Part 20

1637 Kata
William tentu tahu apa yang terjadi pada hidup dan keluarga Clara di masa lalu. Perceraian sepasang suami istri seharusnya hanya menjadi masalah suami istri itu, bukan orang lain yang tidak tahu apa-apa, tapi hanya banyak bicara. Namun hal seperti itu sangat sulit untuk dihindari karena masih ada banyak orang yang suka mengurus hidup orang lain dibanding mengurus hidupnya sendiri. Di sisi lain, William tidak mengerti kenapa Clara masih bisa mencintai pria yang bahkan jelas-jelas sudah Clara yakini berselingkuh. “Cinta? Kau mencintai orang yang salah,” gumam William, kemudian meneguk habis minumannya. bagi William cinta yang sesungguhnya tanpa rasa sakit, tapi jika penuh dengan rasa sakit maka itu bukan cinta, melainkan penderitaan. “Mencintai seseorang yang salah atau benar hanya bisa diketahui jika kau memperjuangkannya. Aku yang menemani Andrew dari saat masih bukan siapa-siapa, menjadi seseorang seperti sekarang. Kau ingat bukan dulu orang-orang menilaiku sebagai berandalan yang tidak punya cita-cita dan masa depan ...” Clara kembali mengingat masa lalunya yang terasa menyenangkan saat bersama Andrew. “Tapi pada kenyataannya mereka hanya tidak tahu kalau cita-cita dan masa depanku adalah melihat orang yang kucintai sukses. Aku menemani dan menghiburnya saat dia terjatuh dalam perjalanannya meraih kesuksesan. Aku selalu memberikan bahuku sebagai sandarannya saat dia lelah. Aku merawatnya saat dia sakit dan aku bahkan menggunakan tabunganku untuk membantu usahanya yang mengalami kesulitan saat awal-awal didirikan. Aku melakukan banyak hal untuknya. Bagaimana bisa sekarang seorang wanita datang begitu saja setelah Andrew sukses, lalu ingin merebutnya dariku?” dan semua kenangan indah itu seketika lenyap setelah mengingat lagi apa yang sekarang terjadi di antara dirinya dan Andrew. “Suamimu juga bersalah, kan? Kenapa kau hanya ingin menghukum wanita itu?” tanya William. Clara tahu hal itu. Clara tahu bahwa suaminya juga bersalah dalam perselingkuhan, sebab perselingkuhan tidak mungkin terjadi jika hanya ada satu orang yang salah. “Cinta. Aku tidak bisa menghukum seseorang yang kucintai. Aku hanya ingin berjuang agar dia tetap bersamaku. Jika aku masih bisa memilikinya bahkan dengan cara terlicik sekalipun, kenapa aku harus menghukumnya dengan kematian?” Ternyata cinta lagi-lagi memainkan perannya. William tidak tahu cinta jenis apa yang sedang Clara perjuangkan. Entahlah. William pikir mungkin dirinya yang belum benar-benar memahami arti dari cinta yang sesungguhnya. •••• Ini sudah pukul 10.15 malam. Rachel tentu sudah tidur dengan ditemani oleh Delvin karena Rachel sangat suka dibacakan dongeng oleh Delvin. Sementara di ruang tamu ada Sandra yang lagi-lagi mengusir Darren. “Pergilah. Rachel pasti sudah tidur, jadi, kau tidak perlu lagi ada di sini.” Inilah yang Sandra katakan pada Darren. “Aku ingin di sini. Jika tidak kau izinkan, maka aku akan katakan pada pada Rachel kalau kau mengusirku.” Darren lagi-lagi bicara dengan santai untuk melawan kemarahan Sandra. Sandra mengepal tangannya. Demi Tuhan, Sandra sangat ingin mengirim Darren neraka sekarang juga. “Sialan! Kau ....” “Jangan melewati batasanmu. Tidak ada bukti sah bahwa kau adalah ayah Rachel, karena hasil tes DNA yang kau bawa sangat mungkin untuk kau palsukan. Kau pasti merasa harga dirimu telah dinjak oleh Sandra dan ingin balas dendam, tapi balas dendam dengan memanfaatkan anak kecil adalah tidakkan seorang pengecut.” Kalimat Sandra terpotong karena Delvin bicara dan sekarang berdiri tepat di hadapan Darren, sementara Sandra ada di belakang Delvin. Darren tersenyum dengan mengangkat salah satu sudut bibirnya begitu mendengar kalimat yang keluar dari mulut Delvin. Melihat bagaimana Delvin selalu membuat Sandra berada di belakangnya, membuktikan betapa besar keinginan Delvin untuk melindungi Sandra dan itu bukan hanya karena mereka adalah sama-sama anak angkat Victor. Cinta. Darren kembali bisa melihat itu dari Delvin untuk Sandra. Pasti akan sangat seru jika bisa merebut wanita yang dicintai bocah menyebalkan tepat di depan matanya. Itulah yang Darren pikirkan. “Kau sangat menyebalkan. Jika kau tidak tahu apa-apa, maka lebih baik kau diam. Sudah aku katakan kalau tidak tahu apa-apa ...." “Berhenti!” Sandra menyela kalimat Darren karena ponselnya berdering. Saat menjawab panggilan itu, Sandra memberi isyarat agar Darren dan Delvin diam dengan meletakkan jari telunjuknya di bibirnya. Kedua pria itu menurut tanpa ada penolakkan. Delvin tentu sudah paham siapa yang menelepon jika Sandra sampai memberi isyarat seperti ini, maka dari itu Delvin diam. Sementara Darren lebih ke arah penasaran siapa yang memelepon Sandra hingga terlihat sangat penting. “Aku mengerti. Aku akan ke sana. Aku tiba dalam waktu kurang dari 1 jam. Sampai nanti.” Sandra mematikan ponselnya, lalu mendekati Delvin dan membisikkan sesuatu. “Aku mengerti. Jangan khawatir,” ucap Delvin meyakinkan Sandra. Sandra mengangguk pelan, kemudian masuk ke kamarnya. Sandra mengganti pakaiannya dan keluar dengan menenteng kunci mobil. Sandra sempat melirik ke arah Darren sebelum keluar dari rumah. Sandra harap Darren tidak berulah saat dirinya pergi. Tapi, Sandra percaya kalau Delvin bisa menangani Darren jika saja dia memang berulah. “Ke mana dia pergi?” Darren bergumam dan menatap punggung Sandra. “Jangan ikut campur terlalu jauh. Itu tidak baik untukmu.” Delvin kembali bicara dan ini terdengar seperti peringatan untuk Darren. Darren kembali menatap Delvin yang sungguh berani bicara seperti itu padanya. Darren benar-benar tidak suka pada bocah di hadapannya. “Benarkah? Aku ingin tahu apa yang dimaksud dengan tidak baik.” Darren tersenyum pada Delvin, lalu pergi. Darren ingin tahu apa yang Sandra lakukan sampai harus pergi pada tengah malam. Wanita itu benar-benar penuh dengan tanda tanya. •••• “Darren sepertinya mengikutimu. Akan merepotkan jika dia tahu kau ke mana dan untuk apa.” Sandra langsung melirik ke arah spion setelah diberitahu oleh Delvin dan ternyata benar mobil Darren berada tepat di belakang mobilnya. “Aku mengerti.” Sandra berucap dengan singkat, lalu menyudahi panggilan dengan Delvin. Sandra menambah kecepatan mobilnya untuk lari dari Darren. Bodohnya Darren berpikir bisa dengan mudah tahu semua tentang dirinya. Entah apa yang Darren rencanakan, yang jelas Sandra tidak akan membiarkan rencana Darren berjalan dengan lancar. Pria b******k tidak boleh menang dalam pertarungan ini. Banyak hal Sandra pelajari dari Victor, termasuk cara meloloskan diri saat terlibat kejar-kejaran di jalan raya. Sandra sudah dilatih untuk situasi seperti ini dan karena itulah tidak sulit bagi Sandra untuk melarikan diri dari Darren. Dalam sekejap mobil Sandra telah hilang dari pandangan Darren. “Sialan! Ke mana dia?!” Darren menggerutu kesal karena kehilangan jejak Sandra. Setelahnya Darren mendapat telepon dari Addy. “Kenapa? Ada orang mencurigakan?” tanya Darren begitu menjawab panggilan dari Addy. “Aku justru bertanya padamu. Kenapa kau mengikuti Sandra? Tidak. Sandra telah hilang entah ke mana.” “Diamlah!” bentak Darren, lalu mematikan ponselnya. Darren benar-benar kesal sekarang. Menjatuhkan harga dirinya, mengalahkannya dalam pertarungan, memberikan tanda di tubuhnya yang mana itu adalah tindakkan terlarang, dan sekarang melarikan diri dengan mudahnya. Astaga, Sandra sudah melakukan banyak kejahatan padanya. Darren semakin terobsesi untuk menaklukkan Sandra. “Belum ada yang berhasil lolos saat kejar-kejaran di jalan raya denganku. Kau benar-benar menjatuhkan harga diriku. Sialan!” Darren kembali berteriak kesal. “Kenapa aku sangat penasaran dengan apa yang dia lakukan? Ahh! Sialan!” lagi. Darren lagi-lagi berteriak kesal. •••• Mobil Sandra berhenti di depan sebuah bar elit. Sandra masuk ke dalam bar itu, lalu pergi ke ruangan khusus pelanggan VIP. Ruangan yang sangat menjaga privasi, menjadi tempat favorit Sandra untuk membicarakan bisnis. Saat masuk ke sana, Sandra tidak sengaja ditabrak seorang wanita. Wanita itu meminta maaf, tapi Sandra tidak menanggapi permainan maafnya, melainkan hanya menatap wanita yang ia tabrak. Clara. Itulah yang tidak sengaja Sandra tabrak. Clara kini mengangkat kepalanya dan melihat Sandra yang menatapnya. Ternyata wanita yang ia tabrak adalah Sandra. Ini sangat tidak terduga. “Kenapa? Kau tidak menerima permintaan maafku?” tanya Clara. “Kau terlihat menyedihkan.” Sandra hanya mengatakan ini, lalu pergi. Clara tidak akan melawan apa yang Sandra katakan tentang dirinya, sebab itu memang benar. Ia memang menyedihkan. Tapi ini tidak akan berlangsung laman. Balas dendam akan mengakhiri kehidupannya yang menyedihkan. Tadinya Clara percaya bahwa wanita itu adalah Sandra. Itu berlangsung selama beberapa waktu hingga membuatnya selalu sinis pada Sandra, tapi tidak pernah tercium aroma parfum yang sangat ia benci dari tubuh Sandra. Awalnya Clara pikir mungkin Sandra sengaja tidak memakai parfum itu saat bertemu dengannya agar ia tidak curiga, sebab Clara yakin kalau Sandra pintar dan licik. Sampai saat hari ulang tahun Sandra dan Rachel, Clara bertemu dengan wanita yang memiliki aroma parfum itu. Clara tidak tahu siapa yang harus ia curigai sekarang. Ini membingungkan. Deringan ponsel membuat lamunan Clara buyar. Clara menatap ponselnya dan yang menelepon adalah suaminya. “Halo?” ucap Clara setelah menjawab telepon suaminya sembari berjalan keluar dari bar. “Kau bilang hanya keluar sebentar untuk bertemu dengan temanmu. Ini sudah jam berapa? Kapan kau akan pulang?” suara Louis terdengar yang membuat Clara mempercepat langkahnya. “Aku sudah dalam perjalanan pulang sekarang,” ujar Clara. Sementara di dalam ruangan pelanggan VIP. Sandra saat ini sudah bertemu dengan seorang pria yang badannya cukup berisi dan terlihat memakai kaca mata. Terlihat cukup polos, tapi pekerjaannya akan membuat semua orang terkejut. Pria bernama Nick Cho ini mengeluarkan sebuah tap dari dalam tasnya, lalu dinyalakan dan diberikan pada Sandra setelah menampilkan foto serta informasi lengkap tentang seseorang. Sandra langsung meletakkan gelas minumanya setelah menerina tab dari Nick. Saat melihat foto targetnya, Sandra seketika menyemburkan minumannya. “Kenapa dia ...” Sandra tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena terlalu terkejut. “Ada apa denganmu? Ini target besar. Kita akan mendapat 1 juta Dollar!” Nick terlihat sangat bersemangat. 1 juta Dollar adalah angka yang luar biasa. Sandra akui hal itu dan kalau saja targetnya adalah orang lain, maka Sandra tidak akan berpikir dua kali untuk membunuhnya, tapi targetnya adalah Darren Kang, pria b******k yang sekarang sangat dekat dengan anaknya. Entah apa yang akan terjadi pada Rachel jika tiba-tiba mendengar kabar kematian Darren. Meski Sandra sendiri tidak yakin bahwa Darren sungguh ayah Rachel, tapi Sandra tidak bisa mengabaikan kasih sayang Rachel pada Darren. “Siapa yang menginginkan kematian pria ini?” Sandra bertanya pada Nick.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN