Chapter 02

1011 Kata
2000 TAHUN YANG LALU DINASTI WU DESA Xu SELATAN IBU KOTA KEKAISARAN Malam yang sunyi. Hanya suara jangkrik yang mengisi malam di desa Xu. Desa ini terletak di selatan Ibu Kota kekaisaran. Desa dengan sumber biji-bijian terbanyak. Di salah satu rumah penduduk, seorang perempuan cantik terbujur lemah. Wajahnya pucat, di sampingnya duduk seorang gadis berpenampilan pelayan. Gadis itu terus memegang tangan perempuan yang sedang terbaring. Matanya merah seperti mata kelinci, pipinya terdapat banyak bekas air mata. Entah berapa malam yang dia habiskan dengan menangis. Malam inipun sama, gadis itu menangis hingga tertidur. Hong Lian merasakan sakit di sekujur tubuhnya, terutama di d**a sebelah kiri. Itu benar benar menyakitkan. Matanya perlahan terbuka menampilkan bola mata Phoenix nya yang menatap sekeliling dengan bingung. Dia tidak mati? tapi ini di mana? Gadis itu mengedarkan pandangannya. Gaya rumah yang kuno juga perabotan antik, lalu pandangannya bertumpu pada gadis yang tertidur dengan posisi duduk dan penampilan yang menyedihkan. Wajah yang sedikit pucat lalu mata yang bengkak, dia yakin matanya pasti berwarna merah, dan juga bekas air mata yang mengering di pipinya. Siapa gadis kecil ini? Hong Lian mencoba duduk, tapi rasa sakit mendera kepalanya membuat dia kembali membaringkan tubuhnya. Dia memejamkan mata mencoba agar tidak berteriak. Lalu kilasan memori berputar di kepalanya tentang kehidupan seorang gadis dengan nama yang sama dengannya. Gadis lemah yang selalu di tindas. Walaupun begitu, gadis ini tidak pernah melawannya. Puncaknya adalah pembunuhan yang terjadi padanya, lebih tepat pemilik tubuh asli. Setelah rasa sakit sedikit berkurang, Hong Lian membuka kembali matanya. Semua ingatan yang berputar di kepalanya tadi adalah milik seorang gadis yang tubuhnya kini dia tempati. Gadis itu mati karena panah tunggal yang menancap di jantung nya, lalu dia datang menempati tubuhnya. Pemilik asli tubuh ini adalah Permaisuri kekaisaran Ning, Baili Hong Lian. Hong Lian menghela nafas. Dia benar benar menyebrang dan berakhir di tubuh seorang Permaisuri. Hong Lian bangkit dan turun dari tempat tidur dengan hati-hati, takut membangunkan gadis yang sedang tertidur. Lalu dia berjalan mendekati meja untuk mengambil cermin. Dia terkejut hingga nyaris berteriak. Wajah ini ... ini benar-benar identik dengan wajahnya di era modern atau bisa di katakan, rupa ini adalah bentuk lembutnya. Surga, apakah pemilik tubuh ini leluhurnya?. Setelah mengatasi keterkejutannya, Hong Lian memandang gadis kecil yang sedang tertidur. Hong Lian ingat nama gadis itu adalah Jin Xin, pelayan yang sudah di sisinya sejak dia kecil. Dulu dia bukan pelayannya, tapi Ibunya adalah pelayan pribadi Ibu pemilik tubuh asli. Setelah Ibu pemilik tubuh asli meninggal, Ibu Jin Xin yang merawatnya. Tapi tidak lama, Ibu Jin Xin juga meninggal. Setelah ibunya meninggal, Jin Xin menggantikan ibunya menjadi pelayan di sisinya. Hong Lian berjalan pelan menuju gadis itu. Tangannya terulur, membenahi rambut yang tersesat di wajah gadis cantik itu. Saat melihat wajahnya dari dekat, ia menghela nafas. Wajahnya benar benar mengerikan. Hong Lian berpikir, apakah gadis ini menangis sepanjang waktu? Dengan hati hati dia mengangkat tubuh kecil itu lalu membaringkannya di tempat tidur. Setelah selesai, Hong Lian berjalan keluar kamar, dia ingin mencari udara segar. Lagi pula sebentar lagi langit akan menjadi cerah. Hong Lian berjalan di sekitar rumah, hingga dia melihat kursi di bawah pohon bunga magnolia ungu. Sekarang musim semi membuat pohon itu di penuhi bunga dengan beberapa kelopak yang terbang terbawa angin. Hong Lian berjalan menuju kursi itu lalu ia duduk. Wajahnya menengadah membuat wajah cantiknya terkena sinar bulan. Jika ada yang melihatnya, mungkin mereka akan mengira dia adalah dewi yang turun ke bumi. Gaun putihnya berkibar tertiup angin, pandangannya kosong menatap langit. Dia sedang memikirkan alur cerita hidupnya. Dulu dia adalah anak yatim piatu, hidup sendiri dalam gelap, lalu Yun Yi datang membawa cahaya. Tapi siapa yang tau, pada akhirnya cahaya itu yang membunuhnya. Dan sekarang dia di sini, hidup kembali di Dinasti Wu dan menjadi errr ... Permaisuri. Permaisuri dari kekaisaran terbesar di Daratan Timur, kekaisaran Ning. Dia adalah Permaisuri yang terkenal dengan ‘tidak berguna, bodoh dan bahu dingin kaisar’. Suaminya, kaisar Ning. Zang Yuan adalah kaisar yang terkenal dengan ketegasannya dalam memerintah. Dia juga terkenal dengan ‘ Tubuh sesuci giok ‘. Dia adalah kaisar yang dingin kepada siapapun terutama kepadanya, istri sekaligus permaisuri yang tak di inginkan, tetapi karna dekrit kekaisaran Kaisar terdahulu, dia terpaksa menikahinya. Dari ingatan yang di tinggalkan pemilik tubuh, sang Kaisar tidak pernah sekalipun mengunjunginya, bahkan saat malam pernikahannya. Huh, bahkan menyapanya pun dia enggan. Jika ada pertemuan-pertemuan penting yang seharusnya melibatkannya, laki-laki itu tidak pernah membawanya, dia lebih memilih membawa Selir pertamanya yang juga kakak tirinya, Baili Yuyan. Jika kaisar melihatnya, kilatan kebencian di matanya sangat kentara. Dan itu membuat para selir berani menindasnya, bahkan pelayan akan berlaku tidak sopan padanya, walaupun tindakan mereka tidak secara langsung karna tameng Ibu Suri, tapi tetap saja dia yang sebagai permaisuri di tindas oleh pelayan rendahan membuat reputasi nya menjadi hitam. Hong Lian menghela nafas berat. Kaisar dan para jalang sialannya, baik, tunggu sampai aku kembali. Aku Hong Lian, akan membalas kalian berkali-kali lipat terutama kamu, Baili Yuyan. Dia tau bahwa yang mengirim pembunuh bayaran untuk membunuhnya adalah Baili Yuyan, kakak tirinya yang juga Selir pertama. Dia menjadi selir karna usahanya dan sekarang dia ingin membalas usahnya dengan membunuhnya. Bagus, bagus sekali. Dia ingin posisi Permaisuri bukan? Maka bermimpilah!!. Lagi lagi Hong Lian menghela nafas. Tangannya mengepal, ekspresi wajahnya berubah serius. Hong Lian, jangan khawatir karna aku menempati tubuhmu, maka penderitaanmu, aku akan membuat mereka membayar lunas. Itu adalah janji Hong Lian kepada pemilik tubuh. Hong Lian tersadar dari lamunannya saat seseorang menepuk bahunya. Dia memandang gadis kecil di sampingnya. Hong Lian meneliti orang di depannya. Wajah halus dengan mata bulat dan bulu mata yang lentik. Tubuhnya tipis, seakan-akan jika tertiup angin, tubuhnya akan terbang. Gadis ini adalah Jin xin. Wanita kecil yang selalu menjadi tameng pemilik tubuh asli. Yang selalu bersedia mengambil pukulan yang seharusnya menjadi milik ‘Hong Lian’. Yang mau menderita untuk ‘Hong Lian’. Yang selalu setia kepada Hong Lian’. Yang selalu menemani ‘Hong Lian’. Yang selalu menghibur ‘Hong Lian’. Karena dia sekarang menempati tubuh ini, mulai detik ini, jika ada yang menyakitinya bahkan seujung rambut, dia akan membalasnya selebar dunia. Wǒ bǎozhèng.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN