Evander, Maaf.

2152 Kata

Keesokan harinya, Devanya berlari dengan tergesa memasuki perusahaan Keenan dengan menangis.  Hal itu cukup mengundang banyak perhatian saat Devanya menerobos masuk melalui pintu lift VIP yang biasa Keenan gunakan. Namun perjalanannya tak dapat berjalan mulus sejak Kyoto menghalangi langkahnya tepat di depan ruangan Keenan. "Maaf nona Devanya, silahkan kembali. Tuan Muda tengah menghadiri rapat penting." "Siapa kau berani menghalangi jalanku! Menyingkir, menyingkir dari hadapanku. Aku harus bertemu Keenan sekarang." perintah Devanya sombong. Rasa gelisah, takut, marah dan kesal bercampur aduk menjadi satu. Wajahnya yang biasa cantik kini tampak kalut dengan cekungan mata yang dalam. Sepertinya, semalam dia tak dapat memejamkan matanya dan ingin segera bertemu Keenan untuk memi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN