ia sayangi bahagia. "Kok melamun, Kay?" Suara Arabella memecah lamunan Kayla. "Eh, dulu kamu pernah cerita kalau kamu naksir temen sekolahmu di SMP. Kamu udah janji loh, bakalan cerita lebih lanjut kalau kita udah masuk SMA!" Arabella menagih janji Kayla. "Oh, itu. Kayaknya itu bukan perasaan cinta deh. Aku juga lupa kapan aku janji kayak gitu" tangkis Kayla sambil menenggelamkan pandangannya ke dalam buku-buku. Sifat baik David yang suka menolong, ramah, dan pintar membuat Kayla jatuh hati kepadanya. Di dukung dengan wajahnya yang tampan dan tubuh purposional membuat siapa saja pasti menyukainya. Tak heran di sekolahnya, David merupakan idola para siswi karena dia anak yang aktif di bidang olahraga seperti basket, sepak bola dan berbagai aktifitas sekolah lainnya sehingga nama David cukup populer pada jamannya. Gelagat Kayla yang sedang kasmaran berhasil di tangkap oleh Arabella sehingga membuat Arabella penasaran. Namun, Kayla tak menjawabnya dan berjanji akan bercerita nanti kalau usianya sudah cukup untuk mengerti apa itu cinta, tepatnya hari ini di mana dia sudah memasuki dunia SMA. Saat Kayla hendak bercerita, tak di sanka Arabella lebih dulu bercerita bahwa ia jatuh cinta kepada David sehingga membuat Kayla mengurungkan niatnya untuk bercerita. 'Mungkin saat ini bukan waktu yang tepat untukku bercerita. Semua ceritaku hanya akan merusak suasana. Aku akan bertekad dan bercerita padanya nanti… setelah aku tau bagaimana perasaan David padaku' gumam Kayla dalam hati sambil terus fokus kepada buku-buku yang sama sekali tak ia baca. ***** "Hai, Kayla!" sapa David yang tak sengaja bertemu Kayla di kantin sekolah. "Eh, David" Kayla tersenyum. Setelah mengantri dan mendapatkan makanan makan siang mereka duduk dan makan bersama berdua. Hal sesederhana itu saja sudah membuat hati Kayla sangat bahagia. Sedangkan Arabella agak terlambat ke kantin karena ia masih di panggil guru ke ruang guru. David terpilih sebagai ketua kelas dan Arabella sebagai sekertarisnya. Hari ini semua sekertaris kelas di panggil untuk berkumpul di ruang guru untuk mengumpulkan materi yang akan di bagikan kepada para siswa setelah jam istirahat selesai. "Wah, bener kata orang-orang kalau sekolah ini terkenal dengan makanannya yang enak-enak" goda David basa-basi untuk memulai pembicaraan. Kayla mengangguk dan memperhatikan nampan sekat berisi makanan yang berada di depannya. "Ini untukmu!" ucap David sambil menyodorkan minuman jus lemon kaleng. "Eh," gumam Kayla sambil memperhatikan minuman yang ada di tangan kanannya. "Ini bagus untuk daya tahan tubuhmu, Jangan lupa di minum ya!. Apalagi ketua kelas seperti kita aktivitasnya banyak banget" Jelas David. "Iya makasih, David" Hati Kayla berbunga karena merasa di perhatikan oleh orang yang di cintainya. " Ngomong-ngomong, kenapa kamu milih jadi ketua kelas, Kay?" Tanya David penasaran. "Emm, Gak tau juga, Vid. Aku di pilih kok bukan milih. Hehehe" Jawab Kayla sambil tertawa. Sebenarnya anak-anak di kelas Kayla merupakan anak-anak yang fokus dengan pelajaran mereka yang berkutat dengan dunia akutansi. Semua materi pelajaran berhasil memeras otak mereka, sehingga mereka sama sekali tak tertarik dengan aktifitas sekolah lainnya. Hal ini menjadi kesempatan emas bagi Kayla untuk menawarkan diri menjadi ketua kelas di kelasnya. Ia kembali mengingat kalau David menjadi ketua kelas selama 3 tahun di sekolah SMPnya dulu. Kayla berharap di sekolah ini dia bisa menjadi ketua kelas bersama David, sehingga mereka memiliki waktu untuk bertemu dan bersama meski kelas mereka berbeda. Di sisi lain, Arabella dan David juga semakin dekat dan akrab karena hubungan antara ketua kelas dan sekertaris membuat mereka banyak menghabiskan waktu bersama. Hal ini tentunya berhasil membuat hati Kayla terbakar api cemburu. Terlebih ia tau bahwa Arabella menyukai pria yang selama ini ia sukai. "Ngomong-ngomong kenapa kamu gak pernah cerita kalau kamu punya kakak perempuan? Seingetku dulu kamu cerita ke aku kalau kamu anak tunggal" tanya David sambil mengunyah makanannya. "Iya, Vid. Aku memang anak tunggal. Orang tuaku meninggal dalam kecelakaan saat aku berusia 7 tahun dan keluarga Bella lah yang mengadopsiku" Jawab Kayla sesingkat mungkin karena ia tak ingin mengingat tragedi itu lagi. "Maaf, Kay" David meminta maaf dan merasa bersalah karena membuat Kayla mengingat tragedi itu. "Gak pa-pa, Vid" Tiba-tiba raut wajah David berubah dan membenarkan posisi duduknya. "Kay, aku ingin kamu jadi orang pertama yang tau akan perasaanku" nada suara David terdengar serius. Jantung Kayla berdegup sangat kencang seolah ia bisa mendengarkan suara detak jantungnya sendiri. 'Mungkinkan ia akan mengungkapkan perasaannya padaku?' Gumamnya dalam hati. "Sebenarnya aku menyukai Bella" Ucap David sambil menuai senyum manisnya. Deg! Seketika semuanya terasa senyap bersama dengan jantung Kayla yang tiba-tiba seolah berhenti berdetak.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN